Pembangunan RMU Segera Dimulai
Diawali dengan Upacara Ngeruak dan Mendem Dasar
Pembangunan RMU bersumber dari penyertaan modal Pemkab Badung. Ditarget bisa beroperasi pada Agustus 2024.
MANGUPURA, NusaBali
Pembangunan Rice Milling Unit (RMU) atau unit penggilingan padi oleh Perumda Pasar Mangu Giri Sedana bakal segera dimulai. Pembangunan telah diawali dengan Upacara Ngeruak dan Mendem Dasar yang dilaksanakan bertepatan dengan Purnama Sasih Kawulu pada Wraspati Umanis Gumbreg, Kamis (25/1).
Pembangunan RMU yang berlokasi di sebelah barat Terminal Mengwi atau TPST Mengwitani ini akan mulai dikerjakan dan ditarget bisa beroperasi pada Agustus 2024. Pada Upacara Ngeruak dan Mendem Dasar kemarin dihadiri Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa, Asisten Administrasi Umum Cok Raka Darmawan, Kepala OPD terkait di lingkup Pemkab Badung, Dirut Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana beserta jajaran, serta undangan lainnya. Upacara dipuput oleh Ida Peranda Istri Parwati dari Griya Gede Keramas Jumpayah Mengwitani.
Dirut Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana Made Sukantra, mengatakan pembangunan RMU tersebut bersumber dari penyertaan modal Pemkab Badung sebesar Rp 30 miliar. Namun, dalam laman LPSE Pemkab Badung, tender pembangunan RMU dengan nilai pagu sekitar Rp 19 miliar. “Pembangunan RMU direncanakan selesai dan beroperasi pada Agustus 2024,” ucapnya.
Dikatakan, pembangunan RMU ini sebagai implementasi rancangan dan kebijakan Bupati Badung yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani, stabilisasi harga, ketersediaan beras dan juga pengendalian inflasi yang pelaksanaannya melalui Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana. “RMU ini akan mengolah gabah produksi petani Badung,” kata Sukantra.
Sementara itu Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mengatakan pembangunan RMU merupakan langkah awal bagaimana bisa menjamin ketersediaan pangan, khususnya beras. “Kenapa pemkab harus ikut membangun RMU melalui Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana, sedangkan pihak swasta, masyarakat sudah banyak yang membangun RMU? Inilah satu langkah pemerintah untuk memastikan ketersediaan pangan. Kita tidak ingin ketersediaan pangan kita terganggu oleh faktor eksternal seperti kenaikan bahan baku atau bahan bakar minyak,” ujar Adi Arnawa.
Birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini melanjutkan, kebutuhan akan pangan rutin dan harus dipenuhi. Dengan dibangunnya satu RMU dan penunjang yang lainnya, tidak menutup kemungkinan walaupun pihak swasta bisa melakukannya, maka tidak ada persaingan. Hanya untuk memastikan dalam rangka ketersediaan kebutuhan yang merupakan sinergitas proses pengolahan dari hulu sampai hilir, sehingga tidak semata-mata melihat ketersediaan beras saja.
“Kegiatan ini juga sebagai usaha untuk mengatasi inflasi yang selama ini selalu dilakukan dengan operasi pasar. Maka kita harus mencoba merubah mindset karena faktor inflasi itu sangat ditentukan oleh ketersediaan, pemasaran dan distribusi,” sebutnya.
“Maka ketersediaan produksi harus tetap bisa dijamin dan hal itu didalamnya ada petani. Maka ke depan kita mencoba melalui program ini untuk memberikan insentif pada petani berupa subsidi pupuk, obat dan bibit, sehingga bisa menekan seminimal mungkin biaya produksi yang dikeluarkan petani,” imbuh Adi Arnawa. 7 ind
Pembangunan Rice Milling Unit (RMU) atau unit penggilingan padi oleh Perumda Pasar Mangu Giri Sedana bakal segera dimulai. Pembangunan telah diawali dengan Upacara Ngeruak dan Mendem Dasar yang dilaksanakan bertepatan dengan Purnama Sasih Kawulu pada Wraspati Umanis Gumbreg, Kamis (25/1).
Pembangunan RMU yang berlokasi di sebelah barat Terminal Mengwi atau TPST Mengwitani ini akan mulai dikerjakan dan ditarget bisa beroperasi pada Agustus 2024. Pada Upacara Ngeruak dan Mendem Dasar kemarin dihadiri Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa, Asisten Administrasi Umum Cok Raka Darmawan, Kepala OPD terkait di lingkup Pemkab Badung, Dirut Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana beserta jajaran, serta undangan lainnya. Upacara dipuput oleh Ida Peranda Istri Parwati dari Griya Gede Keramas Jumpayah Mengwitani.
Dirut Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana Made Sukantra, mengatakan pembangunan RMU tersebut bersumber dari penyertaan modal Pemkab Badung sebesar Rp 30 miliar. Namun, dalam laman LPSE Pemkab Badung, tender pembangunan RMU dengan nilai pagu sekitar Rp 19 miliar. “Pembangunan RMU direncanakan selesai dan beroperasi pada Agustus 2024,” ucapnya.
Dikatakan, pembangunan RMU ini sebagai implementasi rancangan dan kebijakan Bupati Badung yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani, stabilisasi harga, ketersediaan beras dan juga pengendalian inflasi yang pelaksanaannya melalui Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana. “RMU ini akan mengolah gabah produksi petani Badung,” kata Sukantra.
Sementara itu Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mengatakan pembangunan RMU merupakan langkah awal bagaimana bisa menjamin ketersediaan pangan, khususnya beras. “Kenapa pemkab harus ikut membangun RMU melalui Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana, sedangkan pihak swasta, masyarakat sudah banyak yang membangun RMU? Inilah satu langkah pemerintah untuk memastikan ketersediaan pangan. Kita tidak ingin ketersediaan pangan kita terganggu oleh faktor eksternal seperti kenaikan bahan baku atau bahan bakar minyak,” ujar Adi Arnawa.
Birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini melanjutkan, kebutuhan akan pangan rutin dan harus dipenuhi. Dengan dibangunnya satu RMU dan penunjang yang lainnya, tidak menutup kemungkinan walaupun pihak swasta bisa melakukannya, maka tidak ada persaingan. Hanya untuk memastikan dalam rangka ketersediaan kebutuhan yang merupakan sinergitas proses pengolahan dari hulu sampai hilir, sehingga tidak semata-mata melihat ketersediaan beras saja.
“Kegiatan ini juga sebagai usaha untuk mengatasi inflasi yang selama ini selalu dilakukan dengan operasi pasar. Maka kita harus mencoba merubah mindset karena faktor inflasi itu sangat ditentukan oleh ketersediaan, pemasaran dan distribusi,” sebutnya.
“Maka ketersediaan produksi harus tetap bisa dijamin dan hal itu didalamnya ada petani. Maka ke depan kita mencoba melalui program ini untuk memberikan insentif pada petani berupa subsidi pupuk, obat dan bibit, sehingga bisa menekan seminimal mungkin biaya produksi yang dikeluarkan petani,” imbuh Adi Arnawa. 7 ind
1
Komentar