Stoner Ingin Teknologi Canggih Disingkirkan dari Balapan MotoGP
JAKARTA, NusaBali - Pembalap Australia Casey Stoner ingin MotoGP menyingkirkan semua teknologi canggih yang menurutnya menjadikan olahraga ini sebagai balapan bagi para insinyur daripada pembalap. Juara dunia 2007 dan 2011, yang terkenal dengan kontrol throttle-nya, meminta agar kendali motor diserahkan sepenuhnya kepada para pembalap.
"Biarkan mereka bergerak sedikit. Biarkan mereka melakukan kesalahan. Biarkan mereka meluncur. Saat ini, para insinyur mengendalikan semua yang mereka lakukan," kata Casey Stoner kepada TNT Sport, Selasa (26/12).
“Singkirkan semuanya! Ini cukup sederhana. Kami membiarkan para insinyur menciptakan impian mereka sendiri, tetapi ini bukan tentang para insinyur."
Stoner memperingatkan kebangkitan mesin berarti satu-satunya area di mana pengendara dapat membuat perbedaan adalah titik pengereman, yang dapat menyebabkan kecelakaan. Satu-satunya hal yang bisa membuat perbedaan, kata Stoner, adalah titik pengereman saat, semuanya diatur.
"Sekarang lebih sulit untuk melakukan modulasi karena winglet memberikan tekanan pada ban depan. Anda mendapat beban pada ban depan terus-menerus, jadi Anda tidak dapat membuat banyak perbedaan," kata Stoner dilansir bola.com.
Stoner melanjutkan, keberadaan teknologi yang berlebihan justru menghilangkan elemen terpenting dalam membalap, yakni seni berkendara.
"Mengendarai sepeda motor adalah sebuah seni. Sekarang orang-orang ini tidak mengontrol elemen sebanyak di masa lalu. Di luar tikungan, mendapatkan 280 tenaga kuda, dapat memutar throttle hingga penuh, dan itu tidak akan membuat terlempar atau wheelie,"kata Stoner.
"Mereka semua terjebak, didikte elektronik. Singkirkan itu. Perangkat awal? Singkirkan itu. Tidak membutuhkannya. Winglet pada sepeda terlalu lebar. Kembalikan ke tangan pengendara. Biarkan mereka bergoyang, bergerak sedikit. Biarkan mereka melakukan kesalahan. Saya ingin sekali melihatnya. Biarkan mereka meluncur."
"Sekarang hanya ada satu elemen yang bisa membuat perbedaan, yaitu titik pengereman. Hal ini memaksakan suatu tren. Semua orang melakukan push di area yang sama sehingga melakukan overtake sangatlah beresiko. Mereka melaju lebih cepat, sehingga margin kesalahannya sangat besar. Hal ini membuat balapan menjadi jauh lebih sulit,"kata Casey Stoner. *
Komentar