Siswa Jurnalistik SMAN 3 Denpasar Kembangkan Rompi Anti Peluru
DENPASAR, NusaBali - Serangkaian puncak acara Presslist (Appreciation of Sineas and Journalist) ke-14, Sabtu (6/1), siswa SMA Negeri 3 Denpasar yang tergabung dalam Madyapadma Journalistic Park juga memamerkan beberapa hasil penelitian terbaik mereka. Salah satu yang menarik adalah pembuatan rompi anti peluru berbahan dasar alami.
Rompi anti peluru dipilih sebagai ide penelitian, dikarenakan sangat jarang dibuat. Namun, Madyapadma berhasil membuat rompi anti peluru ini pada tahun 2017 yang selanjutnya dikembangkan hingga 2023 dan sudah menjadi rompi anti peluru series 4.
“Pada Presslist 14, kami ingin memperkenalkan beberapa highlight penelitian di bidang strategis Madyapadma 2023,” ucap Ketua Desk Technopreneur Madyapadma Ni Made Risa Paramita, 16, di sela kegiatan yang digelar di aula SMAN 3 Denpasar.
Pada 2017, series 1 rompi anti peluru dibuat dengan kombinasi antara sampah daun ketapang (Terminalia catappa) dan jerami padi (Oryza sativa) yang meraih medali perak di Japan Design and Invention Expo di Tokyo, Jepang.
Pada 2018 penelitian berlanjut dengan pengembangan dari penelitian sebelumnya, kali ini menggunakan kombinasi sampah daun ketapang (Terminalia catappa), jerami padi (Oryza sativa), sabut kelapa (Cocoa nucifera), daun pisang, dan kain katun.
Selanjutnya pada 2019 rompi anti peluru dibuat dari kombinasi serat sisal (Agave sisalana) dan limbah daun bambu (Gigantochloa apus).
Dilanjutkan di 2020, rompi anti peluru ini dibuat dari kombinasi daun ketapang kering (Terminalia catappa), limbah jerami padi (Oryza sativa), limbah sabut kelapa (Cocoa nucifera), sekam, limbah serat batang pisang (Musa Spp), kain katun, dan PVA (polivinil alkohol).
Hingga pada 2023 rompi anti peluru berlanjut kombinasi limbah daun ketapang (Terminalia catappa), serat kelapa sawit gebang (Corypha utan), serat pandan (Pandanus amaryllifolius), dan kain. “Rompi anti peluru ini dinyatakan sebagai rompi anti peluru dengan efektivitas terbaik,” jelas Risa.
Risa mengungkapkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh insan Madyapadma muncul akibat melihat permasalahan di lingkungan sekitar. Madyapadma telah berkecimpung dalam bidang penelitian sejak 2003 hingga saat ini dan telah terdapat 10 bidang penelitian strategis. Bidang tersebut adalah pertanian, energi baru terbarukan, kesehatan, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan, material, kemaritiman, kebencanaan, dan sosial humaniora yang sebagian telah diteliti oleh anggota Madyapadma.
“Kami juga ingin membantu pemerintah maupun masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada,” kata Risa. 7 cr78
“Pada Presslist 14, kami ingin memperkenalkan beberapa highlight penelitian di bidang strategis Madyapadma 2023,” ucap Ketua Desk Technopreneur Madyapadma Ni Made Risa Paramita, 16, di sela kegiatan yang digelar di aula SMAN 3 Denpasar.
Pada 2017, series 1 rompi anti peluru dibuat dengan kombinasi antara sampah daun ketapang (Terminalia catappa) dan jerami padi (Oryza sativa) yang meraih medali perak di Japan Design and Invention Expo di Tokyo, Jepang.
Pada 2018 penelitian berlanjut dengan pengembangan dari penelitian sebelumnya, kali ini menggunakan kombinasi sampah daun ketapang (Terminalia catappa), jerami padi (Oryza sativa), sabut kelapa (Cocoa nucifera), daun pisang, dan kain katun.
Selanjutnya pada 2019 rompi anti peluru dibuat dari kombinasi serat sisal (Agave sisalana) dan limbah daun bambu (Gigantochloa apus).
Dilanjutkan di 2020, rompi anti peluru ini dibuat dari kombinasi daun ketapang kering (Terminalia catappa), limbah jerami padi (Oryza sativa), limbah sabut kelapa (Cocoa nucifera), sekam, limbah serat batang pisang (Musa Spp), kain katun, dan PVA (polivinil alkohol).
Hingga pada 2023 rompi anti peluru berlanjut kombinasi limbah daun ketapang (Terminalia catappa), serat kelapa sawit gebang (Corypha utan), serat pandan (Pandanus amaryllifolius), dan kain. “Rompi anti peluru ini dinyatakan sebagai rompi anti peluru dengan efektivitas terbaik,” jelas Risa.
Risa mengungkapkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh insan Madyapadma muncul akibat melihat permasalahan di lingkungan sekitar. Madyapadma telah berkecimpung dalam bidang penelitian sejak 2003 hingga saat ini dan telah terdapat 10 bidang penelitian strategis. Bidang tersebut adalah pertanian, energi baru terbarukan, kesehatan, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan, material, kemaritiman, kebencanaan, dan sosial humaniora yang sebagian telah diteliti oleh anggota Madyapadma.
“Kami juga ingin membantu pemerintah maupun masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada,” kata Risa. 7 cr78
Komentar