Diyakini Bisa Sembuhkan Penyakit Kulit hingga Serangan Black Magic
Mengenal Lebih Dekat Lokasi Panglukatan di Pura Pesiraman Desa Aan, Banjarangkan, Klungkung
Juga terdapat tiga pancoran air suci yang keluar dari patung naga (Naga Basuki, Ananta Boga, dan Taksaka), khusus untuk penyucian pralingga dan dan tirta upakara
SEMARAPURA, NusaBali
Panglukatan Pura Pesiraman di Banjar Petapan, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung kini dikembangkan menjadi destinasi wisata spiritual.
Terdapat sejumlah pancoran panglukatan di Pura Pesiraman Desa Aan. Di antaranya pancoran sisi utara yang dikenal sebagai Panglukatan Toyo Nakan Kerek yang diyakini untuk menyembuhkan penyakit kulit, dan Panglukatan Toyo Nakan Cetik untuk penyembuhan bagi yang kena penyakit karena ilmu hitam (black magic).
Kemudian dilanjutkan malukat di Pesiraman Pancaka Tirta. Di sini terdapat 5 pancoran dengan air yang sangat jernih. Masing-masing air suci memiliki makna sebagai simbol dari aksara suci. Sang, sebagai tirta sanjiwani untuk panglukatan, Bang, sebagai tirta kamandalu untuk peleburan. Tang, sebagai tirta kundalini untuk pemunah (pemusnah). Ang, sebagai tirta mahatirta untuk kesidian. Ing, sebagai tirta pawitra untuk ngelebur sahananing mala. Terakhir sembahyang di Pura Pesiraman.
Selain itu juga terdapat tiga pancoran air suci yang keluar dari patung naga (Naga Basuki, Ananta Boga, dan Taksaka). Air suci ini khusus untuk penyucian pralingga/benda-benda suci dan juga untuk tirta upakara. Perbekel Aan, I Wayan Wira Adnyana, mengatakan masyarakat maupun pengunjung ramai melakukan ritual panglukatan di Pura Persiraman, terutama saat rahina Purnama, Tilem dan hari suci lainnya. "Cukup membawa pejati atau canang secukupnya nanti ada pamangku yang memandu, biasanya matur piuning ring palinggih yang ada di sini, ujar Adnyana saat dihubungi, Senin (15/1).
Terdapat sejumlah pancoran panglukatan di Pura Pesiraman Desa Aan. Di antaranya pancoran sisi utara yang dikenal sebagai Panglukatan Toyo Nakan Kerek yang diyakini untuk menyembuhkan penyakit kulit, dan Panglukatan Toyo Nakan Cetik untuk penyembuhan bagi yang kena penyakit karena ilmu hitam (black magic).
Kemudian dilanjutkan malukat di Pesiraman Pancaka Tirta. Di sini terdapat 5 pancoran dengan air yang sangat jernih. Masing-masing air suci memiliki makna sebagai simbol dari aksara suci. Sang, sebagai tirta sanjiwani untuk panglukatan, Bang, sebagai tirta kamandalu untuk peleburan. Tang, sebagai tirta kundalini untuk pemunah (pemusnah). Ang, sebagai tirta mahatirta untuk kesidian. Ing, sebagai tirta pawitra untuk ngelebur sahananing mala. Terakhir sembahyang di Pura Pesiraman.
Selain itu juga terdapat tiga pancoran air suci yang keluar dari patung naga (Naga Basuki, Ananta Boga, dan Taksaka). Air suci ini khusus untuk penyucian pralingga/benda-benda suci dan juga untuk tirta upakara. Perbekel Aan, I Wayan Wira Adnyana, mengatakan masyarakat maupun pengunjung ramai melakukan ritual panglukatan di Pura Persiraman, terutama saat rahina Purnama, Tilem dan hari suci lainnya. "Cukup membawa pejati atau canang secukupnya nanti ada pamangku yang memandu, biasanya matur piuning ring palinggih yang ada di sini, ujar Adnyana saat dihubungi, Senin (15/1).
Adnyana menceritakan Pura Pesiraman dibangun sekitar tahun 1.600 Masehi pada saat perjalanan Kyayi Agung Pasek Gelgel pindah dari Kerajaan Gelgel mencari beringin kembar sebagai tempat pemukiman bersama adik-adiknya. Dalam perjalanan I Gede Pasek dari Kerajaan Gelgel melalui Bukit Buluh, Desa Akah, Desa Manduang, Desa Selisihan, kemudian menuruni dan menyeberangi Sungai Jinah. Di sanalah kemudian menemukan mata air yang jernih. "Di sinilah beliau menyucikan diri atau nyuciang rasa dengan malukat/masiram yang kemudian diberi nama Pesiraman," ujar Adnyana.
Setelah itu Gede Pasek bertapa dan beryoga lalu melihat di atas bukit sinar yang memancar dari pohon pakis aji. Gede Pasek melanjutkan mencari tempat sinar tersebut melalui belahan air selau yang kemudian diberi nama Pucak Ukur-ukuran Gunung Kawi.
Sementara itu, penataan Kawasan Tirta Panglukatan Pesiraman tersebut sudah dilakukan pada 2023 lalu dengan menggunakan dana desa sebesar Rp 165.267.000. Penataan memakan waktu pengerjaan selama 4 bulan dan pola kegiatan swakelola yang dikerjakan oleh tim pelaksana kegiatan (TPK) Desa Aan. 7 wan
Foto: Perbekel Aan, I Wayan Wira Adnyana. -IST
1
Komentar