Dua WNA Timor Leste Jadi Korban Penebasan
Pelaku 6 Orang Tak Dikenal, Polisi Lakukan Pengejaran
DENPASAR, NusaBali - Peristiwa berdarah terjadi di salah satu kos elite di Jalan Bedugul, Gang Garuda, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Rabu (20/12) dinihari pukul 00.45 Wita.
Dua warga negara asing (WNA) Timor Leste diketahui bernama Matias Fernandes dan Jhon jadi korban penebasan orang tak dikenal. Korban Matias menderita luka berat pada tangan kiri bagian pergelangan dan lengannya, sedangkan Jhon luka ringan. Hingga Rabu siang kemarin, korban Matias yang diketahui bekerja di Inggris itu masih menjalani perawatan intensif di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar. Sementara para pelaku masih dalam pengejaran polisi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari warga yang ada di lokasi TKP pelaku penyerangan bersenjata parang itu berjumlah sekitar enam orang. Sebenarnya mereka mencari Jhon yang juga merupakan warga negara Timor Leste. Jhon diketahui tinggal di kos dua lantai itu pada kamar nomor 1. Sayangnya keberingasan para pelaku justru ikut menyasar Matias. Sementara Jhon yang mereka cari hanya menderita luka ringan karena berusaha melerai penyerangan enam pria bengis tersebut.
Selain melukai Matias (luka berat) dan Jhon (luka ringan) para pelaku juga merusak mobil Mobil Mitsubishi Xpander DK 1359 VN yang sebelumnya dikemudikan Jhon. Keberingasan para pelaku yang memakai jaket, penutup wajah, dan helm itu membuat penghuni kos lainnya tidak berani untuk menghentikannya. Mereka memilih tutup pintu dan menyaksikan peristiwa itu dari balik jendela kamar. Usai melampiaskan emosi para pelaku pergi meninggalkan lokasi TKP dengan mengendarai sepeda motor.
"Pada saat kejadian kami semua di dalam kamar. Tiba-tiba dengar keributan. Kami keluar dan melihat korban duduk di tanah dalam kondisi berdarah. Selain itu mobil kacanya rusak. Sementara para pelaku kami tidak lihat karena sudah pergi. Kejadian sangat cepat sekali," ungkap salah seorang saksi yang enggan menyebutkan namanya di sekitar lokasi TKP saat ditemui NusaBali, Rabu pagi kemarin.
Sementara Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi mengatakan sebelum kejadian korban Matias Fernandes menjemput adiknya Moises Marcal di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung yang baru datang dari Inggris. Matias ke bandara ditemani Jhon yang mengendarai mobil Xpander DK 1359 VN.
Keduanya berangkat ke bandara dari kos tempat tinggal Jhon di Jalan Bedugul, Gang Garuda, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan yang merupakan lokasi tempat terjadinya kejadian berdarah itu. "Matias sudah beberapa hari menginap di kosnya Jhon setelah datang dari Inggris. Dinihari tadi (kemarin) dia dan Jhon jemput adiknya di Bandara Ngurah Rai yang baru datang dari Inggris. Rencananya kakak adik itu terbang ke Timor Leste pagi ini (kemarin) pukul 09.00 Wita," ungkap AKP Sukadi.
Sebelum pulang ke kos (TKP) mereka singgah makan malam di salah satu rumah makan di Jalan Tukad Pakerisan, Denpasar Selatan. Selesai makan ketiganya menuju ke kos. Sampai di kos mereka sudah ditunggu enam orang pria yang tak dikenal karena wajah mereka tidak kelihatan dengan jelas karena memakai penutup wajah dan helm. Tidak curiga dengan keberadaan enam pria itu Jhon turun dari mobil dan tanya kepada seorang penghuni kos diketahui bernama Andreas Frank Asido Lumbantobing,19.
Saksi Andreas mengatakan enam orang itu mencari Jhon. Saat itu mereka seketika melakukan penyerangan. Mereka menyerang Matias yang pada saat itu masih duduk dalam mobil dengan cara memecahkan kaca mobil lalu menebas korban pakai parang. "Para pelaku merusak kaca mobil lalu menebas korban hingga menderita luka pada tangan kiri bagian pergelangan dan lengan. Melihat hal itu Jhon melakukan upaya untuk melerai. Para pelaku juga menyerang Jhon hingga menderita luka. Selesai beraksi para pelaku langsung pergi," beber AKP Sukadi.
