ASN Buleleng Diingatkan Jangan Terjebak di Zona Nyaman
SINGARAJA, NusaBali - Setahun terakhir, Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkab Buleleng dipaksa untuk keluar dari zona nyaman. Terutama dalam merealisasikan anggaran daerah yang lebih efisien. Hal tersebut tercermin pada pola manajemen kepemimpinan Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana.
Hal itu diungkapkan saat mengawali tugas di awal tahun 2024, Selasa (2/1) kemarin. Menurutnya, manajemen kepemimpinan yang kuat adalah memaksa orang keluar dari zona nyaman. Setiap ASN disebutnya wajib mengetahui dan mengenali tugas masing-masing dan tidak terjebak di administratif.
“Dengan pola ini awalnya memang agak terkejut. Pertanyaan saya simpel, APBD yang kita kelola sudah berapa persen untuk masyarakat,” ucap Lihadnyana saat menghadiri talkshow di salah satu radio di Buleleng.
Menurutnya untuk mengubah pola pikir itu melalui proses yang tidak instan. Namun dengan konsisten perlahan seluruh perangkat daerah dapat mengikuti perubahan pola pikir tersebut.
“Ini adalah proses pembelajaran, kalau perangkat daerah tidak tahu tugasnya bagaimana dia bisa berinovasi. Sedangkan inovasi adalah dorongan untuk percepatan pembangunan,” imbuh pejabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng.
Lihadnyana juga menjelaskan efisiensi anggaran yang dilakukan semata-mata hanya untuk masyarakat. Sehingga masyarakat merasakan kehadiran pemerintah. Pemerintah disebutnya harus mampu mengelola APBD menjadi produktif, realistis, dengan hasil yang dirasakan langsung masyarakat.
Sementara itu, setelah bekerja dengan baik, Lihadnyana juga merancang penghargaan kepada ASN yang sudah berkinerja dengan baik melalui sistem merit. Sistem tersebut mampu memberikan penilaian secara objektif terhadap pegawai sesuai dengan kompetensi dan kinerjanya. Pegawai berkinerja baik untuk berpeluang mendapatkan penghargaan baik Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) atau jenjang karir sesuai dengan kompetensinya.7 k23
“Dengan pola ini awalnya memang agak terkejut. Pertanyaan saya simpel, APBD yang kita kelola sudah berapa persen untuk masyarakat,” ucap Lihadnyana saat menghadiri talkshow di salah satu radio di Buleleng.
Menurutnya untuk mengubah pola pikir itu melalui proses yang tidak instan. Namun dengan konsisten perlahan seluruh perangkat daerah dapat mengikuti perubahan pola pikir tersebut.
“Ini adalah proses pembelajaran, kalau perangkat daerah tidak tahu tugasnya bagaimana dia bisa berinovasi. Sedangkan inovasi adalah dorongan untuk percepatan pembangunan,” imbuh pejabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng.
Lihadnyana juga menjelaskan efisiensi anggaran yang dilakukan semata-mata hanya untuk masyarakat. Sehingga masyarakat merasakan kehadiran pemerintah. Pemerintah disebutnya harus mampu mengelola APBD menjadi produktif, realistis, dengan hasil yang dirasakan langsung masyarakat.
Sementara itu, setelah bekerja dengan baik, Lihadnyana juga merancang penghargaan kepada ASN yang sudah berkinerja dengan baik melalui sistem merit. Sistem tersebut mampu memberikan penilaian secara objektif terhadap pegawai sesuai dengan kompetensi dan kinerjanya. Pegawai berkinerja baik untuk berpeluang mendapatkan penghargaan baik Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) atau jenjang karir sesuai dengan kompetensinya.7 k23
1
Komentar