Imaresti Bali Galang Dana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
MANGUPURA, NusaBali.com - Aliansi dari Paguyuban Mahasiswa Nusa Tenggara Timur Universitas Udayana dan Ikatan Mahasiswa Flores Timur (Imaresti) Bali, melakukan aksi solidaritas penggalangan donasi bagi korban erupsi gunung berapi Lewotobi Laki-Laki, Larantuka, Jumat (5/1/2024).
Lokasi penggalangan donasi tersebut, dilakukan di simpang Bypass Unud, tepatnya di Jalan Raya Kampus Unud, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Carmelius Mario Martin Gama (25), Ketua Imaresti Bali, menerangkan, sebanyak 50 mahasiswa ikut terlibat dalam aksi solidaritas ini. “Dari kemarin tanggal 4 (Januari), sampai hari ini tanggal 5,” kata Mario.
Mahasiswa-mahasiswa yang terlibat ini dibagi dalam beberapa kelompok yang kemudian akan secara bergantian, turun ke lokasi tersebut. Sekitar pukul 16.00 Wita, para mahasiswa tersebut sudah mulai melakukan aksi solidaritas, hingga pada pukul 19.00 Wita.
“Kami pake shift, ada yang capek, nanti ada yang ganti,” kata Mario.
Mario menjelaskan, aksi solidaritas yang sudah dilangsungkan selama dua hari ini merupakan inisiatif bersama dari anggota aliansi. Dari usulan beberapa anggota mahasiswa ini, kemudian dirapatkan oleh tim paguyuban pada tanggal 3 Januari.
Paguyuban Mahasiswa Nusa Tenggara Timur Universitas Udayana dan Ikatan Mahasiswa Flores Timur (IMARESTI) Bali, bersyukur dan mengucapkan terimakasih kasih kepada semua pihak, khususnya masyarakat Bali yang sudah mendukung, dengan memberikan donasi bagi para korban erupsi gunung berapi Lewotobi Laki-Laki, Larantuka, Flores Timur.
Diketahui, donasi yang sudah dikumpulkan dari aksi solidaritas tersebut tidak hanya berupa uang. Ada banyak bantuan yang diterima, mulai dari pakaian, masker, dan obat-obatan.
“Untuk dana yang sudah dikumpulkan, seluruhnya mencapai Rp 10 juta,” beber Mario.
Perlu diketahui bersama, erupsi gunung berapi Lewotobi Laki-Laki, Larantuka, Flores Timur, mulai terjadi pada tanggal 23 Desember 2023. Pemerintah Flores Timur, NTT, saat ini sudah menetapkan siaga darurat bencana, terhitung dari tanggal 1 Januari sampai 14 Januari 2024.
Untuk mengantisipasi hal itu, sebanyak 2.000 lebih warga yang tinggal di sekitar wilayah tersebut, telah diungsikan ke beberapa posko, terdiri dari gedung-gedung instansi pemerintahan dan juga sekolah. Diperkirakan jumlah para pengungsi ini akan terus bertambah setiap harinya. *ol4
1
Komentar