Lima Desa Terdeteksi Rabies
Untuk menanggulangi bahaya rabies, sebanyak 356 anjing sudah dieliminasi secara selektif sepanjang 2017.
SINGARAJA, NusaBali
Kasus anjing positif rabies ditemukan di lima desa Buleleng oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Kasus tersebut pun diketahui setelah adanya koordinasi unit reaksi cepat berjejaring dengan Dinas Kesehatan setelah ada laporan dari Puskesmas.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Nyoman Swatantra, mengatakan anjing positif rabies tersebut ditemukan di Desa/Kecamatan Tejakula, Desa Sepang di Kecamatan Busungbiu, Desa Bebetin dan Sinabun di Kecamatan Sawan dan di Desa Sambangan di Kecamatan Sukasada. “Awalnya ada gigitan yang dilaporkan oleh masyarakat, orangnya ditangani Dinas Kesehatan dan anjingnya Dinas Pertanian yang ambil alih,” katanya.
Setelah ada gigitan, timnya pun langsung mengambil sampel otak anjing yang bersangkutan dan diuji lab sebelum akhirnya dinyatakan positif. Langkah eliminasi anjing rabies dan berpotensi pun dilakukan. Dari bulan Januari hingga Juni tercatat sebanyak 356 ekor anjing yang sudah dieliminasi.
Pengeliminasian anjing disebut Swatantra tidak sembarangan. Semuanya dilakukan dengan pola tertarget, selektif dan permintaan dari masyarakat. Tertarget yang dimaksud adalah adanya anjing yang akan dieliminasi, seperti anjing yang positif rabies. Selanjutnya anjing-anjing yang berpotensi tinggi tertular oleh anjing rabies, baik karena dilepas liarkan, tidak tervaksin dan sering bergaul diseleksi ketat untuk dieliminasi.
“Jadi eliminasi bukan berarti pembasmian, tetapi juga kami sangat selektif, hanya anjing yang berisiko saja yang dieliminasi,” imbuh dia. Selanjutnya eliminasi dapat dilakukan jika ada permintaan dari masyarakat pemelihara anjing. Temuan anjing positif rabies ini pun menurutnya tetap menjadi atensi bersama, meski sampai saat ini kasus gigitan rabies belum sampai menelan korban jiwa.
Masyarakat yang memelihara anjing diharapkan proaktif dan mendukung program pemerintah. Sehingga program meminimalisasi kasus rabies di Buleleng dapat ditekan. Dengan memelihara anjing dengan bertanggung jawab dan tidak melepas liarkan anjing sehingga dapat terhindar dari potensi penularan rabies.
Pihaknya juga menekankan agar masyarakat berhati-hati saat mengadopsi anjing dari luar daerah, harus dipastikan dulu anjing tersebut benar-benar sehat sebelum dibawa pulang ke rumah. *k23
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Nyoman Swatantra, mengatakan anjing positif rabies tersebut ditemukan di Desa/Kecamatan Tejakula, Desa Sepang di Kecamatan Busungbiu, Desa Bebetin dan Sinabun di Kecamatan Sawan dan di Desa Sambangan di Kecamatan Sukasada. “Awalnya ada gigitan yang dilaporkan oleh masyarakat, orangnya ditangani Dinas Kesehatan dan anjingnya Dinas Pertanian yang ambil alih,” katanya.
Setelah ada gigitan, timnya pun langsung mengambil sampel otak anjing yang bersangkutan dan diuji lab sebelum akhirnya dinyatakan positif. Langkah eliminasi anjing rabies dan berpotensi pun dilakukan. Dari bulan Januari hingga Juni tercatat sebanyak 356 ekor anjing yang sudah dieliminasi.
Pengeliminasian anjing disebut Swatantra tidak sembarangan. Semuanya dilakukan dengan pola tertarget, selektif dan permintaan dari masyarakat. Tertarget yang dimaksud adalah adanya anjing yang akan dieliminasi, seperti anjing yang positif rabies. Selanjutnya anjing-anjing yang berpotensi tinggi tertular oleh anjing rabies, baik karena dilepas liarkan, tidak tervaksin dan sering bergaul diseleksi ketat untuk dieliminasi.
“Jadi eliminasi bukan berarti pembasmian, tetapi juga kami sangat selektif, hanya anjing yang berisiko saja yang dieliminasi,” imbuh dia. Selanjutnya eliminasi dapat dilakukan jika ada permintaan dari masyarakat pemelihara anjing. Temuan anjing positif rabies ini pun menurutnya tetap menjadi atensi bersama, meski sampai saat ini kasus gigitan rabies belum sampai menelan korban jiwa.
Masyarakat yang memelihara anjing diharapkan proaktif dan mendukung program pemerintah. Sehingga program meminimalisasi kasus rabies di Buleleng dapat ditekan. Dengan memelihara anjing dengan bertanggung jawab dan tidak melepas liarkan anjing sehingga dapat terhindar dari potensi penularan rabies.
Pihaknya juga menekankan agar masyarakat berhati-hati saat mengadopsi anjing dari luar daerah, harus dipastikan dulu anjing tersebut benar-benar sehat sebelum dibawa pulang ke rumah. *k23
Komentar