3 Instruksi Megawati Songsong Pemilu 2024
Pertama, turun ke bawah, perkuat akar rumput. Kedua, jurkam dan relawan sosialisasikan Ganjar-Mahfud. Ketiga, mempersiapkan saksi pileg dan pilpres dengan sebaik-baiknya.
JAKARTA, NusaBali
Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan tiga instruksi kepada kadernya untuk menyongsong Pilpres 2024. Instruksi tersebut dibeberkan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat
memberikan pidato dalam rangkaian safari politik dan konsolidasi struktural DPC PDIP Kabupaten Lebak, di Gedung As-Sakinah, Banten, Minggu (10/12/2023).
Instruksi pertama, kata Hasto, adalah turun ke bawah (turba). Dia menegaskan, bersentuhan langsung dengan rakyat adalah kerja politik terbaik untuk menang Pemilu 2024.
“Perintah dari Ibu Megawati kepada kita semua. Yang pertama segera turun ke bawah, perkuat akar rumput, lakukan door to door menyapa rakyat dengan penuh keyakinan diri,” ucap Hasto dalam keterangan tertulisnya.
Megawati juga menginstruksikan juru kampanye (jurkam) dari partai maupun relawan untuk menyosialisasikan kepemimpinan pasangan capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. “Komitmen keberpihakannya kepada anak-anak muda, komitmen keberpihakannya untuk memberantas korupsi sebagai upaya meningkatkan taraf kehidupan bangsa," imbuh Hasto.
Instruksi Megawati yang ketiga, mempersiapkan saksi pemilu legislatif (pileg) dan pemilu presiden (pilpres) dengan sebaik-baiknya. Menurut Hasto, nantinya di setiap tempat pemungutan suara (TPS) ada dua saksi dari PDIP, satu saksi untuk pemilu legislatif dan satu saksi pemilu presiden. “Kemudian nanti juga ada satu saksi pilpres bersama partai lain dan juga relawan,” ucap Hasto.
Pada kesempatan tersebut, Hasto menyatakan, pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, merupakan calon pemimpin yang merakyat dan berpengalaman. Hal itu berbeda dengan calon presiden lainnya yakni Prabowo Subianto yang dinilainya tidak bisa melakukan hal-hal yang sifatnya merakyat seperti blusukan.
“Bapak ibu dan saudara sekalian, pemilu ini persoalan hati, maka memilih pemimpin ini juga harus pakai hati. Persoalan nurani kita mengapa Ibu Mega menetapkan Pak Ganjar dan Prof Mahfud, karena syarat-syarat seorang pemimpin dari suatu negeri yang namanya Indonesia dengan mengacu atas 270 juta orang, memerlukan pemimpin yang memilki rekam jejak kepemimpinan yang baik,” kata Hasto.
Selain itu, membutuhkan sosok pemimpin yang berpengalaman, sosok pemimpin yang menampilkan kepemimpinan bukan dalam bentuk polesan, tetapi sosok pemimpin yang jujur merakyat, yang berpengalaman, dan sosok pemimpin yang mampu menuntaskan berbagai kemiskinan. Pria asal Jogjakarta itu lantas mengungkapkan, jika berdasarkan survei internal, rakyat menginginkan pemimpin yang mampu memperbaiki kehidupan rakyat.
Misalnya mengatasi kenaikan harga bahan pokok, meningkatkan kualitas pendidikan hingga mencegah korupsi. Untuk itu, sosok Ganjar dengan memiliki pengalaman dua periode menjadi gubernur dan dua periode menjadi anggota DPR RI, serta Mahfud memiliki pengalaman di tiga lembaga, eksekutif, legislatif, dan yudikatif, bisa mengatasi semua persoalan rakyat.
“Tadi dikatakan jangan takut ada Mahfud, jangan gentar ada Ganjar. Itu adalah pengakuan dari rakyat, karena kedua pemimpin ini benar-benar menjadikan tuanku adalah rakyat,” ucap Hasto.
Hasto menyampaikan, jika sejak era Presiden Soekarno atau Bung Karno, blusukan menemui rakyat sudah dilakukan. Hal itu juga dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri, kemudian diteruskan Joko Widodo (Jokowi) dan saat ini oleh Ganjar Pranowo. Blusukan itu, menunjukan karakter kepemimpinan yang dimiliki PDIP.
“Dengan demikian ketika Bung Karno melakukan blusukan, Pak Jokowi, dan Pak Ganjar melakukan blusukan, maka ini adalah karakter kepemimpinan ala PDI Perjuangan,” tandas Hasto.
Hadir dalam acara itu, kader PDIP Abdullah Azwar Anas dan KH Zainal Arifin Naim. Sementara, kader PDIP Banten dipimpin Ketua Ade Sumardi dan Sekretaris Asep Rahmatullah. Tampak juga sejumlah kader seperti Hasby Jayabaya, Ananta Wahana, dan Bonnie Triyana. 7 k22
Komentar