Usung ‘Ekonomi Kerakyatan’, UMKM Berharap Banyak pada Prabowo-Gibran
JAKARTA, NusaBali.com - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, telah merancang strategi matang untuk mendukung pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Dengan pencoblosan yang semakin dekat, pasangan ini memiliki komitmen melanjutkan Ekonomi Kerakyatan yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
Dalam kampanye Pemilu 2024, Prabowo-Gibran menonjolkan program utama mereka, yakni Ekonomi Kerakyatan. Paslon ‘gemoy’ ini berencana memberikan bantuan dan insentif untuk mendukung UMKM melalui Gerakan Ekonomi Kerakyatan dengan mendirikan pusat kewirausahaan di tingkat kabupaten untuk memperkuat produk-produk UMKM.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Sudaryono, pemberdayaan UMKM menjadi kunci sukses dalam mewujudkan Ekonomi Kerakyatan.
"UMKM merupakan salah satu pilar ekonomi kerakyatan yang penting dalam penyediaan lapangan kerja dan pengurangan pengangguran, sekaligus mampu menanggulangi kemiskinan," ujar Sudaryono, yang juga Ketua Dewan Pembina Papera (Pedagang Pejuang Indonesia Raya).
Sudaryono menjelaskan bahwa program Prabowo-Gibran bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dengan penguatan perekonomian lokal melalui UMKM. Dalam konteks ini, dia mengutip Asta Cita nomor 3, yang menekankan peningkatan lapangan kerja berkualitas, dorongan kewirausahaan, pengembangan industri kreatif, dan kelanjutan pengembangan infrastruktur.
Pentingnya peran UMKM dalam perekonomian kerakyatan juga disoroti oleh Sudaryono. "UMKM menjadi salah satu pilar ekonomi kerakyatan yang penting dalam penyediaan lapangan kerja dan pengurangan pengangguran, sekaligus mampu menanggulangi kemiskinan," paparnya.
Namun, dalam era digitalisasi saat ini, tantangan muncul terutama bagi pelaku usaha tradisional. Sudaryono memastikan bahwa Prabowo-Gibran telah menemukan solusi untuk memastikan pasar tradisional tetap bersaing di era digital. Ia mengakui bahwa banyak masyarakat lebih suka berbelanja online karena alasan hemat, keamanan, dan efisiensi waktu.
"Percepatan revitalisasi pasar tradisional dari segi infrastruktur dan fasilitasnya perlu dilakukan agar pasar tradisional tetap menarik bagi generasi milenial dan Gen Z," tambah Sudaryono.
Dia menekankan bahwa revitalisasi harus fokus pada perbaikan manajemen dan tata kelola pasar, sehingga dapat menjadi pusat pertemuan yang aman dan nyaman antara penjual dan pembeli.
Sementara Sudaryono mendukung revitalisasi pasar tradisional sebagai penopang ekonomi kerakyatan, dia juga memberikan peringatan agar proses ini dipantau dengan baik.
"Perencanaan yang matang dan tata kelola pasar yang baik akan menjadi kunci keberhasilan, sementara ketidakmatangan dan kelalaian dapat berujung pada konsekuensi yang merugikan," tutup Sudaryono yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Komentar