Polisi Periksa Keterangan Puluhan Saksi
Terkait Keributan Dua Kelompok di Desa Kesiman Kertalangu
Belum ada yang ditetapkan jadi tersangka. Penyidik Satreskrim Polresta Denpasar masih melakukan pendalaman.
DENPASAR, NusaBali
Keributan antara dua kelompok penduduk, yakni warga asal Sumba dan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) di salah satu kos-kosan di Jalan Pucuk I, Banjar Tangtu, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, pada Senin (1/1) sekitar pukul 00.30 Wita masih didalami oleh penyidik Satreskrim Polresta Denpasar. Hingga Selasa (2/1) polisi memeriksa keterangan puluhan orang saksi. Namun demikian, belum ada yang ditetapkan jadi tersangka.
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dikonfirmasi kemarin siang mengatakan puluhan orang saksi yang dimintai keterangan terdiri dari 9 orang dari pihak Desa Kesiman Kertalangu. Kemudian 3 orang Pecalang, dan 21 orang warga.
AKP Sukadi menjelaskan dalam peristiwa itu ada dua orang yang menderita luka-kuka, yaitu Ruben, 38, mengalami luka robek di kepala dan Yohani Alang, 25, mengalami luka pada bibir. Sementara tiga unit sepeda motor milik Pecalang yang dibakar masing-masing Yamaha Aerox DK 3046 ZZ, Honda Vario DK 2274 BU, dan Honda Scoopy DK 2773 ACV. Tiga sepeda motor itu masing-masing milik Agus Mahendra, I Ketut Sadia dan Bagus.
“Dari hasil penyelidikan terhadap kejadian tersebut telah cukup bukti terjadi peristiwa tindak penganiayaan sesuai dengan Pasal 351 KUHP. Namun sampai saat ini dari pihak korban belum membuat laporan Polisi. Sedangkan tindak pidana pengerusakan sesuai dengan pasal 406 KUHP sementara masih dilakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut,” tutur AKP Sukadi.
Sebelumnya diberitakan, keributan yang dipicu akibat salah paham saat pesta merayakan malam pergantian tahun ini merusak puluhan kamar kos. Selain itu tiga unit sepeda motor milik Pecalang setempat yang datang berusaha meredam situasi ikut dibakar.
Komplek kos-kosan yang memiliki 22 kamar dengan jumlah penghuni 44 orang dihuni oleh warga asal Flores. Sementara dua kamar ditempati oleh lima orang warga dari Sumba. Sebelum kejadian, dua kelompok warga ini sama-sama bikin pesta sambut tahun baru dengan buat acara bakar-bakaran daging sambil minum bir.
Acara pesta dimulai sejak Minggu (31/12) sore pukul 17.00 Wita. Lima orang warga asal Sumba mengundang 25 orang teman dalam acara itu. Sementara warga asal Flores yang jumlahnya puluhan orang kumpul jadi satu dengan menggelar acara serupa. Pada Minggu malam sekitar pukul 22.00 Wita dua orang undangan kelompok Sumba bertengkar gara-gara rokok. Pertengkaran antara mereka berdua dilerai oleh Jhon, warga Flores. Namun caranya melerai menimbulkan ketersinggungan. Akibatnya terjadilah pertengkaran antara salah satu dari mereka diketahui bernama Bianok dengan Jhon.
Keributan antara dua kelompok itu mendapat respons dari Pecalang setempat. Sekitar pukul 00.00 Wita, sebanyak 5-10 orang Pecalang datangi TKP untuk meredam ketegangan. Pecalang meminta pihak yang terlibat keributan untuk keluar dari lokasi TKP. Salah seorang pelaku dari Sumba ditarik paksa oleh Pecalang untuk menyuruhnya pergi.
