Gianyar Kekurangan Bus Sekolah
Keberadaan angkutan pelajar berupa bus sekolah di Gianyar makin diminati pelajar.
GIANYAR, NusaBali
Saat pagi hari waktu berangkat sekolah, memang masih minim pelajar naik bus ini. Namun, saat pulang sekolah bus berkapasitas 30 tempat duduk selalu penuh. Kondisi itu karena hanya ada satu unit bus per kecamatan, sehingga sangat kurang.
Hal itu diakui Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Gianyar I Made Rai Ridharta, Rabu (19/7). Rai Ridharta mengatakan, keberadaan tujuh bus pelajar itu baru bisa mengakomodir 40 persen pelajar di Gianyar. Untuk memaksimalkan fungsinya, diperlukan tambahan armada. "Minimal per kecamatan ada 2 armada," jelasnya.
Pihaknya berencana menambah tujuh unit bus, hanya saja masih terkendala anggaran. Namun, pihaknya mengaku akan terus diupayakan. Mengingat moda angkutan ini makin dinikmati kalangan pelajar. Terkait program rencana penambahan armada ini, lanjut Rai, sudah diusulkan untuk tahun anggaran 2017. Karena terbentur skala prioritas program pembangunan, secara otomatis penambahan tersebut belum bisa direalisasi. Disinggung tentang anggaran untuk penambahan tujuh unit bus tersebut, Rai Ridharta tidak memberikan nominal pasti. "Kurang lebih sekitar Rp 4,2 miliar, jika harga bus di pasaran Rp 600 juta per unit, seperti tahun lalu," ucapnya.
Kata dia, untuk tahap awal tujuh unit bus dengan kapasitas 30 tempat duduk itu sudah beroperasi dengan baik. Terbukti setiap pagi, angkutan siswa gratis ini selalu penuh siswa. Apalagi saat jam pulang sekolah, lebih banyak siswa yang bisa diangkut. "Kemungkinan siswa yang paginya belum bisa terangkut dengan bus, dan diantar oleh keluarganya, saat jam pulang sekolah saling rebutan berharap bisa naik bus dengan gratis," paparnya.
Diakuinya layanan moda transportasi massal untuk memberikan kesan aman dan nyaman bagi pelajar di Gianyar ini baru menyasar siswa di jalur utama rute sekolah, Bus belum sampai masuk ke pelosok desa. Karena waktu tempuh yang diperlukan cukup panjang. Meski demikian, ia optimis seiring peningkatan layanan yang dilakukan, program angkutan siswa ini ke depan akan bisa mengakomodasi seluruh siswa di Gianyar dan tujuan utama untuk menekan angka lalu lintas bisa terwujud. Di satu sisi, lewat program angkutan siswa ini juga ada bentuk pengalihan ketenagakerjaan. Dimana para sopir angkutan pedesaan yang sudah mati suri akibat tingginya angka penggunaan kendaraan bermotor sudah beralih profesi menjadi operator pelaksana angkutan sekolah. "Mereka yang tadinya berusaha sebagai sopir angkutan pedesaan, karena banyak kehilangan penumpang akhirnya kini memilih menjadi sopir, kondektur dan sopir cadangan angkutan siswa," jelasnya.
Untuk diketahui, bus sekolah ini merupakan program Pemkab Gianyar sejak awal tahun 2016. Karena selama ini banyak siswa belum cukup umur membawa kendaraan bermotor. Hal ini sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas, bahkan sampai menyebabkan korban jiwa. *nvi
Hal itu diakui Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Gianyar I Made Rai Ridharta, Rabu (19/7). Rai Ridharta mengatakan, keberadaan tujuh bus pelajar itu baru bisa mengakomodir 40 persen pelajar di Gianyar. Untuk memaksimalkan fungsinya, diperlukan tambahan armada. "Minimal per kecamatan ada 2 armada," jelasnya.
Pihaknya berencana menambah tujuh unit bus, hanya saja masih terkendala anggaran. Namun, pihaknya mengaku akan terus diupayakan. Mengingat moda angkutan ini makin dinikmati kalangan pelajar. Terkait program rencana penambahan armada ini, lanjut Rai, sudah diusulkan untuk tahun anggaran 2017. Karena terbentur skala prioritas program pembangunan, secara otomatis penambahan tersebut belum bisa direalisasi. Disinggung tentang anggaran untuk penambahan tujuh unit bus tersebut, Rai Ridharta tidak memberikan nominal pasti. "Kurang lebih sekitar Rp 4,2 miliar, jika harga bus di pasaran Rp 600 juta per unit, seperti tahun lalu," ucapnya.
Kata dia, untuk tahap awal tujuh unit bus dengan kapasitas 30 tempat duduk itu sudah beroperasi dengan baik. Terbukti setiap pagi, angkutan siswa gratis ini selalu penuh siswa. Apalagi saat jam pulang sekolah, lebih banyak siswa yang bisa diangkut. "Kemungkinan siswa yang paginya belum bisa terangkut dengan bus, dan diantar oleh keluarganya, saat jam pulang sekolah saling rebutan berharap bisa naik bus dengan gratis," paparnya.
Diakuinya layanan moda transportasi massal untuk memberikan kesan aman dan nyaman bagi pelajar di Gianyar ini baru menyasar siswa di jalur utama rute sekolah, Bus belum sampai masuk ke pelosok desa. Karena waktu tempuh yang diperlukan cukup panjang. Meski demikian, ia optimis seiring peningkatan layanan yang dilakukan, program angkutan siswa ini ke depan akan bisa mengakomodasi seluruh siswa di Gianyar dan tujuan utama untuk menekan angka lalu lintas bisa terwujud. Di satu sisi, lewat program angkutan siswa ini juga ada bentuk pengalihan ketenagakerjaan. Dimana para sopir angkutan pedesaan yang sudah mati suri akibat tingginya angka penggunaan kendaraan bermotor sudah beralih profesi menjadi operator pelaksana angkutan sekolah. "Mereka yang tadinya berusaha sebagai sopir angkutan pedesaan, karena banyak kehilangan penumpang akhirnya kini memilih menjadi sopir, kondektur dan sopir cadangan angkutan siswa," jelasnya.
Untuk diketahui, bus sekolah ini merupakan program Pemkab Gianyar sejak awal tahun 2016. Karena selama ini banyak siswa belum cukup umur membawa kendaraan bermotor. Hal ini sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas, bahkan sampai menyebabkan korban jiwa. *nvi
1
Komentar