JendraNath Rangkul Disabilitas Bali Ciptakan Produk Fashion Ramah Lingkungan
MANGUPURA, NusaBali.com - Gebrakan baru dilakukan JendraNath. Kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini merangkul komunitas disabilitas Bali untuk menciptakan produk fashion yang ramah lingkungan.
Rencana JendraNath yang berbasis pemasaran produk komunitas adat Nusantara ini diungkapkan oleh tim Penanggung Jawab Jendranath, Dibiarma Darmawan (50). Langkah ini dilakukan untuk memberikan wadah atau kesempatan bagi disabilitas untuk turut terlibat dalam kegiatan kreatif yang selama ini dijalankannya.
"Kami ingin menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan dengan mutu yang tinggi. Dengan melibatkan teman-teman disabilitas, kami berharap dapat memberikan dampak positif bagi mereka," ujar Dibiarma di sela-sela acara bazaar 'Peduli Ibu Bumi' di Tibubeneng, Kuta Utara pada Sabtu (16/12/2023).
Produk yang akan dibuat nantinya lebih mengarah kepada produksi barang-barang upcycle, seperti baju, celana, sepatu, dan aksesoris lainnya. Untuk mewujudkan hal itu, Jendranath akan bekerjasama dengan kelompok UMKM Srengenge dari Jawa Barat untuk mengajarkan teknik produksi barang-barang upcycle itu.
Aktivitas kelompok Srengenge. -ATANASIUS STEFRYAN
Kelompok Srengenge ini dipilih sebagai mentor karena dianggap punya pengalaman lebih berkolaborasi dengan para disabilitas dalam produksi barang-barang upcycle. “Kami akan mengundang Srengenge ke Bali untuk mengajarkan seni menyulam pada barang-barang fashion upcycle,” ujar Dibiarma.
Dibiarma membeberkan, seni menyulam yang akan diajarkan kepada komunitas disabilitas Bali adalah seni sulam khas Jepang, yakni teknik Sashiko dan Boro.
Teknik Sashiko adalah teknik jelujur (sulam) pake perhitungan matematika, semua harus dihitung. Sedangkan, teknik Boro tidak menggunakan perhitungan yang sistematis.
"Dengan memadukan motif sulam pada barang fashion upcycle yang ada, Jendranath meyakini produk yang dihasilkan nantinya akan memiliki mutu dan nilai jual yang tinggi," kata Dibiarma.
Rencana melibatkan komunitas disabilitas dalam produksi barang-barang upcycle ini sudah dibahas secara intern oleh pihaknya. Dibiarma berharap tahun depan, sekitar bulan Maret, program tersebut sudah bisa terlaksana.
Perlu diketahui, sejak berdiri pada tahun 2019, JendraNath hadir sebagai sebuah komunitas interkultural yang giat mendukung pemasaran berbagai produk-produk nusantara, baik itu dari komunitas adat maupun kelompok lokal kreatif lainnya.
Dengan berpegang pada nilai keterbukaan, keadilan, keseimbangan, dan inklusif, produk yang dijual oleh JendraNath sekarang ini sudah meliputi beragam hasil produksi dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti aneka olahan kue, minuman, dan juga barang kerajinan. *ol4
Komentar