Jembatan ‘Belanda’ Hanya Tinggal Kenangan
Jembatan Gantung di Blahbatuh Mulai Dibongkar
GIANYAR, NusaBali - Jembatan gantung peninggalan Belanda yang miring di atas Vihara Amurwa Bhumi, Jalan Wisma Gajah Mada, Blahbatuh, Gianyar tak lama lagi akan tinggal kenangan.
Jembatan yang saat ini kondisinya miring karena satu slingnya putus sudah tak memungkinkan diperbaiki. Jembatan berusia 115 tahun tersebut diputuskan dibongkar. Aktivitas pembongkaran sudah mulai dilakukan pada, Minggu (10/12).
Evakuasi besi jembatan dilakukan secara bertahap per dua meter. Selama evakuasi, arus lalu lintas di atas jembatan aspal menghubungkan Kecamatan Sukawati dan Blahbatuh akan dibuka tutup. Evakuasi menerjunkan alat berat berupa crane. Mandor penanganan jembatan, Putu Griya Adiputra saat ditemui mengatakan proses pengangkatan dilakukan secara bertahap dengan memotong-motong jembatan.
“Dipotong semeter dua meter, secara bertahap, untuk menghindari jembatan jatuh, yang dilakukan dengan hati-hati dan bertahap oleh petugas yang ahli di bidangnya,” kata Adiputra, Minggu sore. Dikatakan, pemotongan dilakukan dari sisi timur dengan mengikat jembatan ke sisi jembatan yang baru agar tidak jatuh ke bangunan Vihara yang ada di bawah jembatan dan menghindari hal-hal yang membahayakan.
“Proses pengerjaan tidak bisa dilakukan sehari dua hari ini saja, bisa sampai satu minggu karena membutuhkan waktu dan ketelitian, terlebih tali slingnya putus, selain itu jalan sebaiknya ditutup sebagian untuk mempermudah proses pembongkaran jembatan,” jelasnya. Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukinan (PUPRKIM) Provinsi Bali, Nusakti Yasa Wedha menyampaikan jembatan yang miring akan segera dibongkar menunggu izin dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali. Dinas PUPRKIM Bali diperbantukan oleh BBPJN Jawa Timur-Bali untuk melakukan penanganan jembatan.
Nusakti mengungkapkan, semula pembongkaran jembatan tersebut sedianya akan dilaksanakan tahun 2024 dan sudah disetujui oleh BBPJN Jawa Timur-Bali.
Namun pada hari Jumat, 1 Desember 2023 lalu, tali sling sisi barat putus sehingga menyebabkan jembatan miring dan membahayakan bangunan yang ada di sekitarnya.
Pembongkaran kini akan dilakukan sesegera mungkin untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Warga diharapkan tidak melintasi jembatan yang diperkirakan putus tali slingnya akibat dimakan usia itu. "Saat ini sudah kami putuskan sesuai hasil rapat dengan Balai Jalan, segera secepatnya kita tangani dan mobilisasi peralatan bertahap akan dimulai secepatnya besok, sembari memastikan metode terbaik dan aman," ujar Nusakti.
Seperti diketahui, tali sling jembatan yang dibangun pada zaman kolonial Belanda itu putus pada, Jumat (1/12) lalu sekitar pukul 17.30 Wita. Jembatan gantung yang dibangun sekitar tahun 1908 silam itu mengalami kemiringan dari posisi aslinya. Dengan panjang sekitar 60 meter dan lebar 5 meter, rangka-rangkanya juga sebagian sudah mulai keropos. Dugaan tali dan penutup sling vertikal putus diakibatkan karena faktor usia yang mengalami korosi dan faktor cuaca. Demi keamanan, kepolisian telah memasang garis polisi di sekitar jembatan, utamanya pintu masuk vihara.
