Bayi Tanpa Anus Lahir di Desa Pakisan, Buleleng
Bayi Kadek Anandita sudah menjalani operasi awal pembuatan saluran verses sementara melalui perut di RSUD Buleleng
Baru Terungkap Tiga Hari Pasca Kelahiran
SINGARAJA, NusaBali
Kasus kelahiran bayi perempuan tanpa anus terjadi di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Minggu (16/7) lalu. Bayi malang yang diberi nama Ni Kadek Anandita Iswari ini merupakan anak kedua pasangan Kadek Kirtayasa, 20, dan Wayan Tami Putri Yani, 20, yang tinggal di Banjar Kelandis, Desa Pakisan. Uniknya, bayi ini baru diketahui tidak memiliki anus berselang tiga hari pasca kelahirannya.
Saat ini, bayi tanpa anus berusia lima hari tersebut masih dirawat di Ruang ICU RSUD Buleleng di Singaraja. Bayi bernama Ni Kadek Anandita ini sudah mendapatkan penanganan operasi awal pembuatan saluran pembuangan veses dalam perutnya.
Ketika NusaBali menjenguknya ke Ruang ICU RSUD Buleleng, Kamis (20/7), bayi tanpa anus ini tampak terbaring dengan berbagai alat bantu. Bayi malang ini ditunggui kedua orangtuanya, Kadek Kirtayasa dan Wayan Tami Putri Yani, pasutri dari kalangan keluarga tidak mampu.
Menurut ibunda si bayi, Wayan Tami Putri Yani, putrinya yang tanpa anus ini dilahirkan melalui proses persalinan nirmal di bidan desa, 16 Juli 2017 lalu. Saat itu, bayi anak keduanya ini tampak sangat sehat secara fisik. Bayi malang ini lahir dengan berat badan mencapai 4 kg dan panjang 45 cm. Sehari pasca dilahirkan, bayi malang ini dibawa pulang dari bidan desa ke rumahnya, Senin (17/7).
Sampai dibawa pulang, Tami Yani belum tahu kalau bayinya tidak memiliki anus. Dia juga tidak mendapatkan informasi dari bidan desa yang membantunya melahirkan perihal bayi tanpa anus tersebut. “Saya tidak tahu, kebetulan yang memandikan anak saya adalah ibu mertua,” kenang Tami Yani.
Sedangkan mertua Tami Yani, yakni Luh Sariani, 45 (nenek dari si bayi), mengaku saat menyaksikan cucu keduanya lahir di bidan desa, dia sempat melihat kotoran bayi yang berwarna hitam dibagian kemaluan. Hanya saja, kala itu Luh Sariani tidak menyadari kalau cucunya tidak memiliki anus.
Setelah dipulangkan oleh bidan desa, Luh Sariani juga tidak menaruh curiga. Bahkan, saat memandikan sang cucu di rumah pun, Sariani mengaku tidak ngeh untuk memeriksa kelengkapan anggota badan bayi malang ini. Barulah pada hari ketiga pasca kelahirannya, Selasa (18/7), bayi Kadek Anandita diketahui tanpa anus.
“Semua berawal ketika cucu saya mengalami kembung bagian berut. Setelah saya periksa, ternyata cucu saya tidak memiliki anus,” cerita Sariani yang juga ditemui NusaBali di RSUD Buleleng, Kamis kemarin.
Dalam kondisi panik, pihak keluarga kemudian memutuskan untuk membawa bayi tanpa anus ini ke RSUD Buleleng di Singaraja, Rabu (19/7) siang. Selanjutnya, tim medis RSUD Buleleng memberikan penanganan operasi awal pembuatan saluran verses di perut.
Menurut Tami Yani, selama 9 bulan mengandung bayinya yang lahir tanpa anus ini, dirinya merasa tidak mengalami sakit serius. Hanya saja, saat masa kehamilannya ini, Tami Yani kerap mengalami nyeri di sisikan (perut bagian bawah, Red). Namun, gejala sakit sisikan yang kerap datang setiap tiga hari sekali itu tidak teralu digubris oleh ibu muda berusia 20 tahun ini.
