Gerai Pasar Rakyat Batasi Pembelian Sembako
SINGARAJA, NusaBali - Gerai Pasar Rakyat di area Pasar Anyar Buleleng sudah beroperasi hampir sepekan. Gerai yang dibuka untuk penanganan inflasi dan menjaga stabilitas harga sembako di pasaran, menyiapkan lima bahan pokok yang sering memicu inflasi.
Namun untuk menghindari mafia sembako, Perumda Pasar Argha Nayottama sebagai pengelola membatasi jumlah pembelian setiap transaksi. Sejumlah bahan pokok yang disediakan yakni beras lokal dan beras SPHP Bulog, gula pasir, minyak goreng dengan beberapa merk, kopi dan cabai rawit merah. Harga yang dipasang di Gerai Pasar Rakyat dipastikan lebih murah dari harga pasar menyesuaikan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Dirut Perumda Pasar Putu Suardhana mengatakan sistem penjualan di Gerai Pasar Rakyat adalah eceran. Penjualan langsung menyasar masyarakat. Sistem penjualan ini juga mengantisipasi adanya permainan mafia sembako yang memanfaatkan kesempatan.
“Harus eceran, tidak bisa grosir, untuk mengantisipasi penyalahgunaan upaya pemerintah untuk menstabilkan harga. Pedagang bisa kita beri, tetapi tetap kita batasi dan ada persyaratan khusus, misal harus menjual dengan harga yang kita kasih,” ucap Suardhana.
Sedangkan untuk pembelian eceran langsung dari masyarakat, dibatasi per itemnya. Seperti cabai rawit merah, gula pasir dan minyak goreng masyarakat hanya boleh membeli maksimal 2 kilogram/bungkus. Beras kemasan 5 kilogram maksimal 2 bungkus.
“Karena tujuan pembangunan gerai pasar rakyat ini untuk menjaga laju inflasi, jadi harga bisa terjangkau oleh masyarakat dan sebaranya mencakup lebih banyak masyarakat,” imbuh dia.
Suardhana menyebut untuk keberlanjutan ketersediaan pasokan bahan pokok sejauh ini masih aman. Sebab Perumda Pasar bekerjasama langsung dengan petani. Sehingga harga yang dikeluarkan lebih murah dari harga pasaran. Bahkan beberapa bahan pokok juga disubsidi seperti cabai rawit merah yang di pasaran harganya Rp 77.000 per kilogram di Gerai Pasar Rakyat hanya Rp 61.000 per kilogram. Sedangkan bahan pokok lain yang tidak disubsidi rata-rata lebih murah Rp 300 - Rp 1.000 per kilogram. 7k23
Dirut Perumda Pasar Putu Suardhana mengatakan sistem penjualan di Gerai Pasar Rakyat adalah eceran. Penjualan langsung menyasar masyarakat. Sistem penjualan ini juga mengantisipasi adanya permainan mafia sembako yang memanfaatkan kesempatan.
“Harus eceran, tidak bisa grosir, untuk mengantisipasi penyalahgunaan upaya pemerintah untuk menstabilkan harga. Pedagang bisa kita beri, tetapi tetap kita batasi dan ada persyaratan khusus, misal harus menjual dengan harga yang kita kasih,” ucap Suardhana.
Sedangkan untuk pembelian eceran langsung dari masyarakat, dibatasi per itemnya. Seperti cabai rawit merah, gula pasir dan minyak goreng masyarakat hanya boleh membeli maksimal 2 kilogram/bungkus. Beras kemasan 5 kilogram maksimal 2 bungkus.
“Karena tujuan pembangunan gerai pasar rakyat ini untuk menjaga laju inflasi, jadi harga bisa terjangkau oleh masyarakat dan sebaranya mencakup lebih banyak masyarakat,” imbuh dia.
Suardhana menyebut untuk keberlanjutan ketersediaan pasokan bahan pokok sejauh ini masih aman. Sebab Perumda Pasar bekerjasama langsung dengan petani. Sehingga harga yang dikeluarkan lebih murah dari harga pasaran. Bahkan beberapa bahan pokok juga disubsidi seperti cabai rawit merah yang di pasaran harganya Rp 77.000 per kilogram di Gerai Pasar Rakyat hanya Rp 61.000 per kilogram. Sedangkan bahan pokok lain yang tidak disubsidi rata-rata lebih murah Rp 300 - Rp 1.000 per kilogram. 7k23
1
Komentar