Juru Kunci Vihara Amurva Bhumi Tjwa Sin Liang mengungkapkan tali sling putus ada pada bagian sisi barat jembatan gantung saat turun hujan deras. “Yang terputus tali sling yang selatannya, sedangkan yang utara masih utuh dan kuat. Namun demikian ini sangat mengkhawatirkan, sehingga kami tutup sementara viharanya,” jelas Liang, Senin (4/12) lalu. Liang mengatakan vihara ditutup karena umat Budha parkir di timur jembatan. Selain itu, akses jalan menuju vihara itu berada di bawah jembatan, sehingga dikhawatirkan membahayakan umat. Kondisi tali sling jembatan di atas Tukad Petanu itu sudah tampak memerah sejak setahun terakhir. 7 nvi
Evakuasi besi jembatan dilakukan secara bertahap per dua meter. Selama evakuasi, arus lalu lintas di atas jembatan aspal menghubungkan Kecamatan Sukawati dan Blahbatuh akan dibuka tutup. Evakuasi menerjunkan alat berat berupa crane. Mandor penanganan jembatan, Putu Griya Adiputra saat ditemui mengatakan proses pengangkatan dilakukan secara bertahap dengan memotong-motong jembatan.
“Dipotong semeter dua meter, secara bertahap, untuk menghindari jembatan jatuh, yang dilakukan dengan hati-hati dan bertahap oleh petugas yang ahli di bidangnya,” kata Adiputra, Minggu sore. Dikatakan, pemotongan dilakukan dari sisi timur dengan mengikat jembatan ke sisi jembatan yang baru agar tidak jatuh ke bangunan Vihara yang ada di bawah jembatan dan menghindari hal-hal yang membahayakan.
“Proses pengerjaan tidak bisa dilakukan sehari dua hari ini saja, bisa sampai satu minggu karena membutuhkan waktu dan ketelitian, terlebih tali slingnya putus, selain itu jalan sebaiknya ditutup sebagian untuk mempermudah proses pembongkaran jembatan,” jelasnya. Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukinan (PUPRKIM) Provinsi Bali, Nusakti Yasa Wedha menyampaikan jembatan yang miring akan segera dibongkar menunggu izin dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali. Dinas PUPRKIM Bali diperbantukan oleh BBPJN Jawa Timur-Bali untuk melakukan penanganan jembatan.
Nusakti mengungkapkan, semula pembongkaran jembatan tersebut sedianya akan dilaksanakan tahun 2024 dan sudah disetujui oleh BBPJN Jawa Timur-Bali.
Namun pada hari Jumat, 1 Desember 2023 lalu, tali sling sisi barat putus sehingga menyebabkan jembatan miring dan membahayakan bangunan yang ada di sekitarnya.
Pembongkaran kini akan dilakukan sesegera mungkin untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Warga diharapkan tidak melintasi jembatan yang diperkirakan putus tali slingnya akibat dimakan usia itu. "Saat ini sudah kami putuskan sesuai hasil rapat dengan Balai Jalan, segera secepatnya kita tangani dan mobilisasi peralatan bertahap akan dimulai secepatnya besok, sembari memastikan metode terbaik dan aman," ujar Nusakti.
Seperti diketahui, tali sling jembatan yang dibangun pada zaman kolonial Belanda itu putus pada, Jumat (1/12) lalu sekitar pukul 17.30 Wita. Jembatan gantung yang dibangun sekitar tahun 1908 silam itu mengalami kemiringan dari posisi aslinya. Dengan panjang sekitar 60 meter dan lebar 5 meter, rangka-rangkanya juga sebagian sudah mulai keropos. Dugaan tali dan penutup sling vertikal putus diakibatkan karena faktor usia yang mengalami korosi dan faktor cuaca. Demi keamanan, kepolisian telah memasang garis polisi di sekitar jembatan, utamanya pintu masuk vihara.
Juru Kunci Vihara Amurva Bhumi Tjwa Sin Liang mengungkapkan tali sling putus ada pada bagian sisi barat jembatan gantung saat turun hujan deras. “Yang terputus tali sling yang selatannya, sedangkan yang utara masih utuh dan kuat. Namun demikian ini sangat mengkhawatirkan, sehingga kami tutup sementara viharanya,” jelas Liang, Senin (4/12) lalu. Liang mengatakan vihara ditutup karena umat Budha parkir di timur jembatan. Selain itu, akses jalan menuju vihara itu berada di bawah jembatan, sehingga dikhawatirkan membahayakan umat. Kondisi tali sling jembatan di atas Tukad Petanu itu sudah tampak memerah sejak setahun terakhir. 7 nvi
Komentar