Hilirisasi Industri Digital: Peluang Indonesia untuk Mendunia
JAKARTA, NusaBali.com - Hilirisasi industri digital merupakan salah satu isu penting yang disampaikan Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres pada 22 Desember 2023. Isu ini menarik perhatian publik dan mengundang pertanyaan soal hilirisasi industri digital.
Menurut analis Laboratorium Big Data M-Data Analytix, Danny Wibisono dari Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama), hilirisasi industri digital adalah upaya untuk menciptakan nilai tambah dari industri digital. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekayaan budaya dan alam Indonesia sebagai bahan baku konten digital.
Danny menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan soft power di dunia melalui hilirisasi industri digital. Hal ini karena Indonesia memiliki jumlah pengguna internet yang besar, serta kekayaan budaya dan alam yang unik.
"Dengan kekuatan infrastruktur dan infostruktur teknologi informasi dan media digital di Indonesia, seharusnya dapat menjadi materi influencer sebagai narasi lokal, nasional, hingga international sebagai ‘national interest’," kata Danny, Selasa (2/1/2024).
Dengan penetrasi internet di dalam negeri yang tumbuh pesat, di mana jumlah pengguna internet kita mencapai 213 juta atau 77,6% populasi Indonesia, serta pengguna media sosial terbesar di dunia, sudah menjadi modal besar sebagai agen digital di setiap produk hilirasi industri digital kita.
Hal lain menurut Danny yang tidak kalah penting adalah ketahanan ekonomi digital untuk melindungi data dan ketahanan ekonomi digital Indonesia. Sektor-sektor strategis selain sumber daya alam harus dikuasai oleh negara, seperti transportasi dan logistik (karena Indonesia adalah negara kepulauan), digital e-commerce, retail dan supply chain.
Namun sayangnya, tak semua Capres dan Cawapres memiliki konsentrasi soal ini. Danny menilai hanya pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka yang menyentuh isu itu dalam debat kemarin, meski mayoritas publik mungkin tidak dapat menangkap pesan tersebut.
“Bagi yang belum faham, hilirisasi digital ini menambah kosakata dan menjadi national interest kita untuk diperjuangkan. Bukan hanya soal pertambangan dan SDA (sumber daya alam) saja,” ungkap Danny.
Hilirisasi ini akan menciptakan aliran uang, dimana perusahaan-perusahaan cangkang yang berada di luar negeri akan masuk ke Indonesia yang berdampak pada pendapatan pajak negara.
“Adanya hilirasi industri digital ini artinya, core system setiap industri digital ada di dalam negeri, keamanan dan perlindungan data terjamin, dan nilai komoditas dijual dengan harga tinggi karena sebagian produksi dilakukan di dalam negeri,” pungkas Danny.
Sebelumnya Dewan Pakar Tim Nasional Kampanye (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menjelaskan, hilirisasi industri digital adalah upaya softpower diplomacy industri digital yang diciptakan dengan bermodal jumlah suku, budaya, bahasa, dan ribuan cerita serta hikayat yang dapat dijadikan konten.
Salah satu negara yang sukses menciptakan ini adalah Korea Selatan dengan K-Pop dan Drama Korea (Drakor) yang menceritakan sejarah Korea beserta kehidupannya. Salah satu boy band K-Pop, yakni BTS bahkan telah menginjakkan kaki di Gedung Putih dan diterima Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Pertemuan Biden dengan BTS tersebut membahas upaya memerangi ujaran kebencian serta kejahatan terhadap etnis Asia. Mereka juga berdiskusi bagaimana BTS, sebagai grup musik terbesar di dunia, bisa membantu mewujudkan inklusi Asia.
Komentar