Hal ini membuat warga asal Sumba lainnya malah makin panas dan ikut menyerang para pecalang yang kemudian kabur dari TKP meninggalkan sepeda motornya. Para pelaku asal Sumba itu pun melampiaskan emosi dengan membakar tiga unit sepeda motor milik Pecalang yang ditinggalkan di TKP. Ternyata para pelaku asal Sumba itu masih tidak puas. Pukul 00.30 Wita mereka melempari kaca-kaca jendela puluhan kamar kos yang dihuni pendatang asal Flores. Selain itu mereka merusak sepeda motor yang diparkir di depan kos. Usai beraksi para pelaku pergi meninggalkan TKP. 7 pol
Keributan antara dua kelompok penduduk, yakni warga asal Sumba dan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) di salah satu kos-kosan di Jalan Pucuk I, Banjar Tangtu, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, pada Senin (1/1) sekitar pukul 00.30 Wita masih didalami oleh penyidik Satreskrim Polresta Denpasar. Hingga Selasa (2/1) polisi memeriksa keterangan puluhan orang saksi. Namun demikian, belum ada yang ditetapkan jadi tersangka.
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dikonfirmasi kemarin siang mengatakan puluhan orang saksi yang dimintai keterangan terdiri dari 9 orang dari pihak Desa Kesiman Kertalangu. Kemudian 3 orang Pecalang, dan 21 orang warga.
AKP Sukadi menjelaskan dalam peristiwa itu ada dua orang yang menderita luka-kuka, yaitu Ruben, 38, mengalami luka robek di kepala dan Yohani Alang, 25, mengalami luka pada bibir. Sementara tiga unit sepeda motor milik Pecalang yang dibakar masing-masing Yamaha Aerox DK 3046 ZZ, Honda Vario DK 2274 BU, dan Honda Scoopy DK 2773 ACV. Tiga sepeda motor itu masing-masing milik Agus Mahendra, I Ketut Sadia dan Bagus.
“Dari hasil penyelidikan terhadap kejadian tersebut telah cukup bukti terjadi peristiwa tindak penganiayaan sesuai dengan Pasal 351 KUHP. Namun sampai saat ini dari pihak korban belum membuat laporan Polisi. Sedangkan tindak pidana pengerusakan sesuai dengan pasal 406 KUHP sementara masih dilakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut,” tutur AKP Sukadi.
Sebelumnya diberitakan, keributan yang dipicu akibat salah paham saat pesta merayakan malam pergantian tahun ini merusak puluhan kamar kos. Selain itu tiga unit sepeda motor milik Pecalang setempat yang datang berusaha meredam situasi ikut dibakar.
Komplek kos-kosan yang memiliki 22 kamar dengan jumlah penghuni 44 orang dihuni oleh warga asal Flores. Sementara dua kamar ditempati oleh lima orang warga dari Sumba. Sebelum kejadian, dua kelompok warga ini sama-sama bikin pesta sambut tahun baru dengan buat acara bakar-bakaran daging sambil minum bir.
Acara pesta dimulai sejak Minggu (31/12) sore pukul 17.00 Wita. Lima orang warga asal Sumba mengundang 25 orang teman dalam acara itu. Sementara warga asal Flores yang jumlahnya puluhan orang kumpul jadi satu dengan menggelar acara serupa. Pada Minggu malam sekitar pukul 22.00 Wita dua orang undangan kelompok Sumba bertengkar gara-gara rokok. Pertengkaran antara mereka berdua dilerai oleh Jhon, warga Flores. Namun caranya melerai menimbulkan ketersinggungan. Akibatnya terjadilah pertengkaran antara salah satu dari mereka diketahui bernama Bianok dengan Jhon.
Keributan antara dua kelompok itu mendapat respons dari Pecalang setempat. Sekitar pukul 00.00 Wita, sebanyak 5-10 orang Pecalang datangi TKP untuk meredam ketegangan. Pecalang meminta pihak yang terlibat keributan untuk keluar dari lokasi TKP. Salah seorang pelaku dari Sumba ditarik paksa oleh Pecalang untuk menyuruhnya pergi.
Hal ini membuat warga asal Sumba lainnya malah makin panas dan ikut menyerang para pecalang yang kemudian kabur dari TKP meninggalkan sepeda motornya. Para pelaku asal Sumba itu pun melampiaskan emosi dengan membakar tiga unit sepeda motor milik Pecalang yang ditinggalkan di TKP. Ternyata para pelaku asal Sumba itu masih tidak puas. Pukul 00.30 Wita mereka melempari kaca-kaca jendela puluhan kamar kos yang dihuni pendatang asal Flores. Selain itu mereka merusak sepeda motor yang diparkir di depan kos. Usai beraksi para pelaku pergi meninggalkan TKP. 7 pol
1
Komentar