Ratusan Warga Serangan Mulai Diberikan Teknik Memasak Seafood
DENPASAR, NusaBali - Sebanyak 200 warga Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan yang akan dilibatkan dalam kampung kuliner mulai diberikan teknik memasak dan penyajian masakan seafood di di Kampus IPBI Denpasar, Kamis (14/12).
Pelatihan ini digelar Dinas Pariwisata (Dispar) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk persiapan pengembangan kampung kuliner di kawasan Serangan.
Dalam pelatihan tersebut warga diajak untuk belajar mengolah hasil laut sesuai dengan potensi yang dimiliki Serangan. Mulai dari pengolahan ikan yang baik, pola menentukan berat ikan hingga takaran bumbu dan kebersihan menjadi point penting dalam pelatihan tersebut.
Selain seafood, warga juga dilatih untuk mengolah bulung sesuai dengan ciri khas Kelurahan Serangan. Sebab, kualitas bulung yang paling bagus disebutkan berada di kawasan Serangan.
Salah satu peserta Wayan Ayu Sugiantini, 42, mengungkapkan, pelatihan ini sangat bermanfaat untuk kelangsungan usahanya di Serangan. Dia yang memiliki warung dengan ciri khas ikan bakar belum pernah mendapatkan pelatihan pengolahan ikan yang baik dan pola memasak yang baik.
Sebab, selama ini dia mengaku hanya sekadar memasak sesuai keahliannya saja tanpa memperhatikan takaran berat ikan dan bumbu yang digunakan. "Sekarang polanya kita diajarkan jadi tahu bagaimana menentukan berat ikan dan takaran bumbunya. Cara penyajian dan kebersihan penting sekali saya ketahui," ujarnya.
Kendati mendapatkan pelatihan dengan pola yang baik, Sugiantini mengaku tidak akan mengubah rasa yang sudah menjadi ciri khasnya. "Di sini saya mencari pola dan tehniknya saja. Soal rasa dan bumbunya kan punya ciri khas masing-masing ya termasuk saya juga punya ciri khas. Selama ini saya kan sembarangan menakar bumbu sesuai yang saya buat sehari-hari tapi sekarang terpola berpengaruh juga pada penghitungan keuntungan," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Lab Kitchen Kampus IPBI, Anak Agung Istri Ari Parwati mengatakan, penekanan pelatihan warga Serangan khusus untuk kebersihan dan cara pengolahan yang sehat. "Misal bagaimana membuat kaldu agar tidak perlu menggunakan perasa buatan lagi," katanya.
Bahan-bahan yang digunakan semuanya merupakan asli dari Serangan dan mudah dicari seperti bulung buni, buah bakau, hingga ikan kerapu. Dia menambahkan, ada 5 jenis hidangan yang dibuat yakni pepes, ikan goreng, ikan bakar, olahan bulung dan sup.
Ketua Panitia yang juga Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf Dinas Pariwisata Kota Denpasar I Wayan Hendaryana mengatakan, ada 200 peserta yang ikut pelatihan ini.
Mereka dibagi ke dalam dua sesi dengan peserta 100 orang per sesi. Untuk promosi, pihaknya akan mempersiapkan konten promosi di media sosial. "Ini kegiatan untuk persiapan dibangunnya kampung kuliner sea food. Target kami bisa menjadi kampung kuliner terbaik nasional," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Persiapan PRP dan Hubungan Lembaga LPS, Hermawan Setyo Wibowo mengatakan selama ini seafood di Serangan sangat dikenal oleh masyarakat. Akan tetapi, belum banyak dikenal oleh wisatawan sehingga perlu dilakukan pengembangan yang lebih serius. Pihaknya mengaku, program CSR ini akan digelar berkelanjutan dan akan diberikan pendampingan.