Menerima informasi tentang kejadian itu aparat Polsek Denpasar Selatan langsung mendatangi lokasi TKP.
Polisi menggali informasi dari penghuni kos untuk mendapatkan ciri-ciri dari para pelaku. Selain itu polisi juga berkoordinasi dengan BPBD Kota Denpasar untuk datang ke lokasi TKP guna memberikan pertolongan pertama pada korban dan mengevakuasinya ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar. Berdasarkan keterangan dari saksi Andreas Frank Asido Lumbantobing bahwa para pelaku datang ke TKP beberapa saat sebelum para korban balik dari Bandara Ngurah Rai. Enam orang pelaku itu pada saat awal tiba di TKP sempat mengecek kamar dari Jhon.
Karena Jhon tidak ada mereka (para pelaku) sempat tanya kepada saksi Andreas. Meskipun dijawab tidak tahu oleh saksi, para pelaku menunggu Jhon pulang. Ada yang mondar-mandir dan ada pula yang duduk di atas sepeda motor. Berdasarkan petunjuk-petunjuk lain para pelaku diduga datang ke TKP mengendarai tiga unit sepeda motor. Pada saat beraksi para pelaku tetap memakai helm. Para pelaku juga memakai penutup wajah. Ada pelaku memakai jaket ojek online. Ada empat orang pelaku berbadan besar dan tinggi sekitar 174 centimeter dan 2 orang badannya kurus dengan tinggi badan sekitar 170 centimeter.
"Sampai saat ini pada pelaku masih dalam pengejaran. Apa motivasi dan lainnya akan disampaikan lebih lanjut," pungkas AKP Sukadi. Sementara penjaga kos mengaku bernama Gandi dikonfirmasi kemarin siang mengaku tidak tahu persis dengan kejadian itu. Bahkan Gandi juga mengaku tidak tahu siapa nama penghuni di kamar kos nomor 1 yang dia jaga itu. Dia hanya ingat bahwa penghuni di kamar kos nomor 1 itu masa tinggalnya dari 3-27 Desember ini. Sebab kos elite itu menerima kos harian dan bulanan.
Saat NusaBali tunjuk foto dari korban Matias Fernandes yang diperoleh dari kepolisian Gandi mengaku bukan itu orang yang terdaftar tinggal di sana. "Bukan orang ini yang tinggal di sini. Saya baru lihat wajahnya orang ini," ungkap Gandi. Dia menambahkan orang yang tinggal di kamar kos nomor 1 itu bayar Rp 1,1 juta untuk periode 3-27 Desember. "Saya tidak tahu namanya dan tidak tahu latar belakangnya," pungkas Gandi. 7 pol
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari warga yang ada di lokasi TKP pelaku penyerangan bersenjata parang itu berjumlah sekitar enam orang. Sebenarnya mereka mencari Jhon yang juga merupakan warga negara Timor Leste. Jhon diketahui tinggal di kos dua lantai itu pada kamar nomor 1. Sayangnya keberingasan para pelaku justru ikut menyasar Matias. Sementara Jhon yang mereka cari hanya menderita luka ringan karena berusaha melerai penyerangan enam pria bengis tersebut.
Selain melukai Matias (luka berat) dan Jhon (luka ringan) para pelaku juga merusak mobil Mobil Mitsubishi Xpander DK 1359 VN yang sebelumnya dikemudikan Jhon. Keberingasan para pelaku yang memakai jaket, penutup wajah, dan helm itu membuat penghuni kos lainnya tidak berani untuk menghentikannya. Mereka memilih tutup pintu dan menyaksikan peristiwa itu dari balik jendela kamar. Usai melampiaskan emosi para pelaku pergi meninggalkan lokasi TKP dengan mengendarai sepeda motor.
"Pada saat kejadian kami semua di dalam kamar. Tiba-tiba dengar keributan. Kami keluar dan melihat korban duduk di tanah dalam kondisi berdarah. Selain itu mobil kacanya rusak. Sementara para pelaku kami tidak lihat karena sudah pergi. Kejadian sangat cepat sekali," ungkap salah seorang saksi yang enggan menyebutkan namanya di sekitar lokasi TKP saat ditemui NusaBali, Rabu pagi kemarin.
Sementara Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi mengatakan sebelum kejadian korban Matias Fernandes menjemput adiknya Moises Marcal di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung yang baru datang dari Inggris. Matias ke bandara ditemani Jhon yang mengendarai mobil Xpander DK 1359 VN.
