Aksi Pengeroyokan Berdarah, 1 Tewas
Korban asal Buleleng, Keluarga Minta Pelaku Segera Ditangkap
Ibunda korban, yakni Putu Suartini, 54, tak pernah menyangka jika Hari Raya Natal Desember 2023 lalu adalah momen pertemuan terakhirnya dengan sang anak.
MANGUPURA, NusaBali
Seorang pria asal Jalan Pulau Sumatera Gang VIII C, Banjar Widyasari, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng bernama Adhi Putra Krismawan,23, ditemukan tewas mengenaskan di simpang Jalan Raya Sempidi-Dalung, Banjar Uma Gunung, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung, Selasa (16/1) dinihari pukul 00.30 Wita. Korban kelahiran Singaraja 17 November 2000 ini tewas diduga setelah dianiaya oleh belasan orang tak dikenal.
Pada saat ditemukan korban dalam posisi tertelungkup di pinggir jalan. Lutut kaki kiri dan telinga kanan bagian belakang menderita luka lecet. Selain itu luka robek pada dada sebelah kanan. Sementara para pelaku berjumlah sekitar 12 orang sudah kabur dari lokasi TKP mengendarai 7 sepeda motor. Pengakuan warga sekitar para pelaku mengenakan baju serba hitam.
Pada saat petugas kepolisian tiba di TKP korban ditemukan sudah meninggal dunia. Korban dievakuasi ke RSUD Mangusada di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung untuk dilakukan pemeriksaan. Setelah dinyatakan telah meninggal dunia jenazah korban dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar.
Salah seorang saksi yang berada di sekitar TKP, Saefullah,38, kepada petugas polisi mengaku pada, Selasa dinihari sekitar pukul 00.30 Wita ada gerombolan tujuh sepeda motor melintas di depan warungnya. Para pria berjumlah sekitar 12 orang yang semuanya mengenakan baju warna hitam itu melaju kencang dari arah timur (arah TKP) ke arah barat. Saat tiba di persimpangan traffic light Kwanji, 3 sepeda motor belok ke kiri dan 4 yang lainnya tetap lurus ke arah barat. "Beberapa menit setelah gerombolan sepeda motor itu lewat saksi baru mengetahui bahwa telah terjadi keributan di timur warungnya yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia. Korban ditemukan dalam keadaan terluka dengan posisi tertelungkup di pinggir jalan," ungkap Kasi Humas Polres Badung, Iptu I Ketut Sudana, Selasa pagi kemarin.
Peristiwa penganiayaan yang berlangsung singkat itu tidak diketahui secara persis oleh warga sekitar TKP. Bahkan ciri-ciri para pelaku tidak ada yang tahu persis. Hingga kemarin sore para pelaku belum ada yang berhasil ditangkap. "Tim di lapangan masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku penganiayaan terhadap korban," pungkas Iptu Sudana.
Sementara Kasat Reskrim Polres Badung, AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura dikonfirmasi terpisah kemarin sore mengatakan korban meninggal akibat luka tusukan pada dadanya. Untuk mengungkap para pelaku pengeroyokan terhadap korban, tim melakukan penyisiran di sekitar TKP dan memeriksa rekaman kamera CCTV yang ada di rumah-rumah warga. "Para terduga pelaku masih kita dalami," tuturnya.
Sementara itu, pemilik rumah sekaligus pemilik kontrakan toko yang dekat dengan tempat korban ditemukan tertelungkup bersimbah darah berinisial NK mengaku tidak mengetahui awal mula adanya pengeroyokan. Saksi yang enggan menyebutkan nama ini mengaku baru mengetahui kejadian berdarah itu setelah warga berdatangan. "Awal mula kejadiannya saya tidak tahu. Saya bangun dari tidur setelah warga berdatangan. Pada saat itu para pelaku sudah pergi," ungkap NK.
Kabar meninggalnya Adhi Putra Krismawan yang diduga menjadi korban penganiayaan di simpang Jalan Raya Sempidi-Dalung, Banjar Uma Gunung, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung, membuat keluarga korban di Buleleng kaget dan bersedih. Ibunda korban, yakni Putu Suartini,54, tak pernah menyangka jika Hari Raya Natal pada Desember 2023 lalu adalah momen pertemuan terakhirnya dengan sang anak Adhi Putra Krismawan. Ia masih tak percaya jika anak keempatnya itu tewas dikeroyok oleh sejumlah pemuda di Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung pada Selasa dinihari. Suartini mengenang pertemuan terakhirnya dengan putranya itu pada 27 Desember 2023 lalu usai merayakan Natal bersama.
Seorang pria asal Jalan Pulau Sumatera Gang VIII C, Banjar Widyasari, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng bernama Adhi Putra Krismawan,23, ditemukan tewas mengenaskan di simpang Jalan Raya Sempidi-Dalung, Banjar Uma Gunung, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung, Selasa (16/1) dinihari pukul 00.30 Wita. Korban kelahiran Singaraja 17 November 2000 ini tewas diduga setelah dianiaya oleh belasan orang tak dikenal.
