Luncurkan Buku Konstitusi Butuh ‘Pintu Darurat’
Bamsoet Serahkan Buku ke Cawapres Muhaimin Iskandar
JAKARTA, NusaBali - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meluncurkan buku berjudul ;Konstitusi Butuh ‘Pintu Darurat’. Buku tersebut, merupakan buku karya ke-32 Bamsoet. Menurut politisi dari Partai Golkar ini, buku itu sangat penting untuk dipahami bersama. Dalam acara tersebut, Bamsoet juga menyerahkan buku kepada Wakil Ketua MPR RI sekaligus juga cawapres nomor urut 1 yang diusung Partai NasDem, PKS dan PKB Muhaimin Iskandar.
“Kemarin baru saja kita mendengar, MK (Mahkamah Konstitusi) telah menolak uji materi atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU P3). Itu artinya, pintu yang seyogyanya kita akan buka menjadi suatu perdebatan kembali (tertutu,” ujar Bamsoet di Parle Cafe & Resto, Rabu (17/1).
Intinya, lanjut Bamsoet, Indonesia belum memiliki protokol kedaruratan manakala terjadi suatu peristiwa yang berpotensi mengancam persatuan dan kesatuan. Bamsoet pun mencontohkan mengenai persiapan pemilu baik itu pemilihan presiden maupun pemilihan legislatif.
“Apakah kita semua di sini akan ada yang menjamin tidak terjadi sesuatu dalam menuju tanggal 14 Februari nanti atau katakanlah setelah 14 Februari ketika terjadi penghitungan suara, terjadi dispute (sengketa,red) sehingga tidak terjadi kesepakatan siapa pemenang pilpres yang akan diputuskan,” kata mantan wartawan ini.
Kata Bamsoet, jika itu terjadi, bisa saja melampaui batas waktu 1 Oktober dan 20 Oktober. Pada tanggal tersebut tugas DPR RI, DPD RI, presiden, wakil presiden dan seluruh kabinet berakhir. “Kalau beberapa minggu ke depan terjadi bencana berskala besar, sehingga pemilu tidak bisa dilaksanakan tepat waktu, apa yang harus kita lakukan?” imbuh Bamsoet.
Foto: Ketua MPR RI Bamsoet menyerahkan bukunya kepada cawapres nomor urut satu yang juga Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar di Parle Cafe & Resto, Rabu (17/1). -NOPIYANTI
Lalu siapa dan lembaga mana atau pihak mana yang memiliki kewenangan untuk menunjuk jabatan-jabatan yang ditinggalkan daripada para pejabat yang dihasilkan dari pemilu sebelumnya. “Tidak ada,” ucap Bamsoet.
Oleh karena itu, buku tidak bicara soal capres dan cawapres. Melainkan bicara tentang kemungkinan pemilu tidak bisa dilaksanakan, pemilu bakal di tengah jalan. Lalu saat bencana datang, seluruh gedung-gedung runtuh, termasuk gedung KPU dan lain-lain apa yang harus dilakukan.
“Walaupun agak sedikit sedih, tetapi saya menghargai keputusan MK. Sebab, itu adalah kewenangannya. Saya hanya mengingatkan, kita bangsa Indonesia dalam keadaan bahaya. Kalau kita tidak punya "pintu darurat", maka akan terjadi sesuatu yang di luar yang kita bisa selesaikan secara biasa,” papar Bamsoet.
Saat peluncuran buku, hadir Anggota DPD RI Jimly Asshiddiqie, mantan hakim MK Hamdan Zoelva dan para Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, Arsul Sani dan Hidayat Nurwahid. Tak ketinggalan calon wakil presiden nomor urut satu yang juga Wakil Ketua DPR RI Muhaiman Iskandar (Cak Imin) hadir pula. “Saya ikut bahagia dan bersyukur, selamat kepada bapak Bamsoet. Ini buku yang dahsyat sebagai alternatif pintu-pintu darurat, apabila terjadi stagnasi dalam proses politik nasional. Buku ini menambah persiapan kita menghadapi tantangan yang ada," imbuh Cak Imin. k22
Komentar