BP3MI Telusuri PMI asal Bali Terdampak Gempa Jepang
Kemenlu Ungkap Ada 105 WNI Terpaksa Mengungsi
DENPASAR, NusaBali - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali masih terus melakukan koordinasi dengan pihak Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Jakarta terkait kemungkinan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali terdampak atau bahkan menjadi korban gempa berkekuatan 7,5 skala richter di wilayah Noto, Prefektur Ishikawa, Jepang, Senin (1/1).
Kepala BP3MI Bali, Anak Agung Gde Indra Hardiawan mengatakan Jepang merupakan salah satu tujuan negara Penempatan PMI Program G to G pada sektor Kesehatan. “Kami masih melakukan koordinasi ke BP2MI khususnya kedeputian Asia Afrika,” ujar Agung Hardiawan saat dikonfirmasi, Rabu (3/1) malam. Sejauh ini pihaknya juga belum mendapat laporan dari keluarga maupun kerabat PMI Bali di Jepang yang kehilangan kontak dengan keluarganya yang bekerja di Negeri Sakura khususnya dekat dengan wilayah terdampak gempa.
“Jepang adalah salah satu tujuan PMI Bali ke luar negeri, sekalipun persentasenya kecil. Untuk di Prefektur Ishikawa datanya masih kami cari,” ungkapnya. Kementerian Luar Negeri mengungkapkan terdapat 105 Warga Negara Indonesia (WNI) yang harus mengungsi akibat gempa melanda prefektur Ishikawa, Jepang. Sistem lapor diri KBRI Tokyo sendiri mencatat terdapat 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha menyampaikan, mereka tersebar di beberapa titik. Rinciannya, 53 orang di Ogi, 25 orang di Suzu, dan 27 orang di Saika. "Berdasarkan komunikasi terakhir KBRI Tokyo dengan simpul-simpul masyarakat, didapat informasi baru bahwa terdapat sejumlah WNI yang berada di shelter dan membutuhkan bantuan logistik," kata Judha, Rabu (3/1).
Judha menuturkan, sebelumnya mereka kesulitan berkomunikasi karena gangguan jaringan. Pihaknya mengaku akan mengirimkan bantuan ke para WNI yang mengungsi tersebut. "KBRI Tokyo akan segera mengirimkan bantuan logistik darurat untuk para WNI di tempat-tempat tersebut," tuturnya. Judha menyampaikan, jumlah tersebut di luar 9 WNI yang sebelumnya mengungsi, yaitu 6 mahasiswa di Toyama, 1 WNI di Noto, dan 2 pemagang di Ishikawa. Untuk itu, perwakilan Indonesia di Jepang melalui KBRI Tokyo terus memantau kondisi mereka dan menyiapkan bantuan bagi mereka yang masih tinggal di penampungan.
"Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menjelaskan, bantuan yang disiapkan adalah 120 paket makanan kemasan siap saji dan sejumlah uang untuk mendukung kebutuhan bahan pangan yang diperlukan WNI yang masih tinggal di tempat penampungan," bunyi pernyataan KBRI Tokyo, Rabu (3/1).
Serangkaian gempa melanda wilayah Noto pada Senin sore, dimulai dengan gempa berkekuatan magnitudo 5,7 pada pukul 16:06 waktu setempat, kata Badan Meteorologi Jepang. Guncangan ini diikuti oleh gempa
“Jepang adalah salah satu tujuan PMI Bali ke luar negeri, sekalipun persentasenya kecil. Untuk di Prefektur Ishikawa datanya masih kami cari,” ungkapnya. Kementerian Luar Negeri mengungkapkan terdapat 105 Warga Negara Indonesia (WNI) yang harus mengungsi akibat gempa melanda prefektur Ishikawa, Jepang. Sistem lapor diri KBRI Tokyo sendiri mencatat terdapat 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha menyampaikan, mereka tersebar di beberapa titik. Rinciannya, 53 orang di Ogi, 25 orang di Suzu, dan 27 orang di Saika. "Berdasarkan komunikasi terakhir KBRI Tokyo dengan simpul-simpul masyarakat, didapat informasi baru bahwa terdapat sejumlah WNI yang berada di shelter dan membutuhkan bantuan logistik," kata Judha, Rabu (3/1).
Judha menuturkan, sebelumnya mereka kesulitan berkomunikasi karena gangguan jaringan. Pihaknya mengaku akan mengirimkan bantuan ke para WNI yang mengungsi tersebut. "KBRI Tokyo akan segera mengirimkan bantuan logistik darurat untuk para WNI di tempat-tempat tersebut," tuturnya. Judha menyampaikan, jumlah tersebut di luar 9 WNI yang sebelumnya mengungsi, yaitu 6 mahasiswa di Toyama, 1 WNI di Noto, dan 2 pemagang di Ishikawa. Untuk itu, perwakilan Indonesia di Jepang melalui KBRI Tokyo terus memantau kondisi mereka dan menyiapkan bantuan bagi mereka yang masih tinggal di penampungan.
"Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menjelaskan, bantuan yang disiapkan adalah 120 paket makanan kemasan siap saji dan sejumlah uang untuk mendukung kebutuhan bahan pangan yang diperlukan WNI yang masih tinggal di tempat penampungan," bunyi pernyataan KBRI Tokyo, Rabu (3/1).
Serangkaian gempa melanda wilayah Noto pada Senin sore, dimulai dengan gempa berkekuatan magnitudo 5,7 pada pukul 16:06 waktu setempat, kata Badan Meteorologi Jepang. Guncangan ini diikuti oleh gempa
Komentar