Empat Korban Dirujuk ke RSUP Sanglah
Liburan ke Bali untuk merayakan promosi jabatan berakhir duka. Mobil yang ditumpangi rombongan terjun ke Danau Batur, Kintamani, Senin (17/7).
Musibah Maut Mobil Terjun ke Danau Batur
DENPASAR, NusaBali
Empat koban selamat dari musibah maut yang terjadi di Danau Batur kawasan Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli, masing-masing Miftahul Janna, 25, Kenzi, 2, Dinda Nazwa Kharisma, 13, dan Dwi Septia Cahaya, 10, dilarikan ke RSUP Sanglah, Senin (17/7) malam.
Tiga orang dalam kondisi mengalami luka ringan, hanya satu korban luka parah yakni Dinda yang mengalami patah pada tumit kaki kiri hingga harus dioperasi. Korban selamat Miftahul Janna mengaku tidak menyangka akan mengalami musibah tersebut. Ini merupakan perjalanannya yang ketiga ke Bali bersama keluarga, namun untuk pertama kalinya ke Desa Wisata Trunyan.
“Saya sudah tiga kali ke Bali tapi ke Trunyan baru sekali ini. Katanya itu unik, pemakaman yang unik. Nah kami coba ke sana. Pas ke sana cuma sebentar, sekitar 20 menitan, langsung balik,” ungkapnya saat ditemui di RSUP Sanglah, Selasa (18/7).
Dia membantah sempat usil di tempat tersebut. “Kalau yang kami baca di artikel, katanya kami usil padahal sih nggak ada. Kami sampai di sana cuma foto-foto sekitar 20 menit saja. Kalau dari artikel yang saya baca juga katanya ada kakek-kakek yang ngikutin dan salah satu korban ada yang lihat. Nah, kakek-kakek itu siapa? Ada media yang nanya-nanya mungkin ponakan saya nggak ngerti ditanya begitu,” tuturnya.
Dikatakan, saat hendak ke Trunyan rombongan tersebut memang tidak tahu medan perjalanan darat ke lokasi tujuan. Ketika hendak jalan pulang, rombongan tersebut sempat merasa kebingungan untuk menghadapi medan jalan pulang. “Kami bingung mau pulang gimana caranya, dan saat itu kami benar-benar nyerah. Mungkin suami saya itu nyerah itu pertanda kali ya. Seperti firasat, suami saya sempat bilang bisa pulang gak ini? Terus saya bilang, ya udah dibawa santai aja jangan dibawa cemberut, dan kita tidak nyangka terjadi peristiwa itu,” ungkapnya.
Menghadapi kondisi medan yang curam saat itu, Janna bersama suami berada di posisi depan. Waktu itu Janna tidak memakai sabuk pengaman, sedangkan suaminya memakai sabuk pengaman. “Waktu itu mobil dalam posisi terkunci, saya juga nggak tahu kenapa saya bisa keluar. Saya nggak tahu pokoknya saya merasa pontang panting, bolak-balik, tahu-tahu saya sudah ada di pinggiran,” kenangnya.
“Anak saya gendong ke pinggiran sampai di rumput-rumput, saya berusaha langsung gendong ponakan saya. Ibu saya sudah meninggal di depan, mengambang. Bingung antara hidup atau mati, saya langsung berenang ke pinggiran. Untungnya saya tenggelam di tempat yang tidak terlalu dalam. Beruntungnya, setelah kejadian di danau itu, 20 menit kemudian ada orang yang lagi mendayung di sana,” katanya.
Sedangkan saat sebelum kejadian, mereka bertemu seorang pemandu di perjalanan. Pemandu tersebut lalu menyuruh rombongan tersebut mengikutinya. Namun sang pemandu sudah jauh di depan, sehingga tidak tahu akan kejadian yang menimpa satu mobil APV silver yang naas itu. “Pemandu itu naik motor. Saat pulang dia yang mandu. Katanya disuruh ngikutin dia pas pulang. Sempat kami tanya, ada jalan alternatif lain nggak, yang jalannya agak besar, walau jauh bagi kami nggak apa-apa. Kami sudah tanya dan kata pemandu tidak ada. Nah, suami saya sempat pasrah waktu itu,” katanya.
