Dua Kelompok Buruh Sepakat Damai
Terlibat Bentrok di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan
Kedua belah pihak berjanji tidak mengulangi insiden serupa dan berkomitmen untuk menjaga keamanan di lingkungan kerja.
DENPASAR, NusaBali
Dua kelompok buruh salah satu vila di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang terlibat bentrok pada Minggu (7/1) malam akhirnya sepakat berdamai. Kedua belah pihak memilih untuk damai setelah dimediasi oleh Kapolresta Denpasar Kombes Pol Wisnu Prabowo pada Senin (8/1) malam. Pernyataan damai kedua belah pihak ini berlangsung di Ruang Restorative Justice (RJ) Satreskrim Polresta Denpasar.
Kesepakatan damai ini melibatkan pimpinan proyek Wibisono, perwakilan Paguyuban Kodi Pasola Bali yang diwakili oleh Dominggus, serta 20 orang perwakilan para pekerja proyek. Kedua belah pihak berjanji untuk tidak mengulangi insiden serupa dan berkomitmen untuk menjaga keamanan di lingkungan kerja. Kesepakatan tersebut diperkuat dengan penandatanganan surat pernyataan damai.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Wisnu Prabowo, mengatakan penyelesaian konflik antara para pekerja proyek sebagai salah satu upaya menjaga situasi kamtibmas di wilayah Polresta Denpasar. Dirinya berharap ke depan tidak ada lagi insiden perselisihan di antara para pekerja proyek.
“Untuk mengantisipasi kejadian serupa Sat Brimobda Polda Bali, Subdit Dalmas Polda Bali dan Polresta Denpasar masih terus melakukan pengamanan di lokasi demi memastikan situasi aman dan kondusif,” ujar Kombes Wisnu.
Diberitakan sebelumnya, ratusan buruh salah satu proyek vila di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung terlibat bentrok pada Minggu (7/1) sekitar pukul 21.30 Wita. Tidak ada korban luka-luka maupun korban jiwa dalam peristiwa saling serang dengan lemparan batu itu.
Bentrok dua kelompok buruh asal beda pulau itu berawal dari salah seorang buruh yang diduga dalam kondisi mabuk miras memukul buruh lainnya pada Minggu siang sekitar pukul 13.00 Wita. Korban yang dipukul tak terima dan melakukan perlawanan.
Keributan keduanya pada siang hari itu berhasil diredam oleh mandor mereka dan mendamaikan kedua belah pihak. Namun, pada malam harinya korban pemukulan mengajak kurang lebih 20 orang temannya ke lokasi proyek dan buat onar. Di lokasi 20 orang dari kelompok korban disambut oleh 300 orang dari kelompok pelaku pemukulan. Mereka saling serang dengan melempar batu. Kalah jumlah dan dalam kondisi terdesak kelompok korban pilih kabur dari lokasi dengan meninggalkan lima unit sepeda motor. Akhirnya lima sepeda motor itu jadi sasaran, empat unit itu rusak dan satu unit lainnya terbakar. 7 pol
Dua kelompok buruh salah satu vila di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang terlibat bentrok pada Minggu (7/1) malam akhirnya sepakat berdamai. Kedua belah pihak memilih untuk damai setelah dimediasi oleh Kapolresta Denpasar Kombes Pol Wisnu Prabowo pada Senin (8/1) malam. Pernyataan damai kedua belah pihak ini berlangsung di Ruang Restorative Justice (RJ) Satreskrim Polresta Denpasar.
Kesepakatan damai ini melibatkan pimpinan proyek Wibisono, perwakilan Paguyuban Kodi Pasola Bali yang diwakili oleh Dominggus, serta 20 orang perwakilan para pekerja proyek. Kedua belah pihak berjanji untuk tidak mengulangi insiden serupa dan berkomitmen untuk menjaga keamanan di lingkungan kerja. Kesepakatan tersebut diperkuat dengan penandatanganan surat pernyataan damai.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Wisnu Prabowo, mengatakan penyelesaian konflik antara para pekerja proyek sebagai salah satu upaya menjaga situasi kamtibmas di wilayah Polresta Denpasar. Dirinya berharap ke depan tidak ada lagi insiden perselisihan di antara para pekerja proyek.
“Untuk mengantisipasi kejadian serupa Sat Brimobda Polda Bali, Subdit Dalmas Polda Bali dan Polresta Denpasar masih terus melakukan pengamanan di lokasi demi memastikan situasi aman dan kondusif,” ujar Kombes Wisnu.
Diberitakan sebelumnya, ratusan buruh salah satu proyek vila di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung terlibat bentrok pada Minggu (7/1) sekitar pukul 21.30 Wita. Tidak ada korban luka-luka maupun korban jiwa dalam peristiwa saling serang dengan lemparan batu itu.
Bentrok dua kelompok buruh asal beda pulau itu berawal dari salah seorang buruh yang diduga dalam kondisi mabuk miras memukul buruh lainnya pada Minggu siang sekitar pukul 13.00 Wita. Korban yang dipukul tak terima dan melakukan perlawanan.
Keributan keduanya pada siang hari itu berhasil diredam oleh mandor mereka dan mendamaikan kedua belah pihak. Namun, pada malam harinya korban pemukulan mengajak kurang lebih 20 orang temannya ke lokasi proyek dan buat onar. Di lokasi 20 orang dari kelompok korban disambut oleh 300 orang dari kelompok pelaku pemukulan. Mereka saling serang dengan melempar batu. Kalah jumlah dan dalam kondisi terdesak kelompok korban pilih kabur dari lokasi dengan meninggalkan lima unit sepeda motor. Akhirnya lima sepeda motor itu jadi sasaran, empat unit itu rusak dan satu unit lainnya terbakar. 7 pol
Komentar