Shortcut Anyar Tibubeneng-Canggu Beroperasi, Giri Prasta: Tidak Menghilangkan Kemacetan
MANGUPURA, NusaBali.com - Shortcut Simpang Tibubeneng-Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung baru saja diresmikan dan beroperasi untuk umum pada Rabu (10/1/2024). Shortcut anyar ini disebut bukan sebagai solusi jangka panjang yang mampu menghilangkan kemacetan.
Ruas jalan satu arah ini membentang sepanjang 335 meter dari Simpang Padonan, Desa Tibubeneng sampai SMP Pancasila Canggu. Shortcut yang dibangun di atas tanah seluas 26 are ini memiliki lebar jalan 8 meter dan dilengkapi trotoar.
Menurut I Made Kamajaya, Perbekel Desa Tibubeneng, dulunya lahan yang dilalui shortcut ini sebagian besar berupa petak persawahan dan beberapa bangunan warga.
"Pembebasan lahannya ini yang cukup alot. Tapi, pembangunannya sangat singkat, dua bulan saja. Normalnya, bisa enam bulan," ujar Kamajaya ketika ditemui di Kantor Perbekel Desa Tibubeneng pada Rabu siang.
Selaku perwakilan warga desa, Perbekel Kamajaya mengapresiasi respons Pemkab Badung terhadap aspirasi penyediaan solusi kemacetan di 'tulang punggung' baru perekonomian Kabupaten Badung ini.
Meski begitu, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menegaskan bahwa shortcut ini bukan solusi jangka panjang kemacetan di pusat-pusat pariwisata Kecamatan Kuta Utara. Hal ini diutarakannya usai peresmian ruas jalan Simpang Tibubeneng-Canggu itu.
"Shortcut ini bukan untuk menghilangkan kemacetan. (Tapi), mengurai, artinya paling tidak mengurangi sehingga arus lalu lintas itu lancar," ungkap Giri usai pemotongan pita bersama Ketua DPRD Badung I Putu Parwata, Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa.
Sementara ini, shortcut Simpang Tibubeneng-Canggu ini difungsikan sebagai pengalihan arus kendaraan menuju Canggu. Pantauan NusaBali.com di lapangan, arus dari arah Jalan Pantai Berawa-Padonan, Jalan Kerobokan-Canggu, dan Jalan Padonan-Canggu dialihkan ke shorcut baru ini.
Sehingga, shortcut anyar ini dan Jalan Kerobokan-Canggu mulai SMP Pancasila Canggu ke arah timur menjadi ruas jalan satu arah. Tidak dapat dipungkiri, berdasarkan pantauan NusaBali.com, pasca peresmian dan dapat dilalui umum, kemacetan cukup parah masih terjadi di ketiga titik jalan yang dialihkan itu pada sore hari.
Giri Prasta menjelaskan, flyover sejatinya dapat menjadi solusi cukup mujarab terhadap problem kemacetan di Badung. Namun, kata dia, jalan layang ini memang belum dapat diaplikasikan di Bali lantaran faktor adat, budaya, dan agama setempat.
Untuk itu, Bupati Badung asal Desa Pelaga, Petang ini berjanji menuntaskan pelebaran jalan dan pembangunan shortcut-shortcut lain di Tibubeneng-Canggu dan wilayah lain khususnya di Kuta Utara.
"Selanjutnya, kami akan berhitung shortcut lagi dan memperlebar Jalan Batubelig menuju ke Jalan Umalas Tunon (di Kelurahan Kerobokan Kelod, Kuta Utara)," imbuh Giri.
Senada, Perbekel Kamajaya juga mengakui bahwa shortcut bukan solusi final kemacetan di desanya. Kata perbekel asal Banjar Pandonan, Tibubeneng ini, ada tiga shortcut yang sudah beroperasi sebelumnya yakni shortcut Berawa-Canggu, Tunon-Tegalgundul, dan Bumbak-Tegalgundul.
"Shortcut yang sudah beroperasi ini tentu berpengaruh terhadap penguraian kemacetan. Sebelum ada shortcut baru ini kan stagnan (pergerakan kendaraan), dengan shortcut ini memang tetap padat tetapi tidak macet (parah)," tandas Kamajaya. *rat
Menurut I Made Kamajaya, Perbekel Desa Tibubeneng, dulunya lahan yang dilalui shortcut ini sebagian besar berupa petak persawahan dan beberapa bangunan warga.
"Pembebasan lahannya ini yang cukup alot. Tapi, pembangunannya sangat singkat, dua bulan saja. Normalnya, bisa enam bulan," ujar Kamajaya ketika ditemui di Kantor Perbekel Desa Tibubeneng pada Rabu siang.
Selaku perwakilan warga desa, Perbekel Kamajaya mengapresiasi respons Pemkab Badung terhadap aspirasi penyediaan solusi kemacetan di 'tulang punggung' baru perekonomian Kabupaten Badung ini.
Meski begitu, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menegaskan bahwa shortcut ini bukan solusi jangka panjang kemacetan di pusat-pusat pariwisata Kecamatan Kuta Utara. Hal ini diutarakannya usai peresmian ruas jalan Simpang Tibubeneng-Canggu itu.
"Shortcut ini bukan untuk menghilangkan kemacetan. (Tapi), mengurai, artinya paling tidak mengurangi sehingga arus lalu lintas itu lancar," ungkap Giri usai pemotongan pita bersama Ketua DPRD Badung I Putu Parwata, Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa.
Sementara ini, shortcut Simpang Tibubeneng-Canggu ini difungsikan sebagai pengalihan arus kendaraan menuju Canggu. Pantauan NusaBali.com di lapangan, arus dari arah Jalan Pantai Berawa-Padonan, Jalan Kerobokan-Canggu, dan Jalan Padonan-Canggu dialihkan ke shorcut baru ini.
Sehingga, shortcut anyar ini dan Jalan Kerobokan-Canggu mulai SMP Pancasila Canggu ke arah timur menjadi ruas jalan satu arah. Tidak dapat dipungkiri, berdasarkan pantauan NusaBali.com, pasca peresmian dan dapat dilalui umum, kemacetan cukup parah masih terjadi di ketiga titik jalan yang dialihkan itu pada sore hari.
Giri Prasta menjelaskan, flyover sejatinya dapat menjadi solusi cukup mujarab terhadap problem kemacetan di Badung. Namun, kata dia, jalan layang ini memang belum dapat diaplikasikan di Bali lantaran faktor adat, budaya, dan agama setempat.
Untuk itu, Bupati Badung asal Desa Pelaga, Petang ini berjanji menuntaskan pelebaran jalan dan pembangunan shortcut-shortcut lain di Tibubeneng-Canggu dan wilayah lain khususnya di Kuta Utara.
"Selanjutnya, kami akan berhitung shortcut lagi dan memperlebar Jalan Batubelig menuju ke Jalan Umalas Tunon (di Kelurahan Kerobokan Kelod, Kuta Utara)," imbuh Giri.
Senada, Perbekel Kamajaya juga mengakui bahwa shortcut bukan solusi final kemacetan di desanya. Kata perbekel asal Banjar Pandonan, Tibubeneng ini, ada tiga shortcut yang sudah beroperasi sebelumnya yakni shortcut Berawa-Canggu, Tunon-Tegalgundul, dan Bumbak-Tegalgundul.
"Shortcut yang sudah beroperasi ini tentu berpengaruh terhadap penguraian kemacetan. Sebelum ada shortcut baru ini kan stagnan (pergerakan kendaraan), dengan shortcut ini memang tetap padat tetapi tidak macet (parah)," tandas Kamajaya. *rat
1
Komentar