Setelah Paceklik Ikan, Nelayan Yeh Gangga Mulai Melaut
TABANAN, NusaBali - Pasca paceklik hasil tangkapan, nelayan Yeh Gangga di Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan kembali melaut. Namun hasil tangkapan masih belum memuaskan karena arus ombak di bawah laut disebut kurang bagus.
Pantauan di lapangan, Selasa (26/12) pagi, sejumlah nelayan mulai melaut sekitar pukul 06.00 Wita. Ada yang memang mengambil tangkapan lobster hasil dari memasang bubu, kemudian ada yang memang baru melaut dengan cara menebar jaring.
Sekitar pukul 09.00 Wita para nelayan mulai berdatangan satu per satu dari tengah laut membawa hasil tangkapan. Memang terlihat hasil tangkapan mereka tidak melimpah. Paling banyak mendapat kisaran 2 kilogram per nelayan. Tangkapan para nelayan Yeh Gangga ini terlihat hanya dua jenis saja, lobster dan ikan kakap merah.
Salah seorang nelayan, I Kadek Mustra Ariawan mengatakan nelayan Yeh Gangga sudah mulai melaut sejak sepekan. Namun hasil tangkapan kurang memuaskan karena arus di bawah laut tidak bagus. "Padahal sekarang lagi musim lobster, tetapi hasil tangkapan sedikit," ujarnya.
Menurutnya jika kondisi laut bagus, hasil tangkapan bisa mencapai 3 kilogram sekali melaut. Namun kembali lagi pada situasi alam. "Kalau cuaca tidak bagus bisa saja mendapat sekilo, bahkan ada yang tidak dapat," kata Mustra yang kesehariannya juga sebagai Satpam di perusahaan swasta.
Hal senada juga disampaikan oleh pembantu nelayan I Nyoman Surin. Nelayan Yen Gangga sudah bisa kembali melaut setelah sebelumnya jukung nelayan parkir sebulan lantaran ombak pantai di Yeh Gangga terlalu kecil. "Sekarang sudah mulai melaut, meskipun hasil tangkapan sedikit. Namun ada juga yang mendapat tangkapan lumayan," kata Surin.
Sebelumnya musim kemarau menyebabkan nelayan Yeh Gangga, di Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan paceklik ikan. Sejak Oktober hingga Desember 2023 tangkapan mereka nihil. Selain itu tangkapan lobster juga menurun drastis karena ombak pantai terlalu kecil.
Krisisnya tangkapan ini membuat mereka merugi, tak sebanding dengan biaya bahan bakar minyak (BBM) dan umpan yang dibawa melaut. Meskipun demikian sejumlah nelayan masih tetap ada yang melaut setiap hari untuk mencari peruntungan, meskipun hasil tangkapan yang didapat terutama lobster hanya 1 sampai 2 ekor saja.
Salah seorang nelayan Tabanan, I Kadek Wita, 57, mengatakan tangkapan ikan sejak sebulan memang nihil. Ini karena dipengaruhi musim kemarau yang terlalu panjang. “Biasanya bulan-bulan sekarang tangkapan ikan layur dan kapasan sudah banyak. Namun sekarang nihil,” ujarnya belum lama ini. 7 des
Komentar