Cegah Stunting, Rutin Konsultasi, Skrining ke Faskes dan Posyandu
SINGARAJA, NusaBali - Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) imbau para calon pengantin, ibu dan anak agar rutin berkonsultasi ke posyandu dan melakukan skrining kesehatan agar stunting bisa ditekan.
Sekretaris Dinas DP2KBP3 Kabupaten Buleleng Nyoman Suyasa mengatakan, saat ini sebanyak 30 persen masyarakat dari hasil survei Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyebut bahwa pemahaman akan stunting masih dinilai kurang.
Dia menjelaskan, stunting merupakan gagal tumbuh kembang anak dan kurangnya gizi kronis. "Stunting itu tidak bisa diobati namun bisa dicegah melalui penanganan intens salah satunya dengan rutin melakukan skrining kesehatan dimasing-masing posyandu maupun desa," jelasnya, Senin (8/1).
Dia mengatakan, masyarakat sebelum menikah dan hamil serta untuk ibu dan balita agar secara rutin ke posyandu untuk mendata tumbuh kembang si anak agar tidak stunting. "Stunting adalah salah pola asuh dan linier dengan kemiskinan. Orang mampu pun kadang bisa teridentifikasi stunting. Oleh karena itu mari jaga pola asuh anak agar bisa mencegah stunting," imbuh dia.
Suyasa menambahkan, selain memberikan imbauan terhadap masyarakat untuk selalu koordinasi ke faskes, DP2KBP3A Buleleng juga mempunyai program pencegahan stunting dengan melibatkan 610 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Kader KB, kesehatan dan PKK di masing-masing desa dan kelurahan di Kabupaten Buleleng.
Masing-masing TPK bertugas untuk mendampingi calon pengantin, ibu hamil dan balita untuk memberikan pemahaman dan edukasi serta mencatat kebutuhan selama intervensi sehingga stunting bisa dicegah. Dengan anggaran dari APBDes dan pemerintah, masyarakat akan mendapat Makanan Pedamping ASI (MPA) termasuk suplemen bagi ibu hamil agar kesehatannya terjaga dan mencegah potensi anak stunting saat melahirkan nanti.
"TPK akan mendampingi keluarga teridentifikasi stunting. Apabila selama itu tidak bisa ditangani akan diaudit dan diproses ketingkat kabupaten untuk mendapat penanganan lebih lanjut," lanjutnya.
Selain itu, sebagai sarana mengedukasi masyarakat, DP2KBP3A Buleleng secara kontinue melakukan sosialisasi berbasis budaya seperti bondres, sosialisasi forum Genre di kampus dan sekolah serta melibatkan penggiat media sosial akan dampak stunting. Dimana stunting ini adalah dimensi untuk masa depan, karena jika balita banyak stunting akan mempengaruhi pada peningkatan generasi mendatang.7 mzk
Dia menjelaskan, stunting merupakan gagal tumbuh kembang anak dan kurangnya gizi kronis. "Stunting itu tidak bisa diobati namun bisa dicegah melalui penanganan intens salah satunya dengan rutin melakukan skrining kesehatan dimasing-masing posyandu maupun desa," jelasnya, Senin (8/1).
Dia mengatakan, masyarakat sebelum menikah dan hamil serta untuk ibu dan balita agar secara rutin ke posyandu untuk mendata tumbuh kembang si anak agar tidak stunting. "Stunting adalah salah pola asuh dan linier dengan kemiskinan. Orang mampu pun kadang bisa teridentifikasi stunting. Oleh karena itu mari jaga pola asuh anak agar bisa mencegah stunting," imbuh dia.
Suyasa menambahkan, selain memberikan imbauan terhadap masyarakat untuk selalu koordinasi ke faskes, DP2KBP3A Buleleng juga mempunyai program pencegahan stunting dengan melibatkan 610 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Kader KB, kesehatan dan PKK di masing-masing desa dan kelurahan di Kabupaten Buleleng.
Masing-masing TPK bertugas untuk mendampingi calon pengantin, ibu hamil dan balita untuk memberikan pemahaman dan edukasi serta mencatat kebutuhan selama intervensi sehingga stunting bisa dicegah. Dengan anggaran dari APBDes dan pemerintah, masyarakat akan mendapat Makanan Pedamping ASI (MPA) termasuk suplemen bagi ibu hamil agar kesehatannya terjaga dan mencegah potensi anak stunting saat melahirkan nanti.
"TPK akan mendampingi keluarga teridentifikasi stunting. Apabila selama itu tidak bisa ditangani akan diaudit dan diproses ketingkat kabupaten untuk mendapat penanganan lebih lanjut," lanjutnya.
Selain itu, sebagai sarana mengedukasi masyarakat, DP2KBP3A Buleleng secara kontinue melakukan sosialisasi berbasis budaya seperti bondres, sosialisasi forum Genre di kampus dan sekolah serta melibatkan penggiat media sosial akan dampak stunting. Dimana stunting ini adalah dimensi untuk masa depan, karena jika balita banyak stunting akan mempengaruhi pada peningkatan generasi mendatang.7 mzk
1
Komentar