Gudang Mebel dan Warung Sembako Ludes Dilalap Api
MANGUPURA, NusaBali - Kebakaran dahsyat terjadi di gudang mebel dan warung sembako di Jalan Siligita Gang Lulut No 22, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Rabu (13/12) pagi.
Api melahap setengah dari gudang mebel milik milik Haji Surateman, 74, dan satu warung sembako milik I Wayan Tamat yang menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah.
Danru Regu 3 Damkar Badung, I Gusti Made Alit Satem menerangkan kejadian bermula pada pukul 05.30 Wita. Sehingga Tim Damkar Badung yang bertugas malam di ITDC Nusa Dua langsung merespons kejadian tersebut dan tiba di lokasi sekitar pukul 05.50 Wita. Sayangnya saat tiba di lokasi, api sudah mulai membesar dan upaya pemadaman menghadapi kendala karena bahan gudang berisi barang yang mudah terbakar terutama kayu.
“Begitu api besar atap-atap jebol, sehingga air tidak bisa langsung masuk mengenai api. Jadi perlu penguraian dari pada bara itu. Ketika diuraikan langsung kami semprot sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dalam pemadaman,” ujar Alit saat ditemui di lokasi pada Rabu (13/12) pagi.
Sementara, Alit mengungkapkan jika penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan, dugaan sementara menunjukkan adanya konsleting listrik menurut pemilik gudang. Api diperkirakan muncul dari sebelah selatan bangunan dan cepat merembet ke bagian tengah. Meskipun hampir setengah bangunan berhasil diselamatkan, luas bangunan yang terbakar mencapai kira-kira 50x40 meter persegi. Beruntung, kejadian ini tidak menelan korban jiwa, hanya menimbulkan kerugian materi.
Sementara suasana sedih juga menyelimuti korban kebakaran yang melanda pemilik usaha Jawa Abadi Meuble. Saat NusaBali tiba di lokasi, pemilik pabrik tidak dapat dikonfirmasi karena masih dalam keadaan syok. Namun, informasi dari anak ketiga pemilik, Nur Aini, 18, memberikan gambaran tentang kejadian tragis ini.
Danru Regu 3 Damkar Badung, I Gusti Made Alit Satem menerangkan kejadian bermula pada pukul 05.30 Wita. Sehingga Tim Damkar Badung yang bertugas malam di ITDC Nusa Dua langsung merespons kejadian tersebut dan tiba di lokasi sekitar pukul 05.50 Wita. Sayangnya saat tiba di lokasi, api sudah mulai membesar dan upaya pemadaman menghadapi kendala karena bahan gudang berisi barang yang mudah terbakar terutama kayu.
“Begitu api besar atap-atap jebol, sehingga air tidak bisa langsung masuk mengenai api. Jadi perlu penguraian dari pada bara itu. Ketika diuraikan langsung kami semprot sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dalam pemadaman,” ujar Alit saat ditemui di lokasi pada Rabu (13/12) pagi.
Sementara, Alit mengungkapkan jika penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan, dugaan sementara menunjukkan adanya konsleting listrik menurut pemilik gudang. Api diperkirakan muncul dari sebelah selatan bangunan dan cepat merembet ke bagian tengah. Meskipun hampir setengah bangunan berhasil diselamatkan, luas bangunan yang terbakar mencapai kira-kira 50x40 meter persegi. Beruntung, kejadian ini tidak menelan korban jiwa, hanya menimbulkan kerugian materi.
Sementara suasana sedih juga menyelimuti korban kebakaran yang melanda pemilik usaha Jawa Abadi Meuble. Saat NusaBali tiba di lokasi, pemilik pabrik tidak dapat dikonfirmasi karena masih dalam keadaan syok. Namun, informasi dari anak ketiga pemilik, Nur Aini, 18, memberikan gambaran tentang kejadian tragis ini.
Aini menerangkan usaha yang telah beroperasi sejak tahun 1990an itu memiliki jam operasional dari pukul 08.00 hingga 16.30 Wita. Saat kebakaran terjadi, tidak ada orang yang berada di lokasi dan listrik sudah dimatikan. Dia juga menyatakan bahwa tidak ada yang tinggal di sana. Namun dia mengetahui adanya kobaran api karena diberitahu oleh tetangga yang segera datang ke rumahnya yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
“Yang terbakar hanya setengah bagian depan. Semua barang yang sudah jadi dan siap dikirim, termasuk lemari, bangku, dan lainnya yang siap dikirim ke hotel dan tempat lain. Sisi yang tidak terbakar itu di bagian belakang tempat barang mentah seperti kayu yang belum jadi,” ungkap Aini.
Aini membeberkan, kejadian itu merupakan kebakaran terparah yang pernah dialami oleh usaha tersebut. Dia juga mengingatkan bahwa kebakaran sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2021, tetapi hanya delapan pintu yang terkena dampak. Saat ini, kerugian materi akibat kebakaran belum dapat dipastikan secara pasti, namun diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Pegawainya saat ini juga terlihat sedang berusaha membantu membersihkan puing-puing dan mengatasi dampak kebakaran.
“Kejadian kebakaran sebelumnya di tahun 2021. Sekarang adalah kebakaran yang terparah. Kerugiannya kira-kira sampai puluhan juga mungkin tetapi belum bisa dipastikan,” tegasnya. 7 pol, 0l3
Komentar