Pelaku Pengeroyokan Ditangkap, Keluarga Korban Berharap Hukuman Setimpal
SINGARAJA, NusaBali - Polisi telah menangkap lima orang pelaku pengeroyokan yang menewaskan Adhi Putra Krismawan, 23, di wilayah Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung. Keluarga almarhum Adhi berharap pelaku diganjar dengan hukuman yang setimpal dan seberat-beratnya.
Ibu Adhi, Putu Suartini mengatakan, pihaknya telah mendapat informasi jika beberapa pelaku pengeroyokan yang menewaskan anak keempatnya itu telah ditangkap. Informasi itu ia dapatkan melalui pemberitaan di media sosial. Ia berharap para pelaku lainnya yang masih dicari polisi juga segera ditangkap.
Agar pelaku dapat dijerat dengan hukuman yang setimpal dan seberat-beratnya, mengingat sang anak tewas dengan cara mengenaskan. “Saya lihat yang mengeroyok anak saya itu ada banyak. Jadi saya harap semuanya bisa ditangkap dan dijerat hukuman yang seberat-beratnya sebagai mana anak saya diperlakukan seperti itu,” katanya, Rabu (24/1) di kediamannya di Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Sebagai orang tua, ia tak terima dengan perlakuan yang didapat anaknya hingga meninggal dunia seperti itu. Apalagi, belakangan diketahui jika Adhi merupakan korban salah sasaran. “Saya sebagai orangtua tidak terima. Cara mereka memperlakukan anak saya sangat sadis, tidak punya rasa prikemanusiaan,” kata Suartini yang didampingi suaminya, Made Suki Arsawan.
Peristiwa pengeroyokan yang terjadi pada Selasa (16/1) dinihari sekitar pukul 00.30 Wita itu diakui Suartini hingga saat ini masih membuat keluarga syok dan trauma. Anak kelimanya yang saat ini bekerja di salah satu hotel di Jimbaran bahkan diminta untuk mundur dari pekerjaannya, dan tinggal bersama orangtuanya di Buleleng.
"Saya tidak mau anak kelima saya seperti Adhi. Lebih baik dia tinggal di Buleleng saja meski perekonomian kami terbatas. Hati saya masih sakit sekali melihat video Adhi dipukul dan ditendang oleh para pelaku. Tidak ada satupun yang bisa menolong dia. Saya masih belum ikhlas. Setiap hari saya menangis, seperti orang gila," ucap Suartini.7 mzk
Agar pelaku dapat dijerat dengan hukuman yang setimpal dan seberat-beratnya, mengingat sang anak tewas dengan cara mengenaskan. “Saya lihat yang mengeroyok anak saya itu ada banyak. Jadi saya harap semuanya bisa ditangkap dan dijerat hukuman yang seberat-beratnya sebagai mana anak saya diperlakukan seperti itu,” katanya, Rabu (24/1) di kediamannya di Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Sebagai orang tua, ia tak terima dengan perlakuan yang didapat anaknya hingga meninggal dunia seperti itu. Apalagi, belakangan diketahui jika Adhi merupakan korban salah sasaran. “Saya sebagai orangtua tidak terima. Cara mereka memperlakukan anak saya sangat sadis, tidak punya rasa prikemanusiaan,” kata Suartini yang didampingi suaminya, Made Suki Arsawan.
Peristiwa pengeroyokan yang terjadi pada Selasa (16/1) dinihari sekitar pukul 00.30 Wita itu diakui Suartini hingga saat ini masih membuat keluarga syok dan trauma. Anak kelimanya yang saat ini bekerja di salah satu hotel di Jimbaran bahkan diminta untuk mundur dari pekerjaannya, dan tinggal bersama orangtuanya di Buleleng.
"Saya tidak mau anak kelima saya seperti Adhi. Lebih baik dia tinggal di Buleleng saja meski perekonomian kami terbatas. Hati saya masih sakit sekali melihat video Adhi dipukul dan ditendang oleh para pelaku. Tidak ada satupun yang bisa menolong dia. Saya masih belum ikhlas. Setiap hari saya menangis, seperti orang gila," ucap Suartini.7 mzk
Komentar