Mangku Pastika Pacu Semangat Mahasiswa jadi Pemimpin Berkarakter
DENPASAR, NusaBali - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Bali, Made Mangku Pastika memacu semangat para mahasiswa di Provinsi Bali agar dapat menjadi calon-calon pemimpin masa depan yang berkarakter.
"Saya bangga jika nanti kalian ketika menjadi pemimpin dapat menyuarakan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan. Tetapi mesti diingat, harus menjadi pemimpin dengan memiliki karakter baik," kata Pastika di Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar di Denpasar, Sabtu (10/12).
Pastika menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam seminar nasional bertajuk "Membangun Karakter Legislatif Muda yang aktif" di Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Menurut Gubernur Bali periode 2008-2018 itu, untuk menjadi pemimpin di era Society 5.0 yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi, semakin tidak mudah karena menjadi begitu gampang untuk menyampaikan kritik melalui media sosial. "Menjadi pemimpin harus memiliki berbagai kelebihan, jangan yang biasa-biasa saja. Tentu harus lebih pintar, lebih berani, lebih jujur, harus mau berkorban, dan berbagai kelebihan lainnya," ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, untuk bisa bersaing di tengah kompetisi yang semakin keras, tentu harus paham dengan teknologi informasi dan menguasai Bahasa Inggris. "Tetapi karakter yang tidak boleh berubah apapun era atau zamannya dan menjadi penting itu adalah karakter kejujuran dan ketulusan seorang pemimpin," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Pastika mengaku senang karena mahasiswa Poltekkes tak saja mempelajari kompetensi di bidang kesehatan, tetapi juga ditempa dan dilatih menjadi calon-calon pemimpin masa depan dengan berbagai kegiatan yang digelar Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM).
Terkait mahasiswa Poltekkes yang memang dicetak menjadi tenaga profesional di bidang kesehatan, Pastika mengingatkan agar dapat betul-betul menekuni ilmu yang dipelajari dan tentu harus memiliki karakter yang melayani dengan tulus, senyum, sopan santun, dan memiliki kesabaran. "Pasien kalau bertemu dengan perawat ataupun dokter yang tidak ada senyum, maka mereka tidak mau kembali," ucapnya berseloroh.
Direktur Poltekkes Kemenkes Denpasar Dr Sri Rahayu berharap melalui pelaksanaan seminar tersebut dapat memberikan manfaat kepada para mahasiswa yang merupakan calon-calon pemimpin masa depan. "Dengan demikian dalam proses pendidikan bisa mendapatkan nilai tambah. Tak saja mendapatkan ilmu dari kurikulum yang sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni. Ide-ide kreatif dan inovatif silakan dituangkan dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan," katanya. 7 ant
Pastika menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam seminar nasional bertajuk "Membangun Karakter Legislatif Muda yang aktif" di Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Menurut Gubernur Bali periode 2008-2018 itu, untuk menjadi pemimpin di era Society 5.0 yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi, semakin tidak mudah karena menjadi begitu gampang untuk menyampaikan kritik melalui media sosial. "Menjadi pemimpin harus memiliki berbagai kelebihan, jangan yang biasa-biasa saja. Tentu harus lebih pintar, lebih berani, lebih jujur, harus mau berkorban, dan berbagai kelebihan lainnya," ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, untuk bisa bersaing di tengah kompetisi yang semakin keras, tentu harus paham dengan teknologi informasi dan menguasai Bahasa Inggris. "Tetapi karakter yang tidak boleh berubah apapun era atau zamannya dan menjadi penting itu adalah karakter kejujuran dan ketulusan seorang pemimpin," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Pastika mengaku senang karena mahasiswa Poltekkes tak saja mempelajari kompetensi di bidang kesehatan, tetapi juga ditempa dan dilatih menjadi calon-calon pemimpin masa depan dengan berbagai kegiatan yang digelar Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM).
Terkait mahasiswa Poltekkes yang memang dicetak menjadi tenaga profesional di bidang kesehatan, Pastika mengingatkan agar dapat betul-betul menekuni ilmu yang dipelajari dan tentu harus memiliki karakter yang melayani dengan tulus, senyum, sopan santun, dan memiliki kesabaran. "Pasien kalau bertemu dengan perawat ataupun dokter yang tidak ada senyum, maka mereka tidak mau kembali," ucapnya berseloroh.
Direktur Poltekkes Kemenkes Denpasar Dr Sri Rahayu berharap melalui pelaksanaan seminar tersebut dapat memberikan manfaat kepada para mahasiswa yang merupakan calon-calon pemimpin masa depan. "Dengan demikian dalam proses pendidikan bisa mendapatkan nilai tambah. Tak saja mendapatkan ilmu dari kurikulum yang sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni. Ide-ide kreatif dan inovatif silakan dituangkan dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan," katanya. 7 ant
1
Komentar