Visi Prabowo-Gibran Jadikan Indonesia Pusat Ekosistem Digital Terdepan
JAKARTA, NusaBali.com - Pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka punya visi ambisius untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekosistem digital terdepan di kawasan. Konsep ini diperkuat dengan pandangan Danny Wibisono, seorang analis Laboratorium M-Data Analytix, dengan menitikberatkan pada hilirisasi industri digital sebagai kunci keberhasilan.
Sebelumnya Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menjelaskan bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur adalah landasan utama untuk mengembangkan ekosistem digital Indonesia.
"IKN akan menjadi pusat ekosistem digital Indonesia," kata Budiman. "Di sini akan dibangun infrastruktur digital yang canggih, termasuk pusat data, jaringan internet berkecepatan tinggi, dan fasilitas pendukung lainnya."
Selain IKN, sebanyak sembilan kota lainnya juga akan menjadi fokus utama dalam pembangunan industri berteknologi tinggi. Kota-kota tersebut adalah:
- Sumatera 1: Kota industri chips dan nanotechnology
- Sumatera 2: Industri IOT dan sensors
- Bali: Industri human-computer interface dan media sosial
- Jawa 1: Industri Artificial Intelligence (AI) dan teknologi komputasi
- Jawa 2: Industri mobile devices dan VR/AR
- Jawa 3: Industri robotics dan autonomous vehicles
- Sulawesi: Industri biotechnology dan agricultures
- Maluku: Energy storage industries
- Papua: Industri satellite dan connectivity
Pembangunan 10 kota berteknologi tinggi ini membutuhkan investasi yang besar, diperkirakan mencapai Rp 125 triliun per kota. Oleh karena itu, hilirisasi industri digital menjadi kunci keberhasilan proyek ini.
Hilirisasi industri digital adalah proses transformasi produk dan jasa digital dari tahap hulu ke hilir. Pada tahap hulu, produk dan jasa digital masih diproduksi oleh pihak asing. Pada tahap hilir, produk dan jasa digital diproduksi oleh pihak dalam negeri, termasuk Indonesia.
Dengan hilirisasi industri digital, Indonesia dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar dari sektor digital. Selain itu, hilirisasi industri digital juga dapat memperkuat kedaulatan digital Indonesia.
Sementara itu pakar big data dari Laboratorium M-Data Analytix, Andre Ardi dari Ilmu Hubungan Internasional Universitas Prof Dr Moestopo menyampaikan bahwa kebutuhan pembangunan satu ekosistem digital di satu kota mencapai Rp 125 triliun.
Hal itu bisa dipenuhi jika Hilirisasi Industri Digital direalisasikan. Sebab konsep ini mampu mendatangkan pendapatan negara melalui FDI yang menjadikan Indonesia tempat investasi serta pemasukan pajak, yang selama ini lari ke negara lain.
Meskipun memiliki potensi besar, visi Prabowo-Gibran untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekosistem digital terdepan di kawasan juga menghadapi tantangan. Salah satu tantangan tersebut adalah potensi resistensi dari negara asing.
Danny Wibisono mewanti-wanti potensi perlawanan asing atas kebangkitan Indonesia, sebagaimana yang terjadi saat melawan World Trade Organization (WTO). "Karena ini menyangkut kepentingan nasional negara kita," tegas Danny.
Visi Prabowo-Gibran untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekosistem digital terdepan di kawasan adalah visi yang ambisius dan penuh tantangan. Namun, jika berhasil diwujudkan, visi ini dapat memberikan manfaat besar bagi Indonesia, baik dari segi ekonomi maupun politik.
Komentar