Banjar Jaba Tengah Kepaon Fokus Estetika dan Kekuatan Ogoh-Ogoh
Salah satu kontributor utama dalam proses kreatif ini adalah I Gede Arya Priadi Laksana (Gulem), anggota ST yang kebetulan dipercaya menjadi arsitek ogoh-ogoh oleh ST Putra Dharma Chanti.
Proses kreatif ini telah dimulai sejak akhir Desember 2023 dan menjadi bagian tak terpisahkan dari semangat komunitas dalam melestarikan tradisi dan seni lokal. Gulem memaparkan bahwa ogoh-ogoh yang dibuat tidak sekadar sebagai ornamen, melainkan karya seni yang memiliki makna mendalam.
"Kami tidak menggunakan sistem bongkar pasang, melainkan membuat ogoh-ogoh permanen untuk mengejar bentuk realitis dari gerakan dan gaya ogoh-ogoh. Hal ini memastikan keindahan dan kekuatan dalam setiap detail ogoh-ogoh yang kami hasilkan," ungkap Gulem.
Dua karakter ogoh-ogoh yang ditampilkan oleh kelompok ini mencerminkan kearifan lokal dan keunikan budaya Bali. Mereka berkomitmen untuk tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga menggali dan mengangkat elemen-elemen tradisional yang mencerminkan identitas Desa Adat Kepaon.
Ogoh-ogoh ini memiliki tinggi sekitar 3,20 meter, menciptakan suasana megah dan memukau ketika dipamerkan. Proses kreatifnya juga bukan tanpa tantangan, karena rekan-rekan ST biasanya mulai menggarap ogoh-ogoh dari pukul 20.00 hingga 23.00 Wita. Bahkan, saat libur, mereka tak segan untuk tetap berupaya hingga pukul 04.00 dini hari.
"Kami menjalani proses kreatif ini dengan penuh dedikasi dan semangat. Kami ingin memberikan yang terbaik untuk tradisi kami dan membuat masyarakat terkesan dengan keindahan ogoh-ogoh kami," tambah Gulem.
Pada tahun ini, Gulem berharap agar pembuatan ogoh-ogoh khususnya bisa menjadi sarana untuk lebih mengenal pasukan 45. Ia berharap hal ini bisa menjadi inspirasi bagi kalangan STT untuk tetap berkarya tanpa terhalang oleh keterbatasan apapun.
"Keterbatasan bukanlah alasan untuk tidak berkreasi, dan semoga semua dapat berjalan dengan lancar," pungkasnya.
Melalui semangat gotong royong dan kecintaan terhadap tradisi, masyarakat Banjar Jaba Tengah, Desa Adat Kepaon, Denpasar Selatan, telah sukses mengukir keindahan dalam setiap goresan dan detail ogoh-ogoh yang akan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Tahun Baru Caka 1946. *m03
Komentar