Tunggu Komitmen PT Bali CMPP, Pemkot Tunda Tipping Fee
DENPASAR, NusaBali - Molornya komitmen penerapan pengelolaan sampah secara penuh di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Satu Pintu di Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Pemkot Denpasar menunda tipping fee. Tipping fee akan dikeluarkan jika pihak PT Bali CMPP (Citra Metro Plasma Power) komitmen dengan penerapan pengolahan sampah 60 persen (270 ton) dari volume total yakni 450 ton.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar Ida Bagus Putra Wirabawa di Kantor Walikota Denpasar, Kamis (4/1) mengatakan, pelaksanaan pengolahan sampah 60 persen pada 1 Januari 2024 sudah menjadi komitmen PT Bali CMPP.
Menurut dia, PT Bali CMPP sudah berupaya melakukan proses tersebut. Namun dalam proses pertama kalinya ini banyak menghadapi kendala. Sehingga dilaksanakan proses bertahap. “Mereka ini baru pertama kalinya, masih percontohan kan tidak bisa begitu saja selesai pasti ada kendala-kendala yang dihadapi," ujar Wirabawa.
Terkait dengan kontrak yang tidak terpenuhi, Wirabawa mengatakan sudah terus dikenakan pinalti. Pihaknya masih memberikan kesempatan bagi PT Bali CMPP untuk menyelesaikan proses tersebut. “Berikan dulu mereka memproses sampai nanti bisa melakukan pengolahan dengan baik. Sementara sampai sekarang tipping fee belum kami keluarkan,” ujar pria yang akrab disapa Gustra ini.
Sebelumnya, Public dan government Relation PT Bali CMPP Andrean Raditha mengungkapkan, masih banyak kendala yang dialami pihak vendor mesin. Kata dia, proses perubahan desain teknologi dan investasi peralatan baru sudah terpasang sejak 30 Oktober 2023 lalu. Tujuannya untuk meminimalisir emisi asap dan bau serta melebarkan spek produk sehingga dapat memenuhi kebutuhan multi industri dengan pola one-day service.
Menurut dia, komisioning oleh vendor mulai dilakukan sejak 18 November 2023 dan hingga saat ini masih berproses. "Spek produk sudah tercapai, kini kami menunggu kenaikan volume yang ditargetkan," ujar Raditha.
Saat ini, untuk proses pengolahan sampah di TPST Kesiman Kertalangu baru mencapai 90-100 ton per hari. Mesin pengering atau Rotary Dryer (RD) yang ada di TPST Kesiman Kertalangu ada 3 unit. RD 1 sedang dalam fase komisioning. RD 2 sedang off karena dalam tahap pemasangan perlengkapan tambahan.mis
Menurut dia, PT Bali CMPP sudah berupaya melakukan proses tersebut. Namun dalam proses pertama kalinya ini banyak menghadapi kendala. Sehingga dilaksanakan proses bertahap. “Mereka ini baru pertama kalinya, masih percontohan kan tidak bisa begitu saja selesai pasti ada kendala-kendala yang dihadapi," ujar Wirabawa.
Terkait dengan kontrak yang tidak terpenuhi, Wirabawa mengatakan sudah terus dikenakan pinalti. Pihaknya masih memberikan kesempatan bagi PT Bali CMPP untuk menyelesaikan proses tersebut. “Berikan dulu mereka memproses sampai nanti bisa melakukan pengolahan dengan baik. Sementara sampai sekarang tipping fee belum kami keluarkan,” ujar pria yang akrab disapa Gustra ini.
Sebelumnya, Public dan government Relation PT Bali CMPP Andrean Raditha mengungkapkan, masih banyak kendala yang dialami pihak vendor mesin. Kata dia, proses perubahan desain teknologi dan investasi peralatan baru sudah terpasang sejak 30 Oktober 2023 lalu. Tujuannya untuk meminimalisir emisi asap dan bau serta melebarkan spek produk sehingga dapat memenuhi kebutuhan multi industri dengan pola one-day service.
Menurut dia, komisioning oleh vendor mulai dilakukan sejak 18 November 2023 dan hingga saat ini masih berproses. "Spek produk sudah tercapai, kini kami menunggu kenaikan volume yang ditargetkan," ujar Raditha.
Saat ini, untuk proses pengolahan sampah di TPST Kesiman Kertalangu baru mencapai 90-100 ton per hari. Mesin pengering atau Rotary Dryer (RD) yang ada di TPST Kesiman Kertalangu ada 3 unit. RD 1 sedang dalam fase komisioning. RD 2 sedang off karena dalam tahap pemasangan perlengkapan tambahan.mis
1
Komentar