Pada saat ditemukan korban dalam posisi tertelungkup di pinggir jalan. Lutut kaki kiri dan telinga kanan bagian belakang menderita luka lecet. Selain itu luka robek pada dada sebelah kanan. Sementara para pelaku berjumlah sekitar 12 orang sudah kabur dari lokasi TKP mengendarai 7 sepeda motor. Pengakuan warga sekitar para pelaku mengenakan baju serba hitam.
Pada saat petugas kepolisian tiba di TKP korban ditemukan sudah meninggal dunia. Korban dievakuasi ke RSUD Mangusada di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung untuk dilakukan pemeriksaan. Setelah dinyatakan telah meninggal dunia jenazah korban dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar.
Salah seorang saksi yang berada di sekitar TKP, Saefullah,38, kepada petugas polisi mengaku pada, Selasa dinihari sekitar pukul 00.30 Wita ada gerombolan tujuh sepeda motor melintas di depan warungnya. Para pria berjumlah sekitar 12 orang yang semuanya mengenakan baju warna hitam itu melaju kencang dari arah timur (arah TKP) ke arah barat. Saat tiba di persimpangan traffic light Kwanji, 3 sepeda motor belok ke kiri dan 4 yang lainnya tetap lurus ke arah barat. "Beberapa menit setelah gerombolan sepeda motor itu lewat saksi baru mengetahui bahwa telah terjadi keributan di timur warungnya yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia. Korban ditemukan dalam keadaan terluka dengan posisi tertelungkup di pinggir jalan," ungkap Kasi Humas Polres Badung, Iptu I Ketut Sudana, Selasa pagi kemarin.
Peristiwa penganiayaan yang berlangsung singkat itu tidak diketahui secara persis oleh warga sekitar TKP. Bahkan ciri-ciri para pelaku tidak ada yang tahu persis. Hingga kemarin sore para pelaku belum ada yang berhasil ditangkap. "Tim di lapangan masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku penganiayaan terhadap korban," pungkas Iptu Sudana.
Sementara Kasat Reskrim Polres Badung, AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura dikonfirmasi terpisah kemarin sore mengatakan korban meninggal akibat luka tusukan pada dadanya. Untuk mengungkap para pelaku pengeroyokan terhadap korban, tim melakukan penyisiran di sekitar TKP dan memeriksa rekaman kamera CCTV yang ada di rumah-rumah warga. "Para terduga pelaku masih kita dalami," tuturnya.
Sementara itu, pemilik rumah sekaligus pemilik kontrakan toko yang dekat dengan tempat korban ditemukan tertelungkup bersimbah darah berinisial NK mengaku tidak mengetahui awal mula adanya pengeroyokan. Saksi yang enggan menyebutkan nama ini mengaku baru mengetahui kejadian berdarah itu setelah warga berdatangan. "Awal mula kejadiannya saya tidak tahu. Saya bangun dari tidur setelah warga berdatangan. Pada saat itu para pelaku sudah pergi," ungkap NK.
Kabar meninggalnya Adhi Putra Krismawan yang diduga menjadi korban penganiayaan di simpang Jalan Raya Sempidi-Dalung, Banjar Uma Gunung, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung, membuat keluarga korban di Buleleng kaget dan bersedih. Ibunda korban, yakni Putu Suartini,54, tak pernah menyangka jika Hari Raya Natal pada Desember 2023 lalu adalah momen pertemuan terakhirnya dengan sang anak Adhi Putra Krismawan. Ia masih tak percaya jika anak keempatnya itu tewas dikeroyok oleh sejumlah pemuda di Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung pada Selasa dinihari. Suartini mengenang pertemuan terakhirnya dengan putranya itu pada 27 Desember 2023 lalu usai merayakan Natal bersama.
Foto: Ibunda korban, yakni Putu Suartini tunjukkan foto putranya saat ditemui di rumah duka di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Selasa (16/1). -MUZAKKY
Saat itu, ia dipamiti oleh mendiang anaknya pergi ke Badung untuk mencari pekerjaan. Tujuannya untuk membiayai sekolah putra Adhi satu-satunya yang kini masih berusia 3,5 tahun. Almarhum Adhi sendiri berstatus duda dan memiliki seorang putra. Pada Senin (15/1) Adhi sejatinya baru saja selesai interview kerja. Kemudian pada Selasa (16/1) hari ini seharusnya menjadi hari pertamanya bekerja di salah satu restoran yang ada di wilayah Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Namun takdir berkata lain, Adhi meninggal dunia dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
"Dia ke Badung untuk cari kerja karena anaknya akan sekolah. Dia sayang sekali dengan anaknya," ujar Suartini saat ditemui di rumah duka di Jalan Pulau Sumatera, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Selasa kemarin. Dia mengaku tidak punya firasat apa-apa sebelum putranya meninggal dunia. Kabar tewasnya sang anak baru ia ketahui pada, Selasa pagi. "Senin malam itu tumben tidak komunikasi sama dia. Biasanya tiap hari WhatsApp nanya kabar atau memastikan dia sudah sampai kos atau belum," tutur Suartini. Dia mengaku tidak tahu persis mengapa anaknya dikeroyok hingga tewas. Sepengetahuan dia selama ini, anak keempat dari enam bersaudara itu tidak pernah memiliki permasalahan dengan teman-temannya. Terlebih Adhi merupakan sosok yang pendiam.
