Dua Kelompok Ribut, Motor Dibakar, Kos Dilempari
Pemuda Dua Banjar di Tabanan Juga Sempat Tegang
DENPASAR, NusaBali - Keributan antara dua kelompok, yakni warga asal Sumba dan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi di salah satu kos-kosan di Jalan Pucuk I, Banjar Tangtu, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Senin (1/1) dinihari pukul 00.30 Wita.
Keributan yang dipicu akibat salah paham saat pesta merayakan malam pergantian tahun ini merusak puluhan kamar kos. Selain itu tiga unit sepeda motor milik Pecalang setempat yang datang berusaha meredam situasi ikut dibakar.
Komplek kos-kosan yang memiliki 22 kamar dengan jumlah penghuni 44 orang dihuni oleh warga asal Flores. Sementara dua kamar ditempati oleh lima orang warga dari Sumba. Sebelum kejadian, dua kelompok warga ini sama-sama bikin pesta sambut tahun baru dengan buat acara bakar-bakaran daging sambil minum bir.
Acara pesta dimulai sejak Minggu (31/12) sore pukul 17.00 Wita. Lima orang warga asal Sumba mengundang 25 orang teman dalam acara itu. Sementara warga asal Flores yang jumlahnya puluhan orang kumpul jadi satu dengan menggelar acara serupa. Pada Minggu malam sekitar pukul 22.00 Wita dua orang undangan kelompok Sumba bertengkar gara-gara rokok. Pertengkaran antara mereka berdua dilerai oleh Jhon, warga Flores. Namun caranya melerai menimbulkan ketersinggungan. Akibatnya terjadilah pertengkaran antara salah satu dari mereka diketahui bernama Bianok dengan Jhon.
"Pertengkaran kedua pria itu tak kunjung reda. Malah membuat puluhan orang pria asal Sumba lainnya datang dan adu mulut dengan kelompok warga asal Flores," ungkap Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan dalam keterangannya, Senin kemarin.
Keributan antara dua kelompok itu mendapat respons dari Pecalang setempat. Sekitar pukul 00.00 Wita, sebanyak 5-10 orang Pecalang datangi TKP untuk meredam ketegangan. Pecalang meminta pihak yang terlibat keributan untuk keluar dari lokasi TKP. Salah seorang pelaku dari Sumba ditarik paksa oleh Pecalang untuk menyuruhnya pergi.
Hal ini membuat warga asal Sumba lainnya malah makin panas dan ikut menyerang para pecalang yang kemudian kabur dari TKP meninggalkan sepeda motornya. Para pelaku asal Sumba itu pun melampiaskan emosi dengan membakar tiga unit sepeda motor milik Pecalang yang ditinggalkan di TKP. Ternyata para pelaku asal Sumba itu masih tidak puas. Pukul 00.30 Wita mereka melempari kaca-kaca jendela puluhan kamar kos yang dihuni pendatang asal Flores. Selain itu mereka merusaki sepeda motor yang diparkir di depan kos. Usai beraksi para pelaku pergi meninggalkan TKP.
"Keributan itu direspons oleh aparat Polsek Denpasar Timur. Beberapa dari pelaku sudah berhasil ditangkap dan diamankan di Mapolsek Denpasar Timur. Sementara sisanya masih dalam pengejaran. Untuk menghindari bentrok susulan sebanyak 110 personel dikerahkan untuk amankan TKP," lanjut Kombes Jansen.
Sementara ketegangan juga sempat terjadi di tengah perayaan malam tahun baru di dua banjar bertetangga, yakni Banjar Batuaji Tengah dan Banjar Batuaji Kelod, Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Minggu (31/12) malam pukul 22.00 Wita. Pemicunya diduga gara-gara petasan. Dari informasi yang dihimpun keributan ini berawal dari pemuda di Banjar Batuaji Tengah sedang merayakan pesta tahun baru di garase rumah milik Kelian Dinas Banjar Batuaji Tengah. Pada saat itu tiba-tiba seorang anak kecil usia 5 tahun di Banjar Batuaji Tengah menyalakan kembang api yang membuat ketersinggungan warga Banjar Batuaji Kelod.
Lantas sejumlah warga Batuaji Kelod pun membalas dengan menghidupkan mercon seukuran lengan mengarah ke posko dadakan tempat sejumlah pemuda Banjar Batuaji Tengah berkumpul. Pecalang saat itu pun sempat mengingatkan kedua warga banjar bertetangga ini, namun tiba-tiba sejumlah warga Banjar Batuaji Kelod mendatangi posko dadakan Banjar Batuaji Tengah. Pemuda Banjar Batuaji Kelod bermaksud menanyakan maksud dari mercon yang mengarah ke Posko Banjar Batuaji Tengah. Namun belum sempat dilakukan pembicaraan, dua orang warga malah terlibat kontak fisik.
Dari kejadian itu pemuda asal Banjar Batuaji Tengah I Gusti APYP,19, mengalami luka di bagian mulut dan dada karena sempat dipukul menggunakan kayu atau triplek penutup got oleh warga Banjar Batuaji Kelod I Putu S,36. Mereka juga sempat ribut hingga dilerai secara bersama-sama. Kapolsek Kerambitan, Kompol I Gusti Putu Sudara membenarkan peristiwa tersebut. Pemicu keributan karena salah paham akibat petasan. "Jadi ini salah paham," terangnya.