Keduanya berangkat ke bandara dari kos tempat tinggal Jhon di Jalan Bedugul, Gang Garuda, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan yang merupakan lokasi tempat terjadinya kejadian berdarah itu. "Matias sudah beberapa hari menginap di kosnya Jhon setelah datang dari Inggris. Dinihari tadi (kemarin) dia dan Jhon jemput adiknya di Bandara Ngurah Rai yang baru datang dari Inggris. Rencananya kakak adik itu terbang ke Timor Leste pagi ini (kemarin) pukul 09.00 Wita," ungkap AKP Sukadi.
Sebelum pulang ke kos (TKP) mereka singgah makan malam di salah satu rumah makan di Jalan Tukad Pakerisan, Denpasar Selatan. Selesai makan ketiganya menuju ke kos. Sampai di kos mereka sudah ditunggu enam orang pria yang tak dikenal karena wajah mereka tidak kelihatan dengan jelas karena memakai penutup wajah dan helm. Tidak curiga dengan keberadaan enam pria itu Jhon turun dari mobil dan tanya kepada seorang penghuni kos diketahui bernama Andreas Frank Asido Lumbantobing,19.
Saksi Andreas mengatakan enam orang itu mencari Jhon. Saat itu mereka seketika melakukan penyerangan. Mereka menyerang Matias yang pada saat itu masih duduk dalam mobil dengan cara memecahkan kaca mobil lalu menebas korban pakai parang. "Para pelaku merusak kaca mobil lalu menebas korban hingga menderita luka pada tangan kiri bagian pergelangan dan lengan. Melihat hal itu Jhon melakukan upaya untuk melerai. Para pelaku juga menyerang Jhon hingga menderita luka. Selesai beraksi para pelaku langsung pergi," beber AKP Sukadi.
Menerima informasi tentang kejadian itu aparat Polsek Denpasar Selatan langsung mendatangi lokasi TKP.
Polisi menggali informasi dari penghuni kos untuk mendapatkan ciri-ciri dari para pelaku. Selain itu polisi juga berkoordinasi dengan BPBD Kota Denpasar untuk datang ke lokasi TKP guna memberikan pertolongan pertama pada korban dan mengevakuasinya ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar. Berdasarkan keterangan dari saksi Andreas Frank Asido Lumbantobing bahwa para pelaku datang ke TKP beberapa saat sebelum para korban balik dari Bandara Ngurah Rai. Enam orang pelaku itu pada saat awal tiba di TKP sempat mengecek kamar dari Jhon.
Karena Jhon tidak ada mereka (para pelaku) sempat tanya kepada saksi Andreas. Meskipun dijawab tidak tahu oleh saksi, para pelaku menunggu Jhon pulang. Ada yang mondar-mandir dan ada pula yang duduk di atas sepeda motor. Berdasarkan petunjuk-petunjuk lain para pelaku diduga datang ke TKP mengendarai tiga unit sepeda motor. Pada saat beraksi para pelaku tetap memakai helm. Para pelaku juga memakai penutup wajah. Ada pelaku memakai jaket ojek online. Ada empat orang pelaku berbadan besar dan tinggi sekitar 174 centimeter dan 2 orang badannya kurus dengan tinggi badan sekitar 170 centimeter.
"Sampai saat ini pada pelaku masih dalam pengejaran. Apa motivasi dan lainnya akan disampaikan lebih lanjut," pungkas AKP Sukadi. Sementara penjaga kos mengaku bernama Gandi dikonfirmasi kemarin siang mengaku tidak tahu persis dengan kejadian itu. Bahkan Gandi juga mengaku tidak tahu siapa nama penghuni di kamar kos nomor 1 yang dia jaga itu. Dia hanya ingat bahwa penghuni di kamar kos nomor 1 itu masa tinggalnya dari 3-27 Desember ini. Sebab kos elite itu menerima kos harian dan bulanan.
Saat NusaBali tunjuk foto dari korban Matias Fernandes yang diperoleh dari kepolisian Gandi mengaku bukan itu orang yang terdaftar tinggal di sana. "Bukan orang ini yang tinggal di sini. Saya baru lihat wajahnya orang ini," ungkap Gandi. Dia menambahkan orang yang tinggal di kamar kos nomor 1 itu bayar Rp 1,1 juta untuk periode 3-27 Desember. "Saya tidak tahu namanya dan tidak tahu latar belakangnya," pungkas Gandi. 7 pol
Komentar