Pemerintah Siapkan Rp 28,7 triliun buat BUMN Pangan Serap Beras-Telur
JAKARTA, NusaBali - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Badan Pangan Nasional menyiapkan dana pinjaman untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pangan. Dana pinjaman yang disiapkan itu sebanyak Rp 28,7 triliun untuk menyerap hasil produksi petani hingga peternak sepanjang 2024.
Dana pinjaman ini disiapkan untuk Perum Bulog dan Holding Pangan ID Food, dalam rangka menyerap 12 bahan pokok dalam negeri mulai dari beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula, dan konsumsi minyak goreng.
“Ini sekarang disiapkan sama Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati) pendanaan sebesar Rp 28,7 triliun untuk menyerap daging, telur, ayam, beras, gula, untuk menyerap hasil petani-peternak. Ini untuk Bulog dan BUMN Holding Pangan,” kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi seperti dilansir detikcom, Jumat (5/1).
Arief mengatakan, pinjaman ini akan berbunga murah karena disubsidi pemerintah. Besaran subsidi bunga untuk pinjaman itu jika tanpa jaminan besarannya 3 persen sampai 4,5 persen. Tingkat bunga pinjaman yang dikenakan penyalur dikurangi oleh tingkat subsidi bunga.
Sementara jika ada jaminan besaran subsidi bunganya sebesar 2 persen sampai 3 persen. Tingkat bunga pinjaman setelah diberikan penjamin pemerintah dikurangi tingkat subsidi bunga.
“Jadi, berterima kasih kepada Menteri Keuangan karena sudah memfasilitasi pendanaan untuk CPP yang akan dilakukan oleh BUMN Pangan dan Bulog. Menteri Keuangan sudah setuju, tinggal Bulog dan BUMN Pangan bertemu dengan Himbara, bank swasta dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda),” katanya.
Arief juga menjelaskan, cara ini juga akan membantu petani dan peternak agar hasil produksinya dibeli dengan harga yang wajar, sehingga tidak ada lagi kejadian anjloknya harga pangan. “Betul, ini strategi dari Badan Pangan Nasional dengan Kementerian Keuangan, untuk menjalankan penugasan dari Presiden menjadi standby buyer atau off taker dari petani dan peternak,” jelasnya.
Jadi, setelah BUMN pangan mendapatkan pinjaman dari dana yang disiapkan itu, kemudian digunakan untuk membeli hasil petani atau peternak dengan harga wajar. Setelah itu dijual juga ke konsumen dengan harga yang wajar. “Ini bukan uang hilang. Jadi untuk CPP dia beli, jual, beli, jual, jadi harga di petani bagus harga di konsumen bagus,” kata Arief. 7
Komentar