Akibat kejadian tersebut memang ada salah satu warga yang kesakitan di bagian dada namun sudah sempat menjalani pengobatan di RSUD Tabanan dan sudah pulang. "Kasus sekarang sudah damai. Sebab kedua belah pihak juga sudah menandatangani surat pernyataan. Sudah bersalaman dan clear. Kita juga dibantu personel Polres Tabanan dalam penanganan masalah," tandas Kompol Sudara. 7 pol, des
Komplek kos-kosan yang memiliki 22 kamar dengan jumlah penghuni 44 orang dihuni oleh warga asal Flores. Sementara dua kamar ditempati oleh lima orang warga dari Sumba. Sebelum kejadian, dua kelompok warga ini sama-sama bikin pesta sambut tahun baru dengan buat acara bakar-bakaran daging sambil minum bir.
Acara pesta dimulai sejak Minggu (31/12) sore pukul 17.00 Wita. Lima orang warga asal Sumba mengundang 25 orang teman dalam acara itu. Sementara warga asal Flores yang jumlahnya puluhan orang kumpul jadi satu dengan menggelar acara serupa. Pada Minggu malam sekitar pukul 22.00 Wita dua orang undangan kelompok Sumba bertengkar gara-gara rokok. Pertengkaran antara mereka berdua dilerai oleh Jhon, warga Flores. Namun caranya melerai menimbulkan ketersinggungan. Akibatnya terjadilah pertengkaran antara salah satu dari mereka diketahui bernama Bianok dengan Jhon.
"Pertengkaran kedua pria itu tak kunjung reda. Malah membuat puluhan orang pria asal Sumba lainnya datang dan adu mulut dengan kelompok warga asal Flores," ungkap Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan dalam keterangannya, Senin kemarin.
Keributan antara dua kelompok itu mendapat respons dari Pecalang setempat. Sekitar pukul 00.00 Wita, sebanyak 5-10 orang Pecalang datangi TKP untuk meredam ketegangan. Pecalang meminta pihak yang terlibat keributan untuk keluar dari lokasi TKP. Salah seorang pelaku dari Sumba ditarik paksa oleh Pecalang untuk menyuruhnya pergi.
Hal ini membuat warga asal Sumba lainnya malah makin panas dan ikut menyerang para pecalang yang kemudian kabur dari TKP meninggalkan sepeda motornya. Para pelaku asal Sumba itu pun melampiaskan emosi dengan membakar tiga unit sepeda motor milik Pecalang yang ditinggalkan di TKP. Ternyata para pelaku asal Sumba itu masih tidak puas. Pukul 00.30 Wita mereka melempari kaca-kaca jendela puluhan kamar kos yang dihuni pendatang asal Flores. Selain itu mereka merusaki sepeda motor yang diparkir di depan kos. Usai beraksi para pelaku pergi meninggalkan TKP.
"Keributan itu direspons oleh aparat Polsek Denpasar Timur. Beberapa dari pelaku sudah berhasil ditangkap dan diamankan di Mapolsek Denpasar Timur. Sementara sisanya masih dalam pengejaran. Untuk menghindari bentrok susulan sebanyak 110 personel dikerahkan untuk amankan TKP," lanjut Kombes Jansen.
Sementara ketegangan juga sempat terjadi di tengah perayaan malam tahun baru di dua banjar bertetangga, yakni Banjar Batuaji Tengah dan Banjar Batuaji Kelod, Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Minggu (31/12) malam pukul 22.00 Wita. Pemicunya diduga gara-gara petasan. Dari informasi yang dihimpun keributan ini berawal dari pemuda di Banjar Batuaji Tengah sedang merayakan pesta tahun baru di garase rumah milik Kelian Dinas Banjar Batuaji Tengah. Pada saat itu tiba-tiba seorang anak kecil usia 5 tahun di Banjar Batuaji Tengah menyalakan kembang api yang membuat ketersinggungan warga Banjar Batuaji Kelod.
Lantas sejumlah warga Batuaji Kelod pun membalas dengan menghidupkan mercon seukuran lengan mengarah ke posko dadakan tempat sejumlah pemuda Banjar Batuaji Tengah berkumpul. Pecalang saat itu pun sempat mengingatkan kedua warga banjar bertetangga ini, namun tiba-tiba sejumlah warga Banjar Batuaji Kelod mendatangi posko dadakan Banjar Batuaji Tengah. Pemuda Banjar Batuaji Kelod bermaksud menanyakan maksud dari mercon yang mengarah ke Posko Banjar Batuaji Tengah. Namun belum sempat dilakukan pembicaraan, dua orang warga malah terlibat kontak fisik.
Dari kejadian itu pemuda asal Banjar Batuaji Tengah I Gusti APYP,19, mengalami luka di bagian mulut dan dada karena sempat dipukul menggunakan kayu atau triplek penutup got oleh warga Banjar Batuaji Kelod I Putu S,36. Mereka juga sempat ribut hingga dilerai secara bersama-sama. Kapolsek Kerambitan, Kompol I Gusti Putu Sudara membenarkan peristiwa tersebut. Pemicu keributan karena salah paham akibat petasan. "Jadi ini salah paham," terangnya.
Akibat kejadian tersebut memang ada salah satu warga yang kesakitan di bagian dada namun sudah sempat menjalani pengobatan di RSUD Tabanan dan sudah pulang. "Kasus sekarang sudah damai. Sebab kedua belah pihak juga sudah menandatangani surat pernyataan. Sudah bersalaman dan clear. Kita juga dibantu personel Polres Tabanan dalam penanganan masalah," tandas Kompol Sudara. 7 pol, des
1
Komentar