Ekspor Bali Terdampak Gejolak Global
DENPASAR, NusaBali - Nilai ekspor Bali mengalami penurunan sepanjang 2023. Jika pada 2022 nilai ekspor Bali tercatat 361.809.356,27 dolar AS, pada 2023 turun menjadi
313.361.630,61 dolar AS. Gejolak global, di antaranya perang Rusia versus Ukraina dan konflik panas lainnya berpengaruh terhadap ekspor Bali.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali Ni Wayan Lestari, mengatakan ada beberapa persoalan luar yang berpengaruh ekspor Bali. Antara lain daya beli masyarakat di negara tujuan ekspor menurun.
Di antaranya Amerika Serikat dan Uni Eropa. Selain itu, perang Rusia versus Ukraina maupun perang di kawasan lain juga berdampak pada perekonomian negara-negara yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung. Karena itulah permintaan dari buyer luar negeri berkurang. Apalagi stok produk Bali di negara tujuan masih banyak, sehingga berkurang juga pada permintaan produk.
Perkembangan lain yang berpengaruh terhadap ekspor Bali, lantaran beberapa negara impotir memilih berhemat, mengurangi pengeluaran karena situasi dalam ketidakpastian dan lebih memilih produk yang harganya lebih murah dari negara lain. “Jadi karena daya beli menurun, permintaan luar negeri menurun dan masyarakat di negara tujuan ekspor memilih untuk berhemat,” ujar Lestari.
Walau demikian, pemerintah tetap dan terus mendorong pelaku usaha untuk menjamin dan meningkatkan kualitas produk. Selain berusaha dengan harga yang kompetitif dari pesaing. “Jadi itu kita dorong, agar pengusaha terus meningkatkan mutu produk,” katanya.
Lestari menggarisbawahi, perkembangan ekspor Bali tersebut berdasarkan data dari SKA (Surat Keterangan Asal) yang dikeluarkan Disperindag. “Biar tidak ada pertanyaan mengapa menurun (nilai ekspor). Ini hanya dari SKA dari dinas (Disperindag),” ucapnya.
SKA ekspor juga dikeluarkan pihak atau lembaga lain yang juga mengurus ekspor. Karena itulah, lanjut Lestari, secara keseluruhan bisa jadi data antara Disperindag dengan data pihak lain berbeda. “Bisa jadi data dari lembaga lain, ekspor Bali meningkat,” kata Lestari.
Untuk diketahui data dari Disperindag Bali menyebut pada 2022 total nilai ekspor Bali 361.809.356,27 dolar AS. Di antaranya ekspor produk kerajinan berkontribusi 32,58 persen atau 117.871.169,18 dolar AS. Ekspor produk pertanian menyumbang 38,78 persen atau senilai 140.321.864,96 dolar AS. Ekspor produk industri 100.271.743,65 dolar AS atau 27,71 persen. Kemudian, perkebunan 835.036,46 dolar AS atau 0,23 persen dan ekspor lain-lain 2.509.542,02 atau 0,69 persen.
Sedang pada 2023 lalu, nilai keseluruhan ekspor Bali 313.361.630,61 dolar AS. Di antaranya ekspor produk industri sebesar 83.121.077,12 dolar AS atau 26,53 persen. Ekspor produk kerajinan 94.862.039,58 dolar AS atau 30,26 persen. Selanjutnya produk pertanian sebesar 132.396.697,83 dolar AS atau 42,25 persen, ekspor perkebunan 194.755,56 dolar AS atau 0,06 persen, serta ekspor yang lain 2.823.060,52 atau 0,90 persen. 7 k17
1
Komentar