“Ini bukan hanya one shoot, dan kami akan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Pemkot Denpasar. Sebelumnya untuk revitalisasi Pura Sakenan dan Masjid Ass Syuhada sudah kami keluarkan sekitar Rp 4 miliar. Dan pemeliharaannya harus dilakukan secara berkelanjutan. Sehingga bukan hanya wisata kuliner tapi juga ada wisata religi yang bersejarah,” ujarnya.7 mis
Dalam pelatihan tersebut warga diajak untuk belajar mengolah hasil laut sesuai dengan potensi yang dimiliki Serangan. Mulai dari pengolahan ikan yang baik, pola menentukan berat ikan hingga takaran bumbu dan kebersihan menjadi point penting dalam pelatihan tersebut.
Selain seafood, warga juga dilatih untuk mengolah bulung sesuai dengan ciri khas Kelurahan Serangan. Sebab, kualitas bulung yang paling bagus disebutkan berada di kawasan Serangan.
Salah satu peserta Wayan Ayu Sugiantini, 42, mengungkapkan, pelatihan ini sangat bermanfaat untuk kelangsungan usahanya di Serangan. Dia yang memiliki warung dengan ciri khas ikan bakar belum pernah mendapatkan pelatihan pengolahan ikan yang baik dan pola memasak yang baik.
Sebab, selama ini dia mengaku hanya sekadar memasak sesuai keahliannya saja tanpa memperhatikan takaran berat ikan dan bumbu yang digunakan. "Sekarang polanya kita diajarkan jadi tahu bagaimana menentukan berat ikan dan takaran bumbunya. Cara penyajian dan kebersihan penting sekali saya ketahui," ujarnya.
Kendati mendapatkan pelatihan dengan pola yang baik, Sugiantini mengaku tidak akan mengubah rasa yang sudah menjadi ciri khasnya. "Di sini saya mencari pola dan tehniknya saja. Soal rasa dan bumbunya kan punya ciri khas masing-masing ya termasuk saya juga punya ciri khas. Selama ini saya kan sembarangan menakar bumbu sesuai yang saya buat sehari-hari tapi sekarang terpola berpengaruh juga pada penghitungan keuntungan," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Lab Kitchen Kampus IPBI, Anak Agung Istri Ari Parwati mengatakan, penekanan pelatihan warga Serangan khusus untuk kebersihan dan cara pengolahan yang sehat. "Misal bagaimana membuat kaldu agar tidak perlu menggunakan perasa buatan lagi," katanya.
Bahan-bahan yang digunakan semuanya merupakan asli dari Serangan dan mudah dicari seperti bulung buni, buah bakau, hingga ikan kerapu. Dia menambahkan, ada 5 jenis hidangan yang dibuat yakni pepes, ikan goreng, ikan bakar, olahan bulung dan sup.
Ketua Panitia yang juga Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf Dinas Pariwisata Kota Denpasar I Wayan Hendaryana mengatakan, ada 200 peserta yang ikut pelatihan ini.
Mereka dibagi ke dalam dua sesi dengan peserta 100 orang per sesi. Untuk promosi, pihaknya akan mempersiapkan konten promosi di media sosial. "Ini kegiatan untuk persiapan dibangunnya kampung kuliner sea food. Target kami bisa menjadi kampung kuliner terbaik nasional," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Persiapan PRP dan Hubungan Lembaga LPS, Hermawan Setyo Wibowo mengatakan selama ini seafood di Serangan sangat dikenal oleh masyarakat. Akan tetapi, belum banyak dikenal oleh wisatawan sehingga perlu dilakukan pengembangan yang lebih serius. Pihaknya mengaku, program CSR ini akan digelar berkelanjutan dan akan diberikan pendampingan.
“Ini bukan hanya one shoot, dan kami akan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Pemkot Denpasar. Sebelumnya untuk revitalisasi Pura Sakenan dan Masjid Ass Syuhada sudah kami keluarkan sekitar Rp 4 miliar. Dan pemeliharaannya harus dilakukan secara berkelanjutan. Sehingga bukan hanya wisata kuliner tapi juga ada wisata religi yang bersejarah,” ujarnya.7 mis
1
Komentar