Setahun, 7.224 Lakalantas, 632 Orang Tewas
DENPASAR, NusaBali - Polda Bali mencatat adanya peningkatan angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) sepanjang tahun 2023.
Dari banyaknya lakalantas yang terjadi, kasus tertinggi tercatat berlokasi di Kota Denpasar. “Terkait kecelakaan lalu lintas sepanjang 2023 terjadi sebanyak 7.224 kasus laka lantas seluruh Bali, jumlah tersebut tentunya mengalami peningkatan sebesar lebih 100 persen dari 2022 yang sebanyak 3.620 kejadian,” kata Kapolda Bali Irjen Pol Ida Bagus Kd Putra Narendra di Denpasar, Kamis (28/12).
Dari data Polda Bali, kasus laka lantas terbanyak ditangani jajaran Polresta Denpasar dengan 2.245 kasus, disusul 1.073 kasus ditangani Gianyar, 881 kasus di Badung, 868 kasus di Tabanan, 675 kasus di Buleleng, 610 kasus di Karangasem, 391 kasus di Jembrana, 319 kasus di Klungkung, dan 162 kasus di Bangli.
Dari 7.224 kasus kecelakaan di seluruh Bali, sebanyak 632 orang meninggal dunia atau naik 25,89 persen dari 2022 sejumlah 502 orang, dengan rentang waktu kejadian laka lantas paling sering pukul 06.00-18.00 Wita.
“Jenis paling sering terlibat kecelakaan yaitu sepeda motor 86 persen, secara kuantitas secara umum meningkat dan ini akan kami evaluasi ke depan baik dengan kegiatan edukasi dan preventif maupun rekomendasi perbaikan sarana prasarana lalu lintas kepada pihak terkait,” ujar Putra Narendra.
Direktur Lalulintas Polda Bali Kombes Pol Ruminio Ardano menambahkan beberapa hal yang menjadi faktor meningkatnya laka lantas adalah pulihnya kondisi dari COVID-19 yang membuat banyak wisatawan maupun masyarakat pendatang masuk Bali, serta pengemudi yang di luar kendali sehingga terjadi laka tunggal.
“Dari yang kita lihat sekarang memang kehati-hatian dari pengendara jalan banyak dipengaruhi oleh lingkungan jalan yang ada, jalan kita tidak begitu lebar dan juga kontur jalannya. Kemudian kita tahu sendiri banyak kejadian laka tunggal ini karena menghindari hewan peliharaan salah satunya,” kata dia.
“Juga tahun lalu sebelum G20 kita masih banyak pembatasan ya terkait dengan perjalanan wisatawan dan masyarakat kita juga sudah menggeliat lagi, yang tadinya tidak kerja di sini, pulang ke kampung dan sekarang balik lagi ke sini,” tutup Ruminio. 7 ant
Dari data Polda Bali, kasus laka lantas terbanyak ditangani jajaran Polresta Denpasar dengan 2.245 kasus, disusul 1.073 kasus ditangani Gianyar, 881 kasus di Badung, 868 kasus di Tabanan, 675 kasus di Buleleng, 610 kasus di Karangasem, 391 kasus di Jembrana, 319 kasus di Klungkung, dan 162 kasus di Bangli.
Dari 7.224 kasus kecelakaan di seluruh Bali, sebanyak 632 orang meninggal dunia atau naik 25,89 persen dari 2022 sejumlah 502 orang, dengan rentang waktu kejadian laka lantas paling sering pukul 06.00-18.00 Wita.
“Jenis paling sering terlibat kecelakaan yaitu sepeda motor 86 persen, secara kuantitas secara umum meningkat dan ini akan kami evaluasi ke depan baik dengan kegiatan edukasi dan preventif maupun rekomendasi perbaikan sarana prasarana lalu lintas kepada pihak terkait,” ujar Putra Narendra.
Direktur Lalulintas Polda Bali Kombes Pol Ruminio Ardano menambahkan beberapa hal yang menjadi faktor meningkatnya laka lantas adalah pulihnya kondisi dari COVID-19 yang membuat banyak wisatawan maupun masyarakat pendatang masuk Bali, serta pengemudi yang di luar kendali sehingga terjadi laka tunggal.
“Dari yang kita lihat sekarang memang kehati-hatian dari pengendara jalan banyak dipengaruhi oleh lingkungan jalan yang ada, jalan kita tidak begitu lebar dan juga kontur jalannya. Kemudian kita tahu sendiri banyak kejadian laka tunggal ini karena menghindari hewan peliharaan salah satunya,” kata dia.
“Juga tahun lalu sebelum G20 kita masih banyak pembatasan ya terkait dengan perjalanan wisatawan dan masyarakat kita juga sudah menggeliat lagi, yang tadinya tidak kerja di sini, pulang ke kampung dan sekarang balik lagi ke sini,” tutup Ruminio. 7 ant
Komentar