Senderan Baru Dibangun Jebol
Hujan Mengguyur Kawasan Pura Lempuyang
Karena proyek ini belum tuntas, maka pemerintah memberikan tambahan waktu pengerjaan 50 hari lagi. Target tuntas 14 Februari 2024, dengan catatan setiap hari kena denda Rp 5,7 juta, akibat keterlambatan pengerjaan.
AMLAPURA, NusaBali
Senderan panjang 12 meter dengan tinggi 9 meter, baru dibangun, di jaba Pura Penataran Lempuyang, Banjar Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (18/1) pukul 15.00 Wita, jebol. Titik jebol ini di jaba tengah, tempat wisatawan selfie atau sisi utara sebelah Bale Gong.
"Penyebabnya karena hujan. Tanah ini longsor sampai menjebol senderan yang baru dibangun," jelas Bendesa Adat Purwayu I Nyoman Jati, usai melakukan peninjauan di lokasi kejadian, Banjar Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Jumat (19/1).
Jati juga Ketua Panitia I Pembangunan Pura Sad Kahyangan Lempuyang. Dia menuturkan, di jaba sisi Pura Penataran Lempuyang ada proyek senderan dari Dinas PUPR Provinsi Bali senilai Rp 5,7 miliar.
Rencana pengerjaan senderan terasiring di lantai I sepanjang 105 meter, dengan tinggi 9 meter. Lantai II panjang 97 meter dengan tinggi 7 meter dan 15 cm, dan proyek memasang batu kali sepanjang 52 meter. Pengerjaan proyek itu baru mencapai 91 persen, dimulai 6 September 2023.
Semestinya tuntas 29 Desember 2023, atau selama 115 hari kerja. Karena proyek ini belum tuntas, maka pemerintah memberikan tambahan waktu pengerjaan 50 hari lagi. Target tuntas 14 Februari 2024, dengan catatan setiap hari kena denda Rp 5,7 juta, akibat keterlambatan pengerjaan.
Jelas I Nyoman Jati, kemarin terjadi hujan lebat mengguyur Banjar Purwayu dan sekitarnya. Akibatnya, struktur tanah yang labil itu jadi berat dan air mengalir dari atas tidak ada pembuangan. Tanah pun jadi longsor mendorong senderan yang baru dibangun sehingga mengakibatkan jebol ke arah utara, menutupi sebagian badan jalan.
"Saya khawatir terjadi longsor susulan. Karena posisinya dekat panyengker pura di jaba tengah. Pekerja mesti berhati-hati dengan memperhatikan kondisi di lapangan," pintanya.
Tanah longsor menyebabkan senderan jebol itu, dilaporkan Perbekel Tribuana I Nyoman Kerti, ke BPBD Karangasem. Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Ketut Arimbawa didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik I Wayan Soko Wijaya meninjau lokasi longsor. "Rekanan mesti menyediakan jalan air, agar aliran air dari atas tidak tersumbat," pinta Ida Ketut Arimbawa.
Terlebih lagi, kata dia, senderan yang tengah dibangun, cukup tinggi dan Panjang dan di tengah musim hujan. Guna mencegah musibah tidak terulang lagi, buatkan aliran air dari atas karena struktur tanah labil dan rawan longsor.
Pelaksana lapangan yang mengoordinasikan 46 tenaga kerja, I Gede Setiawan, membantah. Dia menyebutkan bukan bangunan yang baru dibangun jebol, tetapi terjadi tanah longsor di proyek yang sedang dikerjakan. "Itu yang longsor berupa tanah, bukan senderannya yang jebol," elaknya.
Sisa waktu pengerjaan, kata Setiawan, berupaya untuk dimanfaatkan. "Asalkan tidak hujan, seluruh tahapan pembangunan bisa tuntas," tambahnya.7k16
Komentar