SMPN 2 Abang Produksi Ingka Hasil Pembelajaran IKM P5
AMLAPURA, NusaBali - SMPN 2 Abang, Karangasem, berhasil memproduksi 300 ingka (sejenis piring berbahan lidi). Produk ini merupakan hasil pengembangan pembelajaran IKM P5 (implementasi kurikulum merdeka, proyek penguatan profil pelajar Pancasila). Semua produk ingka telah habis dijual, hasil penjualannya kembali dijadikan modal membeli bahan baku.
"Ini pengembangan pembelajaran P5, khususnya bidang kewirausahaan," jelas Kasek SMPN 2 Abang Dr I Wayan Sarya MPd, di ruang kerjanya, Banjar Kebon, Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (14/12).
Pendidikan kewirausahaan itu, katanya, untuk memanfaatkan potensi di sekitar sekolah. Di samping hasil produksinya dibutuhkan masyarakat, membuat anak-anak jadi terampil.
Apalagi, kata Wayan Sarya, kebanyakan orangtua siswa sebagai perajin ingka, siswa lebih cepat beradaptasi karena selama ini telah membantu orangtuanya, sehingga instrukturnya adalah dari orangtua siswa.
"Jadi selain anak-anak telah memiliki ketrampilan selama ini membantu orangtuanya buat ingka, juga kami kembangkan di sekolah," tambah mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Karangasem, ini.
Pembelajaran P5 itu, katanya, salah satu cara membimbing siswa agar mampu terampil dalam bidang kewirausahaan, sebagai bentuk pendidikan penguatan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.
Sesuai amanat Kemendikbud dan Ristek Nomor 56/m/2022, P5 itu kegiatan kurikuler berbasis proyek. Bertujuan untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi siswa, di samping untuk mewujudkan karakter anak didik, dengan cara mengembangkan potensi di sekitar lingkungan sekolah.
Harapannya nanti, lanjut dia, anak didik berperilaku kompeten, berkarakter dan bertindak sesuai nilai-nilai Pancasila. Pada akhirnya mampu mewujudkan siswa yang, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, barakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Wayan Sarya menambahkan, implementasi dari kurikulum merdeka melalui P5 katanya, salah satu aksi nyata di lapangan dengan mengembangkan kewirausahaan, dengan mengajak siswa menganyam ingka, bermanfaat ganda, pendidikan di sekolah bisa berjalan, dan bermanfaat untuk orangtua siswa.
"Kami melibatkan semua siswa di SMPN 2 Abang, dalam pengembangan kewirausahaan, terutama setiap Sabtu siswa membuat ingka, kemampuan siswa jadi terampil, karena telah terbiasa," tambah alumnus Pascasarjana Undiksha Singaraja tahun 2012, S3 Program doktoral Undiksha Singaraja 2018 ini.
Hasil karya siswa itu dijual untuk ingka ukuran kecil Rp 3.000 per buah, yang besar Rp 5.000 per buah, juga memproduksi tikar ukuran kecil, satu ikat isi 50 tikar dijual Rp 35.000, tikar tanggung isi 50 bidang dijual Rp 40.000.
Hasil produksi itu juga bisa untuk kepentingan di sekolah, terutama di saat ada perayaan Saraswati, ingka bisa untuk tempat upakara, dan keperluan lainnya.
Selama ini yang mendampingi siswa menganyam ingka adalah salah satu guru pembina, Sri Damayanti, dibantu beberapa orangtua siswa yang telah terampil membuat ingka.7k16
1
Komentar