Padahal suaminya yang bekerja di Blue Bird di Bandara Soekarno Hatta rencananya akan naik jabatan pada Rabu (18/7) hari ini. “Ya kayak naik divisi seperti itu. Dulunya kerja di lobby sekarang dapat kerja di dalam. Kami dari Sabtu di Bali dan rencana balik malam ini (Selasa kemarin, Red),” tuturnya.
Janna mengaku, sebelumnya ada firasat. Mereka memilih cuti dadakan karena keinginan kuat untuk berlibur ke Bali jelang pelantikan jabatan suaminya, Mukhsin Mardona. Padahal mereka berencana cuti selama seminggu pada akhir bulan. “Karena naik jabatan itu jadi kami tidak bisa ambil cuti akhir bulan. Jadi kami cuti dadakan,” katanya.
Setelah mengambil cuti dadakan itu, Janna mengalami kendala kartu ATM tertelan. Padahal uang dalam kartu ATM itu akan digunakan untuk keperluan liburan di Bali. Akhirnya, dia menggunakan dana dari sang ibu untuk ke Bali. “Saya pakai duit ibu. Kami nggak mikir macam-macam. Tapi merasa bimbang saat itu. Firasat saya apa ini. Apa nggak boleh berangkat ya atau gimana. Saat di pesawat saya juga sempat bimbang dan takut kalau nanti kenapa-kenapa. Tapi akhirnya mendarat dengan selamat di Bali. Nggak tahu kalau di tempat wisata itu akan kena musibah begini,” kenangnya.
Janna mengaku shock dan terus menangis. Tiga orang korban yakni Miftahul Janna, Kenzi, dan Dwi Setia Cahaya, sudah diperbolehkan pulang. Mereka langsung berangkat ke Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk pulang ke Jakarta. Sementara Dinda Nazwa Kharisma masih harus dirawat intensif di RSUP Sanglah, karena baru selesai menjalani operasi.
Sebelumnya diberitakan, sebuah mobil APV silver yang mengangkut rombongan wisatawan asal Tangerang, Banten nyemplung ke Danau Batur kawasan Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani Bangli, karena tak kuat nanjak, Senin (17/7) sore. Akibatnya, 1 korban ditemukan tewas, 4 orang lagi diselamatkan dalam kondisi sekarat, dan 2 korban lainnya hilang tenggelam.
Ketika musibah terjadi, Senin sore sekitar pukul 16.00 Wita, mobil APV silver yang tidak jelas nomor platnya ini dalam perjalanan balik dari berwisata ke Desa ‘Baliage’ Trunyan di seberang Danau Batur. Mobil yang mengangkut rombongan satu keluarga berjumlah 7 orang ini melintasi jalan darat di tebing atas Danau Batur. Mereka menempuh perjalanan darat, tidak seperti umumnya orang menyeberang ke Desa Trunyan menggunakan boat. Rombongan widom ini diketahui berasal dari Jalan Ki Hajar Dewantara Nomor 71 Cipondo, Tangerang, Banten.
Begitu memasuki tanjakan pertama di wilayah Banjar Trunyan, Desa Trunyan, mobil ini mendadak atret (bergerak mundur), lantaran tidak kuat nanjak. Mobil APV yang dikemudikan salah satu korban hilang, Mukhsin Mardona, 30, ini pun langsung jatuh ke Danau Batur yang berada sekitar 30 meter di bawah badan jalan.
Menurut kesaksian salah seorang warga setempat, I Ketut Jaksa, awalnya mobil APV silver ini melintas seperti biasa. Namun, saat masuk tanjakan pertama di Banjar Trunyan, mobil tiba-tiba berhenti, lalu meluncur ke belakang, dan kemudian berguling-guling hingga nyemplung ke danau. "Sepertinya mobil mati saat itu,” cerita saksi Ketut Jaksa. *in
Komentar