Di Balik Pesona Taman Ujung, Karangasem
Jika warga bersangkutan benar-benar bersalah, maka akan lenyap tanpa bekas. Jika tidak bersalah, maka yang bersangkutan bisa terselamatkan kembali.
Di Balik Pesona Taman Ujung, Karangasem
TAMAN Sukasada Ujung terletak di Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Karangasem. Sejak diresmikan Gubernur Bali Dewa Made Berata, 7 Juli 2004, lanjut dibentuk Badan Pengelola Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, taman ini menjadi ikon utama industri pariwisata Kabupaten Karangasem.
Sebagai objek wisata taman ini didukung fasilitas parkir yang memadai, kembang taman, dan pepohonan perindang. Wisatawan pun bisa leluasa menikmati panorama alam dan bangunan kuno peninggalan Raja Karangasem AA Bagus Djelantik (1909-1945) yang bergelar Anak Agung Anglurah Ktut Karangasem.
Objek ini makin menarik minta pengunjung karena pengelola memanfaatkan kolam untuk wisata rekreasi air. Dengan fasilitas sepeda air dan perahu, pengunjung bisa berkeliling menyusuri kolam sambil menikmati bangunan unik setempat.
Panorama bangunan Taman Sukasada Ujung mulai dimanfaatkan sejak tahun 2004. Bangunan ini tuntas direvitalisasi atas bantuan Bank Dunia Rp 9,8 miliar di zaman pemerintahan Bupati Karangasem I Gede Sumantara, tahun 2003-2004.
Untuk menikmati keindahan objek ini, pengunjung domestik cukup membeli tiket Rp 15.000/orang. Sedangkan wisatawan asing Rp 50.000/orang. Wisatawan, dengan leluasa bisa menikmati keindahan setempat. Objek ini juga menjual paket syuting pre wedding untuk wisman Rp 2 juta, dan domestik Rp 1 juta.
Namun satu hal yang masih kurang yakni Badan Pengelola Taman Sukasada Ujung belum punya pramuwisata khusus. Biasanya, di sejunlah objek wisata lain di Bali, ada pemandu wisata khusus yang mengantar wisatawan. Pemandu ini biasanya menjelaskan kepada setiap wisatawan mengetahui potensi di objek tersebut, termasuk sejarah berdirinya Taman Sukasada Ujung, berikut nama-nama bangunan dan fungsinya.Pengelola telah merekrut 52 tenaga kerja. Mereka terdiri dari petugas kebersihan, penata kebun, melayani penjualan tiket, dan bagian administrasi.
Puncak kunjungan wisatawan biasanya pada hari libur panjang, terutama liburan sekolah. Saat kunjungan membeludak, kesulitan parkir selalu jadi masalah. Kunjungan wisatawan domestik per tahun rata-rata 98.000 orang.
"Kami belum punya tenaga pramuwisata yang tugasnya memandu wisatawan. Tenaga kerja masih terbatas, lagi pula yang dibutuhkan, pramuwisata yang paham beberapa bahasa asing, seperti Inggris, Perancis, Belanda, Jepang, Tiongkok, Taiwan dan sebagainya. Kami belum memungkinkan menyediakan hal itu," jelas Kepala Badan Pengelola Taman Sukasada Ujung Ida Made Alit dihubungi di ruang kerjanya, Jumat (21/7).
Wisatawan asing ke objek ini dari pelbagai negara. "Makanya sementara kami cukup dengan brosur, itu pun hanya berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris," tambahnya.
Kunjungan wisatawan asing rata-rata puncaknya Juli - Oktober, rata-rata per tahun kunjungan 35.000 orang. Wisatawan biasanya menyukai bangunan paling unik dan klasik di objek ini. Dari beberapa bangunan yang ada, justru yang menjadi incaran untuk selfie adalah bale kapal. Bangunan ini merupakan bale masih asli yang dibiarkan bagian atapnya hilang. Juga jadi objek pra wedding.
Sebenarnya Taman Sukasada Ujung cukup lama terbengkalai, tanpa perbaikan. Taman ini rusak karena digoyang gempa dahsyat akibat letusan Gunung Agung tahun 1963. Disusul gempa tahun 1976 dan tahun 1979.
Taman Sukasada Ujung dibangun di zaman Raja Karangasem (1909-1945), mulai didirikan tahun 1909, diresmikan tahun 1921, tetapi pembangunan terus berlanjut hingga tuntas tahun 1927.
Taman Sukasada Ujung itu merupakan tempat rekreasi Raja Karangasem bersama keluarganya atau digunakan untuk menerima tamu-tamu kenegaraan, sekitar 5 kilometer arah selatan Kota Amlapura. Pembangunan taman ini melibatkan arsitektur Jawa yakni Wardoyo, arsitektur Tiongkok Loto Ang, arsitektur Belanda Van Den Hentz dan Raja Karangasem AA Bagus Djelantik sendiri sebagai arsitektur Bali. Bagus Djelantik dikenal sebagai pencinta seni yang tinggi. Atas dasar itulah bangunan Taman Sukasada Ujung tersebut, merupakan kombinasi seni tradisional Bali, Tiongkok, Jawa dan Belanda.
Ciri khas Bali, ditandai ukiran-ukiran klasik. Sedangkan seni dari Tiongkok ada ornamen khas negara itu. Begitu juga seni dari Belanda adanya patung singa dan dikombinasikan seni dari Jawa.
Taman Sukasada Ujung dibangun di atas lahan 9,5 hektare, diawali dari pembangunan Pura Manikan, lanjut Gapura I di pintu masuk utama bagian barat, Gapura II di bagian selatan berupa candi bentar, Gapura III terletak di bagian timur, Bale Kapal di bagian barat paling atas, Bale Bundar merupakan perpaduan arsitektur Bali dan Belanda berbetuk prisma. Bale Lunjuk dengan ciri khas dikelilingi 107 anak tangga, Bale Warak dibangun di areal perbukitan, Terasering, tiga Kanopi, Air mancur, Tugu tiang bendera, Balai Kambang, Bale Gili dan lima kolam.
Hampir semua bangunan dikelilingi kolam. Salah satu kolam paling unik adalah kolam dirah ukuran 65 meter x 26 meter, letaknya paling timur. Kolam ini diyakini memiliki kekuatan magis. Sebab, Raja Karangasem membangun sarana khusus kolam tersebut untuk mengeksekusi warga masyarakat yang telah divonis bersalah. Vonis itu tentu melalui sidang pengadilan Kerajaan Karangasem.
Misalnya, warga masyarakat Karangasem yang dituduh menganut ilmu hitam, dan sering mengganggu dan menyakiti warga. Setelah melalui persidangan, dengan alat bukti dan keterangan saksi yang cukup, selanjutnya divonis bersalah, maka eksekusinya dicemplungkan ke kolam dirah. Saat eksekusi disaksikan warga dan Raja Karangasem. Jika warga bersangkutan benar-benar bersalah, maka akan lenyap tanpa bekas. Jika tidak bersalah, maka yang bersangkutan bisa terselamatkan kembali.
Setelah Taman Sukasada Ujung diresmikan tahun 1921, dilanjutkan dengan Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Manikan, pada Purnama Katiga, Saniscara Umanis Tolu. Berdasarkan hasil seminar Jumat (7/7), peresmiannya jatuh pada Sabtu, 17 September 1921, sehingga ulang tahun Taman Sukasada Ujung nantinya dirayakan setiap 17 September. *Nant
Komentar