LPM Kuta Harapkan Ground Zero Dikelola Lebih Optimal
MANGUPURA, NusaBali - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kuta menyuarakan harapannya agar monumen peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali atau Ground Zero dapat dikelola maksimal. LPM Kuta menilai monumen tersebut selama ini belum mendapatkan pengelolaan optimal.
Ketua LPM Kelurahan Kuta Putu Adnyana, mengatakan kondisi Ground Zero saat ini memerlukan perhatian khusus agar dapat terjaga dengan baik. Lantaran kini kewenangan berada di Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, dia berharap terkait kebersihan, kenyamanan, dan ketertiban di sekitar bisa lebih diperhatikan lagi.
“Dahulu tanggung jawab pengelolaannya ada di ranah Dinas LHK Badung. Tetapi sejak Mei 2023 yang bertanggung jawab dari ke Dinas Pariwisata. Dari Dinas Pariwisata itu ada penataan, apakah itu dikelola menjadi wisata religi, itu akan dibicarakan. Kalau dari kita berharap monumen ini dapat dikelola lebih baik ke depannya,” harap Adnyana pada Kamis (11/1).
Dijelaskan, memang pada September 2023, LPM Kuta mendapat mandat oleh Dinas Pariwisata untuk membantu mengelola monumen tersebut. Namun untuk saat ini, pihaknya memiliki tugas dalam hal pengawasan dan memberikan masukan terkait ke depannya, bagaimana monumen Bom Bali tersebut.
“Dari Pemkab Badung dalam hal ini Dinas Pariwisata ingin memperbaiki atau penataan dahulu baik dari pintu, lantai dan taman yang tidak terawat. Setelah diperbaiki baru diadakan pengelolaan monumen tersebut,” kata Adnyana.
“Saat ini, area monumen dihadapkan pada berbagai masalah seperti sampah, parkir sembarangan, dan kegiatan yang tidak sesuai dengan esensi tempat ini. Kami ingin melihat monumen ini dikelola dengan baik agar tetap suci dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” tegas Adnyana.
Pihaknya juga berharap agar konsep pengelolaan ke depan dapat mengemas Ground Zero sebagai wisata religi dan pusat informasi, sekaligus menjadi tempat pelaksanaan doa perdamaian. Konsep ini diharapkan dapat memperkuat citra pariwisata di Kuta.
“Meskipun konsep pengelolaan masih dalam tahap penggodokan oleh Dinas Pariwisata, fokus utama saat ini adalah perbaikan kondisi fisik monumen. Adanya kerusakan pada air mancur dan taman akan segera diservis untuk meningkatkan estetika keseluruhan,” ucap Adnyana.
Selain pengelolaan monumen, dikatakan pemerintah Kabupaten Badung juga berencana memanfaatkan lahan eks Sari Club sebagai taman museum. Lahan tersebut akan dijadikan pusat informasi tragedi kemanusiaan Bom Bali, menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan, dan pesan cinta kasih. Yayasan Isana Dewata menyatakan kesiapannya untuk membantu memfasilitasi proses pembebasan lahan.
Selain itu, lanjutnya, LPM Kuta bersama Yayasan Isana Dewata akan menghadiri rapat dengan Dinas Pariwisata untuk membahas anggaran perbaikan dan konsep pengelolaan ke depan pada Senin mendatang (15/1) mendatang. “Kemungkinan besar, rapat juga akan membahas kolaborasi dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Badung untuk melengkapi wacana museum dengan dokumentasi yang diperlukan mengenai peristiwa
1
Komentar