Bitcoin vs. Ethereum: Perbedaan dan Mana yang Lebih Unggul untuk Investor
Siapa yang tidak tergiur untuk terjun di dunia kripto? Melihat kecepatan pergerakan harga Bitcoin dari masa ke masa, tak aneh jika banyak orang yang menunggu momen yang tepat — tentunya saat harga turun — untuk membeli instrumen investasi ini.
Dari berbagai pilihan mata uang kripto yang ada, dua nama menonjol dari semua pilihan yang ada: Ethereum dan Bitcoin. Kedua koin ini memiliki valuasi tertinggi dibandingkan mata uang kripto lainnya, dan sebagai investor pemula ada baiknya untuk memahami lebih lanjut mengenai perbedaan antara Ethereum dan Bitcoin dan mana yang lebih cocok dimiliki berdasarkan target dan strategi masing-masing investor.
Bitcoin: Jawara Mata Uang Kripto
Butuh mata uang kripto yang unggul dari segi nilai investasi? Bitcoin (BTC) adalah jawabannya. Mata uang kripto pertama ini telah mengalami kenaikan luar biasa signifikan, hingga puluhan ribu kali, sejak pertama kali dirilis ke publik sebagai mata uang kripto di tahun 2009. Bahkan di tahun 2021, Bitcoin pernah mencapai harga USD 68.789. Walau angka ini terdengar sangat fantastis, perlu diingat bahwa volatilitas mata uang kripto sangat ekstrem dibandingkan instrumen investasi lainnya, termasuk saham. Di tahun yang sama, harga Bitcoin sempat jatuh ke USD 29.796 (penurunan sebesar 56,65%).
Salah satu hal yang membuat valuasi Bitcoin jauh lebih tinggi dibandingkan mata uang lainnya adalah pembatasan jumlah Bitcoin yang dapat diperjualbelikan. Hanya ada 21 juta Bitcoin di dunia, sehingga ketika meningkatnya demand terhadap Bitcoin, secara otomatis harganya pun akan ikut naik. Status Bitcoin sebagai mata uang kripto pertama juga memberikannya waktu lebih lama untuk beredar di pasar, dan hal ini turut berkontribusi terhadap valuasinya.
Walau hampir semua investor melirik Bitcoin sebagai mata uang kripto yang ‘wajib’ dimiliki oleh investor kripto, Bitcoin bisa jadi lebih cocok untuk investor yang:
1) Memiliki budget besar, mengingat 1 BTC setara dengan ratusan juta rupiah.
2) Cenderung lebih konservatif dalam investasi; walau bisa menurun drastis, 1 BTC hingga saat ini belum pernah jatuh hingga nilainya nihil sebagaimana mata uang kripto lainnya.
3) Lebih menyukai taktik buy-and-hold dan strategi investasi jangka panjang lainnya.
Ethereum: Pemimpin Evolusi Blockchain
Dibandingkan Bitcoin, Ether—mata uang kripto Ethereum—masih terbilang pemain baru di dunia kripto. Ether (ETH) pertama kali mulai bisa dibeli publik di tahun 2015. Tetapi, serupa dengan Bitcoin, sejak penawaran perdananya di USD 0,74, harganya telah naik berkali-kali lipat dan di tahun 2021, ETH berhasil mencapai valuasi tertingginya di USD 4.815.
Namun, Ether berbeda jauh dengan Bitcoin. Pertama, tidak ada pembatasan jumlah Ether yang bisa beredar di pasar. Saat ini ada lebih dari 120 juta koin ETH, tetapi angka ini bisa saja naik kapanpun. Alasannya ini: Ethereum, platform Ether, tidak hanya berfungsi sebagai mata uang kripto semata—teknologi blockchain yang melandasi Ethereum dapat digunakan untuk berbagai proyek kripto, termasuk game, aplikasi, dan masih banyak lagi.
Keunikan ini membuat Ethereum menjadi topangan berbagai token kripto, termasuk nama-nama populer seperti Tether (USDT), Maker (MKR), dan Chainlink (LINK). Token kripto ini bergantung pada jaringan Ethereum, sehingga valuasi token tersebut dipengaruhi oleh harga Ether.
Ether memang pilihan favorit banyak investor sebagaimana Bitcoin, mengingat performanya di pasar biasanya berada di peringkat kedua setelah mata uang kripto tersebut. Namun, keunikan yang dimiliki Ether juga menarik perhatian investor yang mungkin memiliki skeptisisme terhadap penggunaan praktis Bitcoin sebagai alat transaksi. Walau Ether juga bisa digunakan sebagai metode pembayaran, Ethereum memiliki fungsi tambahan yakni sebagai landasan proyek terdesentralisasi—dan hal ini mungkin menarik bagi investor yang lebih melek teknologi.
Adapun Ether mungkin cocok untuk investor yang memiliki profil berikut:
1) Lebih memahami perkembangan teknologi blockchain.
2) Memiliki ketertarikan terhadap konsep desentralisasi sistem teknologi dan finansial.
3) Membutuhkan mata uang kripto yang stabil namun tidak semahal bitcoin; namun perlu diketahui bahwa untuk memiliki 1 ETH dibutuhkan budget puluhan juta.
Walau Ethereum dan Bitcoin memiliki reputasi dan stabilitas yang lebih baik dibandingkan mata uang kripto lainnya, investor yang lebih berani mengambil resiko bisa juga mempertimbangkan mata uang kripto seperti Ripple (XRP), Cardano (ADA), dan Solana (SOL). Ditambah lagi, karena mata uang kripto yang telah disebutkan sebelumnya masih terbilang baru dibandingkan Ethereum dan Bitcoin, masih ada potensi kenaikan valuasi signifikan sebagaimana yang terjadi kepada Ethereum dan Bitcoin di zaman dahulu kala.
1
Komentar