Efisiensi Anggaran, Titik Wifi Gratis Dikurangi
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 29 titik Wifi gratis program Bali Smart Island (BSI) di wilayah Buleleng akan dicabut sementara tahun ini.
Pemutusan Wifi gratis di puluhan titik ini karena efisiensi anggaran. Namun Dinas Komunikasi Informasi Persandian dan Statistik (Kominfo Santi) Buleleng, yang diputuskan adalah titik Wifi yang jarang digunakan.
Kepala Dinas Kominfo Santi Buleleng Ketut Suwarmawan Selasa (16/1) kemarin mengatakan, tahun ini program BSI yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali hanya Rp 1,24 miliar. Sedangkan tahun 2023 lalu sebanyak Rp 2,38 miliar untuk 326 titik.
“Karena efisiensi anggaran tahun ini meskipun anggarannya jauh menurun, kami masih memaksimalkan layanan Wifi gratis yang dikurangi yang jarang digunakan, yang tidak ada listrik, sehingga masih bertahan 297 titik dengan rata-rata biaya per bulan Rp 349.650,” ucap Suwarmawan.
Dia juga menjelaskan, dengan pemutusan puluhan titik Wifi gratis, di masing-masing desa masih tetap tersedia Wifi gratis. Sebab yang diputus selain yang jarang dipakai, juga mempertimbangkan desa atau kelurahan yang memiliki titik Wifi lebih dari satu.
“Program BSI itu menyasar balai desa adat, puskesmas, dan Daya Tarik Wisata (DTW). Jadi layanan internet yang diputus, ini dipastikan titik lain di desa/kelurahan itu masih tersedia,” imbuh mantan Kabag Prokom Setda Buleleng ini.
Meski demikian, Suwarmawan mengatakan pengurangan titik Wifi gratis ini tidak akan mempengaruhi pelayanan internet gratis untuk masyarakat Buleleng. Lokus Wifi gratis di pelosok-pelosok desa masih menjadi prioritas. Termasuk di beberapa blank spot di Buleleng sekarang sudah seluruhnya tersentuh internet.
Sementara di luar program BSI, layanan Wifi gratis juga ada yang disupport dari pihak ketiga melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Swasta membantu sebanyak 62 titik yang diprioritaskan di sejumlah fasilitas umum wilayah perkotaan. Seperti Taman Kota Singaraja, RTH Bung Karno, dan RTH Yowana Asri serta fasum lainnya.7 k23
Kepala Dinas Kominfo Santi Buleleng Ketut Suwarmawan Selasa (16/1) kemarin mengatakan, tahun ini program BSI yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali hanya Rp 1,24 miliar. Sedangkan tahun 2023 lalu sebanyak Rp 2,38 miliar untuk 326 titik.
“Karena efisiensi anggaran tahun ini meskipun anggarannya jauh menurun, kami masih memaksimalkan layanan Wifi gratis yang dikurangi yang jarang digunakan, yang tidak ada listrik, sehingga masih bertahan 297 titik dengan rata-rata biaya per bulan Rp 349.650,” ucap Suwarmawan.
Dia juga menjelaskan, dengan pemutusan puluhan titik Wifi gratis, di masing-masing desa masih tetap tersedia Wifi gratis. Sebab yang diputus selain yang jarang dipakai, juga mempertimbangkan desa atau kelurahan yang memiliki titik Wifi lebih dari satu.
“Program BSI itu menyasar balai desa adat, puskesmas, dan Daya Tarik Wisata (DTW). Jadi layanan internet yang diputus, ini dipastikan titik lain di desa/kelurahan itu masih tersedia,” imbuh mantan Kabag Prokom Setda Buleleng ini.
Meski demikian, Suwarmawan mengatakan pengurangan titik Wifi gratis ini tidak akan mempengaruhi pelayanan internet gratis untuk masyarakat Buleleng. Lokus Wifi gratis di pelosok-pelosok desa masih menjadi prioritas. Termasuk di beberapa blank spot di Buleleng sekarang sudah seluruhnya tersentuh internet.
Sementara di luar program BSI, layanan Wifi gratis juga ada yang disupport dari pihak ketiga melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Swasta membantu sebanyak 62 titik yang diprioritaskan di sejumlah fasilitas umum wilayah perkotaan. Seperti Taman Kota Singaraja, RTH Bung Karno, dan RTH Yowana Asri serta fasum lainnya.7 k23
Komentar