Warga Keluhkan Kabut Asap
Kebakaran TPA Bengkala
Pj Bupati Buleleng mengatakan kedepannya akan dilakukan penataan kembali TPA Bengkala.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah masyarakat Desa/Kecamatan Kubutambahan mengeluhkan kabut asap yang muncul tiga hari terakhir. Kabut asap ini bersumber dari kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala yang terjadi sejak Jumat, 29 Desember 2023 lalu. Beruntung hembusan kabut asap tidak berlangsung sepanjang hari, namun maksimal hanya 3 jam saat angin darat menuju ke laut.
Perbekel Desa Kubutambahan Gede Pariadnyana dihubungi Selasa (2/1) kemarin membenarkan jika sejak tiga hari terakhir ada kabut asap yang dapat dilihat dan dirasakan warga. Terutama warga yang di Banjar Dinas Pasek dan juga Banjar Dinas Tegal yang berada di hilir TPA.
“Ya penyebabnya karena kemarau berkepanjangan. Kubutambahan memang belum sempat diguyur hujan sampai hari ini, cuaca panas sekali. Biasanya kabut disertai bau menyengat khas pembakaran itu mulai datang sekitar pukul 20.00 wita sampai pukul 11.00 wita saat angin berhembus ke utara. Kalau pagi sampai sore aman. Tetapi dampak kabut asap ini masih bisa ditolerir,” ungkap Pariadnyana.
Pemdes Kubutambahan pun menghimbau kepada masyarakat yang tidak kuat akan bau asap, untuk memakai masker. Sementara itu kebakaran TPA Bengkala menurut informasi di lapangan sudah terjadi Jumat (29/12) dini hari. Api sebenarnya sudah sempat padam namun kembali mengepul. Kebakaran TPA Bengkala diduga dipicu dari gas metana yang ada di sisi barat.
Dikonfirmasi terpisah Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengaku saat ini sedang dalam tahap pemulihan. Kobaran api sudah tidak terlihat, hanya menyisakan asap saja. Seluruh upaya maksimal memadamkan api juga sudah dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Lingkungan Hidup dan juga Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD).
Pemerintah Kabupaten Buleleng juga disebut Lihadnyana sudah jauh-jauh hari sebelum kejadian telah melakukan langkah pencegahan. Penyiraman TPA setiap hari dilakukan untuk meminimalisir kebakaran yang dipicu kemarau panjang.
“Kami sudah belajar dari kejadian kebakaran TPA di daerah lain. Ini sebenarnya kita lagi ratakan gunung-gunung sampah karena sudah mulai musim hujan juga,” terang Lihadnyana.
Pejabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini pun mengatakan kedepannya akan dilakukan penataan kembali TPA Bengkala. Mengingat tahun 2023 lalu, Pemkab Buleleng juga sudah melakukan perluasan lahan TPA karena kondisi sebelumnya sudah overload. Kini di TPA Bengkala seluas 7 hektare setelah dilakukan pembebasan lahan 3,05 hektare tahun 2023 lalu senilai Rp 5,3 miliar.
“Ke depan juga perlu dibuatkan parit-parit saluran air di pinggir-pinggir gundukan sampah dan diisi sprinkle. Sehingga antisipasinya dan penanganan potensi kebakaran bisa lebih cepat,” papar Lihadnyana.7 k23
Sejumlah masyarakat Desa/Kecamatan Kubutambahan mengeluhkan kabut asap yang muncul tiga hari terakhir. Kabut asap ini bersumber dari kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala yang terjadi sejak Jumat, 29 Desember 2023 lalu. Beruntung hembusan kabut asap tidak berlangsung sepanjang hari, namun maksimal hanya 3 jam saat angin darat menuju ke laut.
Perbekel Desa Kubutambahan Gede Pariadnyana dihubungi Selasa (2/1) kemarin membenarkan jika sejak tiga hari terakhir ada kabut asap yang dapat dilihat dan dirasakan warga. Terutama warga yang di Banjar Dinas Pasek dan juga Banjar Dinas Tegal yang berada di hilir TPA.
“Ya penyebabnya karena kemarau berkepanjangan. Kubutambahan memang belum sempat diguyur hujan sampai hari ini, cuaca panas sekali. Biasanya kabut disertai bau menyengat khas pembakaran itu mulai datang sekitar pukul 20.00 wita sampai pukul 11.00 wita saat angin berhembus ke utara. Kalau pagi sampai sore aman. Tetapi dampak kabut asap ini masih bisa ditolerir,” ungkap Pariadnyana.
Pemdes Kubutambahan pun menghimbau kepada masyarakat yang tidak kuat akan bau asap, untuk memakai masker. Sementara itu kebakaran TPA Bengkala menurut informasi di lapangan sudah terjadi Jumat (29/12) dini hari. Api sebenarnya sudah sempat padam namun kembali mengepul. Kebakaran TPA Bengkala diduga dipicu dari gas metana yang ada di sisi barat.
Dikonfirmasi terpisah Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengaku saat ini sedang dalam tahap pemulihan. Kobaran api sudah tidak terlihat, hanya menyisakan asap saja. Seluruh upaya maksimal memadamkan api juga sudah dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Lingkungan Hidup dan juga Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD).
Pemerintah Kabupaten Buleleng juga disebut Lihadnyana sudah jauh-jauh hari sebelum kejadian telah melakukan langkah pencegahan. Penyiraman TPA setiap hari dilakukan untuk meminimalisir kebakaran yang dipicu kemarau panjang.
“Kami sudah belajar dari kejadian kebakaran TPA di daerah lain. Ini sebenarnya kita lagi ratakan gunung-gunung sampah karena sudah mulai musim hujan juga,” terang Lihadnyana.
Pejabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini pun mengatakan kedepannya akan dilakukan penataan kembali TPA Bengkala. Mengingat tahun 2023 lalu, Pemkab Buleleng juga sudah melakukan perluasan lahan TPA karena kondisi sebelumnya sudah overload. Kini di TPA Bengkala seluas 7 hektare setelah dilakukan pembebasan lahan 3,05 hektare tahun 2023 lalu senilai Rp 5,3 miliar.
“Ke depan juga perlu dibuatkan parit-parit saluran air di pinggir-pinggir gundukan sampah dan diisi sprinkle. Sehingga antisipasinya dan penanganan potensi kebakaran bisa lebih cepat,” papar Lihadnyana.7 k23
1
Komentar