Pamerkan ‘Membaca Aksara Merajut Sastra’
Mengenang Tokoh Epigrafi Bali Prof Semadi Astra
Salah satu yang telah dikenal luas yakni pembacaan Prof Semadi Astra atas berbagai prasasti ataupun peninggalan bertulis lainnya yang berhasil mengungkap sistem perekonomian yang dijalankan masyarakat Bali kuno.
DENPASAR, NusaBali
Sebuah pameran mengenang tokoh epigrafi (benda bertulis di masa lampau) Bali Prof Dr Gde Semadi Astra digelar di Museum Bali, Denpasar, 13 - 15 Desember 2023. Pameran digelar mahasiswa Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud) ini menggunakan pendekatan multimedia untuk menarik minat pengunjung. Mengangkat tema ‘Membaca Aksara Merajut Sastra’, berbagai atribut terkait Prof Semadi Astra ditampilkan dalam pameran.
Memasuki ruang pameran pengunjung dapat melihat beberapa karya buku guru besar kelahiran Tabanan, 28 Mei 1939. Berikutnya nuansa alih wahana multimedia mulai terasa. Lembaran cetak film hitam putih tergantung di tengah-tengah ruang pameran. Untuk melihatnya dalam warna, pengunjung harus menggunakan salah satu fitur aplikasi media sosial Instagram. Sebuah pengalaman yang cukup mengesankan.
Sebuah pameran mengenang tokoh epigrafi (benda bertulis di masa lampau) Bali Prof Dr Gde Semadi Astra digelar di Museum Bali, Denpasar, 13 - 15 Desember 2023. Pameran digelar mahasiswa Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud) ini menggunakan pendekatan multimedia untuk menarik minat pengunjung. Mengangkat tema ‘Membaca Aksara Merajut Sastra’, berbagai atribut terkait Prof Semadi Astra ditampilkan dalam pameran.
Memasuki ruang pameran pengunjung dapat melihat beberapa karya buku guru besar kelahiran Tabanan, 28 Mei 1939. Berikutnya nuansa alih wahana multimedia mulai terasa. Lembaran cetak film hitam putih tergantung di tengah-tengah ruang pameran. Untuk melihatnya dalam warna, pengunjung harus menggunakan salah satu fitur aplikasi media sosial Instagram. Sebuah pengalaman yang cukup mengesankan.
Lebih jauh ke tengah, terdapat pakaian jas lengkap yang dikenakan Prof Semadi Arstra ketika dinobatkan sebagai guru besar arkeologi bidang epigrafi di FIB Unud. Sayup-sayup terdengar pidatonya ketika dikukuhkan sebagai guru besar.
Alih wahana berikutnya, terdapat pada sisi barat aula Museum Bali ini. Dengan meletakkan telapak tangan pada sebilah batu marmer, maka akan muncul karya-karya tulisan yang tidak jauh-jauh mengenai hasil pembacaannya terhadap prasasti yang ditemukan di Bali. Alih wahana ini menggunakan teknologi sensor.
Pada bagian akhir, pengunjung disuguhkan beragam karya lukis yang menggambarkan potret Prof Semadi Astra oleh beberapa kolega maupun para mahasiswa.
Koordinator pameran Ravi Gufran, 21, mengatakan pameran yang digelar merupakan bagian dari ujian mata kuliah multimedia dan pameran. Menurutnya sosok Prof Semadi Astra merupakan sosok panutan dalam bidang arkeologi.
“Prof Semadi Astra merupakan tokoh besar dalam arkeologi khususnya bidang epigrafi. Karya-karya beliau kita alih wahanakan, yang tadi foto album kita instalasi dengan print foto negatif, kita menggunakan layar imersif untuk membangun suasana seolah-olah Prof Semadi Astra juga sedang berada di dalam pameran ini,” ujar kepada NusaBali, Jumat (15/12).
Mahasiswa semester VII ini mengatakan banyak karya-karya Prof Semadi Astra menjadi acuan dalam mempelajari arkeologi. Salah satunya yang terpenting menurut Ravi adalah buku Bahasa Sansekerta Jilid II. Menguasai bahasa Sansekerta merupakan prasyarat untuk menjadi ahli epigrafi yang akan banyak bergelut dengan prasasti kuno.
“Itu adalah peninggalan beliau yang kami rasakan hingga kini,” sebut Ravi yang sejak kecil telah bercita-cita belajar arkeologi.
Momentum pameran kali ini juga sekaligus melaunching buku karya Prof Semadi yang berjudul Birokrasi Kerajaan Bali Kuno Abad XII-XIII. Buku ini dibuat berdasarkan disertasi Prof Semadi Astra saat menempuh doktoral di Universitas Gadjah Mada.
Buku ini membahas tentang birokrasi Kerajaan Bali Kuno abad XII-XIII, khususnya masa pemerintahan Raja Jayasakti, Ragajaya, Jayapangus, dan Ekajaya. Dalam buku tersebut Prof Semadi mengungkap bahwa birokrasi sudah berkembang sejak masa Bali kuno. Perkembangan kompleksitas struktur masyarakat Bali ini dapat ditelusuri dengan mengkaji prasasti.
Akademisi Prodi Arkeologi FIB Unud Kristiawan SS MA, mengatakan penelitian Prof Semadi Astra telah banyak mengungkap kehidupan yang dijalankan para tetua Bali di masa lalu.
Salah satu yang telah dikenal luas yakni pembacaan Prof Semadi Astra atas berbagai prasasti ataupun peninggalan bertulis lainnya yang berhasil mengungkap sistem perekonomian yang dijalankan masyarakat Bali kuno.
“Yang paling populer tentang perekonomian Bali kuno. Banyak mengungkap perekonomian Bali kuno dari tinjauan prasasti,” ujar Iwan panggilan akrabnya.
Iwan menyebut sebagai salah satu tokoh awal arkeologi khususnya epigrafi di Indonesia, Prof Semadi Astra telah banyak menghasilkan generasi baru ahli epigrafi. Mereka kini terhimpun dalam Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI).
Iwan berharap pameran multimedia yang mengambil inspirasi tokoh epigrafi dapat menarik generasi muda untuk mendekati dunia epigrafi. Menurutnya pameran ini menjadi bukti bahwa epigrafi dapat menjadi inspirasi dalam seni.
“Alih wahana dari obyek-obyek epigrafi menjadi seni jadi modal ketika kita mau menyampaikan kepada generasi z yang seleranya sudah berubah,” tandas Iwan.7cr78
Komentar