Pembuat ‘Sebitan’ Bambu Mulai Bikin Stok
Persiapan Ogoh-Ogoh saat Nyepi
DENPASAR, NusaBali - Upacara Pangerupukan terkait hari Raya Nyepi pada 11 -12 Maret 2024, masih 2 bulan lagi. Namun para pembuat sebitan atau sisiran bambu untuk bahan ogoh-ogoh yang biasanya diarak pada Hari Pangerupukan, sehari sebelum Nyepi, sudah membuat stok. Tujuannya mengantisipasi permintaan yang diperkirakan akan terus meningkat, seiring mendekatnya Pengerupukan.
“Memang sudah mulai ada pesanan-pesanan,” ujar I Nyoman Sudiana,50, seorang pembuat sebitan bambu dari Banjar Taman, Desa Penatih Dangin Puri, Denpasar Timur, Senin (9/1).
Sudiana menuturkan membuat sebitan bambu merupakan pekerjaanya sehari-hari. Sebitan itu sebagai bahan baku untuk membuat anyaman bambu.
“Karena memang tiyang (saya) perajin anyaman bambu,” tunjuk Sudiana, pada beberapa anyaman buatannya. Diantaranya bedeg dinding) untuk palinggih (tempat suci), untuk dinding rumah maupun untuk plafon dan lainnya.
Namun dua bulan jelang Nyepi, dia menambah volume pekerjaan, membuat sebitan untuk pembuatan ogoh-ogoh di sela kesibukannya.
“Selain melayani warga yang datang ke sini, saya juga melayani pedagang yang menjual kembali,” terangnya.
Harga sebitan bambu bervariasi. Untuk sebitan bagian dalam untuk 75 biji dia jual Rp50.000. Sedang untuk sebitan bagian luar atau sebitan kulit bambu 1 biji seharga Rp1.500. Masing-masing panjangnya 2 meter.
“Ada juga permintaan untuk panjang 4 meter. Tentu harus pesan dulu,” terangnya.
Kata dia, waktu jelang Pengerukan Nyepi tahun lalu, omzet per hari rata-rata Rp 1 juta. Sedang saat ini, untuk sebitan ogoh-ogoh dia baru dapat jualan Rp 1,8 juta. “Baru dapat Rp 400 ribu dan Rp 1,4 juta,” ungkapnya.
Maklum saja, pelaksanaan Nyepi sendiri masih jauh, sehingga pemesan sebitan belum melonjak.
Bambu yang digunakan untuk sebitan adalah bambu khusus yang disebut tiying (bambu) santong, yang merupakan bambu lokal. Bambu ini gampang disebit (kupas) dan tahan lama atau tidak cepat kering.
Sebagai perajin, Sudiana berharap pembelian sebitan ramai. Karena dari menjual sebitan itulah salah satu sumber penghasilannya, selain dari penjualan barang anyaman. “Semoga tetap ramai seperti waktu-waktu lalu,” harap Sudiana. k17.
1
Komentar