Sang suami, Kadek Kirtayasa, yang kesehariannya bekerja sebagai petani serabutan, juga tidak menggubris masalah sakit sisikan istrinya. Pasalnya, Tami Yani rutin memeriksakan kandungannya setiap bulan ke bidan desa. Ternyata, bayi malang ini lahir tanpa anus. Sedangkan kakaknya, I Putu Satya Budi, yang kini berusia 1,5 tahun, lahir dalam kondisi normal.
Pasutri Kadek Kirtayasa-Wayan Tami Yani bak sudah jatuh tertimpa tangga. Debab, bayinya yang lahir tanpa anus nyaris tidak bisa mendapatkan perawatan secara gratis di RSUD Buleleng, gara-gara pasutri miskin ini belum mengurus KK dan KTP pasca menikah, 2 tahun lalu. Padahal, KK dan KTP itu merupakan persyaratan administrasi oleh pihak rumah sakit.
Beruntung, bayi malang ini bisa dijaminkan oleh neneknya, Luh Sariani, sehingga penanganan di RSUD Buleleng dapat cepat dilaksanakan. Ayah si bayi, Kadek Kirtayasa, mengaku khawatir dengan biaya operasi dan perawatan yang akan dibayarkan tanpa bantuan jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu. “Kami belum urus KTP sama KK, karena saat menikah masih ada sebel (kotor secara niskala) di desa. Jadi, upacaranya belum selesai,” papar Kirtayasa.
Sementara, tim medis RSUD Buleleng langsung mengambil langkah untuk mengoperasi bayi malang ini ketika diterima, Rabu siang. Dirut RSUD Buleleng, dr Gede Wiartana, mengatakan penanganan bayi tanpa anus ini sudah dilakukan langkah operasi kolostomi, yakni pembuatan lubang pembuangan veses sementara di bagian perut.
“Kami terima bayi ini di sini kemarin siang (Rabu). Malam, sudah sudah langsung ditangani dengan tindakan operasi kolostomi. Untuk sementara, bayi tersebut masih di Ruang ICU. Syukurlah, kondisinya cukup stabil,” jelas dr Wiartana saat ditemui NusaBali di RSUD Buleleng, Kamis kemarin.
Menurut dr Wiartama, untuk penyembuhan operasi tahap pertama bayi Kadek Anandita, dirawat kurang lebih dua minggu. Selanjutnya, akan dilakukan operasi tahap kedua untuk pembuatan lubang anus secara permanen. Operasi tahap kedua baru bisa dilakukan setelah 6 bulan mendatang.
Wiartana menjelaskan, penanganan operasi pembuatan lubang anus secara permanen sepenuhnya sudah bisa dilaksanakan di RSUD Buleleng. Sebab, sudah ada dokter spesialis bedah khusus perut di RSUD Buleleng, yakni dr Cok Parta. Sedangkan beban biaya operasi nantinya akan disesuaikan dengan jaminan yang diserahkan oleh keluarga pasien. “Tetap akan kami layani dan masih memberi waktu un-tuk mengurus administrasi, kalau memang keluarga kurang mampu,” papar dokter jebolan Fakultas Kedoteran Unud yang alumni 1980 SMAN 1 Singaraja ini.
Sementara itu, kondisi bayi tanpa anus dari Desa Pakisan ini mengundang simpati pihak Dinas Sosial Buleleng. Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang, sempat terjun menjenguk bayi tanpa anus di Ruang ICU RSUD Buleleng, Kamis kemarin. Bahkan, Kadis Gede Komang langsung memberikan arahan dana mengantarkan kedua orangtua si bayi untuk mencari KK dan KTP ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Buleleng.
“Sebenarnya, hal mendasar seperti KK dan KTP mereka tidak punya. Tapi, mereka dari keluarga miskin yang berhak atas pelayanan KIS. Hari ini (kemarin) akan diurus KTP dan KK-nya, sehingga segera bisa direkomendasi KIS dari BPJS, agar persoalan pembiayaan rumah sakit cepat teratasi,” jelas Gede Komang.
Pengurusan KK dan KTP orangtua bayi tanpa anus ini pun langsung selesai, Kamis kemarin, atas kebijakan khsusus dari Dinas Dukcapil Buleleng. “Untuk warga yang miskin dan sedang dalam keadaan sakit, diberikan pelayanan cepat 1 jam jadi,” ujar Kadis Dukcapil Buleleng, Putu Reika Nurhaeni. *k23
1
Komentar