Antusias, Warga Binaan Lapas Singaraja Lanjutkan Program Pendidikan Semester II
SINGARAJA, NusaBali - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Singaraja kembali melaksanakan program Pendidikan Kesetaraan bagi warga binaan lanjutan Semester II. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak Senin (15/1) lalu dan diikuti dengan antusias oleh warga binaan di Aula Nusantara Lapas Singaraja.
Kepala Lapas Kelas II B Singaraja, I Wayan Putu Sutresna mengatakan, kegiatan dilaksanakan sebagai upaya memberikan kesempatan pendidikan bagi warga binaan yang belum menyelesaikan pendidikan formal. “Melalui pendidikan, diharapkan warga binaan dapat mempersiapkan diri untuk memasuki masyarakat dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik,” jelasnya, Rabu (17/1) usai meninjau kegiatan program pendidikan.
Dia menyebut, pada akhir Semester I lalu jumlah peserta sebanyak sepuluh orang yang terbagi menjadi tiga kelompok belajar yakni satu orang mengikuti paket A, satu orang mengikuti paket B dan tujuh orang mengikuti paket C. Saat ini tersisa sebanyak sembilan orang dikarenakan salah satu peserta paket C telah selesai menjalani masa pidananya.
Sutrena menyampaikan, jika saat ini masih banyak warga binaan statusnya putus sekolah. Jumlahnya pun mencapai seratusan orang. Namun karena terkendala aturan sehingga yang tercover hanya puluhan orang saja. “Sementara ini syarat mengikuti program harus dibawah 24 tahun. Jadi masih banyak yang belum bisa ikut. Tapi mudah-mudahan nanti aturannya bisa diubah. Sehingga bisa mengcover lebih banyak lagi,” katanya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Surya Bharata menyampaikan, program Pendidikan Kesetaraan sudah disusun bersama dengan Lapas Singaraja. Harapannya, warga binaan yang sebelumnya putus sekolah bisa memiliki ijazah pendidikan dan bisa dimanfaatkan ketika sudah keluar dari tahanan.
Surya Bharata menyebut, program kesetaraan pendidikan melibatkan guru pamong dari sekolah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Singaraja. “Jadi SKB menyediakan fasilitas tenaga pendidik dan materi pelajaran yang diperlukan untuk pelaksanaan program ini. Selain itu, juga ada pengawas untuk memberikan pendampingan dan bimbingan kepada warga binaan,” pungkasnya.7 mzk
Dia menyebut, pada akhir Semester I lalu jumlah peserta sebanyak sepuluh orang yang terbagi menjadi tiga kelompok belajar yakni satu orang mengikuti paket A, satu orang mengikuti paket B dan tujuh orang mengikuti paket C. Saat ini tersisa sebanyak sembilan orang dikarenakan salah satu peserta paket C telah selesai menjalani masa pidananya.
Sutrena menyampaikan, jika saat ini masih banyak warga binaan statusnya putus sekolah. Jumlahnya pun mencapai seratusan orang. Namun karena terkendala aturan sehingga yang tercover hanya puluhan orang saja. “Sementara ini syarat mengikuti program harus dibawah 24 tahun. Jadi masih banyak yang belum bisa ikut. Tapi mudah-mudahan nanti aturannya bisa diubah. Sehingga bisa mengcover lebih banyak lagi,” katanya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Surya Bharata menyampaikan, program Pendidikan Kesetaraan sudah disusun bersama dengan Lapas Singaraja. Harapannya, warga binaan yang sebelumnya putus sekolah bisa memiliki ijazah pendidikan dan bisa dimanfaatkan ketika sudah keluar dari tahanan.
Surya Bharata menyebut, program kesetaraan pendidikan melibatkan guru pamong dari sekolah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Singaraja. “Jadi SKB menyediakan fasilitas tenaga pendidik dan materi pelajaran yang diperlukan untuk pelaksanaan program ini. Selain itu, juga ada pengawas untuk memberikan pendampingan dan bimbingan kepada warga binaan,” pungkasnya.7 mzk
Komentar