Ia menduga, kasus ini terjadi karena insiden di jalan saat Adhi dalam perjalanan pulang menuju kosnya yang ada di wilayah Dalung. "Mungkin ada kesalahpahaman di jalan, mereka (para pelaku) tersinggung dan mengeroyok anak saya. Tapi sampai saat ini kami belum tahu persis apa penyebabnya. Belum ada informasi lebih lanjut dari pihak kepolisian," terangnya.
Keluarga pun berharap polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan Adhi dan memberikan hukuman yang adil. "Anak saya meninggal dengan kondisi seperti itu. Saya tidak terima. Sudah badannya kurus kecil, diperlakukan seperti itu. Sedih sekali saya melihat anak saya meninggal dengan kondisi begini. Di video kami lihat anak saya sudah lemas, tapi masih juga dikeroyok," kata Suartini sambil menangis.
Sementara untuk penguburan atau persemayaman rencananya akan dilakukan, Rabu hari ini setelah jenazah dipulangkan ke rumah duka akan disemayamkan di Taman Makam Umat Kristiani di Kelurahan Liligundi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Informasi hingga semalam jenazah belum sampai ke rumah duka. Informasi yang diterima keluarga jenazah masih proses otopsi di RSUP Prof Ngoerah (RSUP Sanglah) Denpasar. 7 pol, mzk
Saat itu, ia dipamiti oleh mendiang anaknya pergi ke Badung untuk mencari pekerjaan. Tujuannya untuk membiayai sekolah putra Adhi satu-satunya yang kini masih berusia 3,5 tahun. Almarhum Adhi sendiri berstatus duda dan memiliki seorang putra. Pada Senin (15/1) Adhi sejatinya baru saja selesai interview kerja. Kemudian pada Selasa (16/1) hari ini seharusnya menjadi hari pertamanya bekerja di salah satu restoran yang ada di wilayah Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Namun takdir berkata lain, Adhi meninggal dunia dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
"Dia ke Badung untuk cari kerja karena anaknya akan sekolah. Dia sayang sekali dengan anaknya," ujar Suartini saat ditemui di rumah duka di Jalan Pulau Sumatera, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Selasa kemarin. Dia mengaku tidak punya firasat apa-apa sebelum putranya meninggal dunia. Kabar tewasnya sang anak baru ia ketahui pada, Selasa pagi. "Senin malam itu tumben tidak komunikasi sama dia. Biasanya tiap hari WhatsApp nanya kabar atau memastikan dia sudah sampai kos atau belum," tutur Suartini. Dia mengaku tidak tahu persis mengapa anaknya dikeroyok hingga tewas. Sepengetahuan dia selama ini, anak keempat dari enam bersaudara itu tidak pernah memiliki permasalahan dengan teman-temannya. Terlebih Adhi merupakan sosok yang pendiam.
Ia menduga, kasus ini terjadi karena insiden di jalan saat Adhi dalam perjalanan pulang menuju kosnya yang ada di wilayah Dalung. "Mungkin ada kesalahpahaman di jalan, mereka (para pelaku) tersinggung dan mengeroyok anak saya. Tapi sampai saat ini kami belum tahu persis apa penyebabnya. Belum ada informasi lebih lanjut dari pihak kepolisian," terangnya.
Keluarga pun berharap polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan Adhi dan memberikan hukuman yang adil. "Anak saya meninggal dengan kondisi seperti itu. Saya tidak terima. Sudah badannya kurus kecil, diperlakukan seperti itu. Sedih sekali saya melihat anak saya meninggal dengan kondisi begini. Di video kami lihat anak saya sudah lemas, tapi masih juga dikeroyok," kata Suartini sambil menangis.
Sementara untuk penguburan atau persemayaman rencananya akan dilakukan, Rabu hari ini setelah jenazah dipulangkan ke rumah duka akan disemayamkan di Taman Makam Umat Kristiani di Kelurahan Liligundi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Informasi hingga semalam jenazah belum sampai ke rumah duka. Informasi yang diterima keluarga jenazah masih proses otopsi di RSUP Prof Ngoerah (RSUP Sanglah) Denpasar. 7 pol, mzk
Komentar