Eksponen PDIP 1998 Ikut Bekingi KBS-Ace
Versi Ketut Sarka, aksi galang dukungan buat Wayan Koster dilandasi semangat idealisme dan sutindih dengan partai
Dimotori Arimbawa dan Sarka, Kemarin Deklarasikan Dukunga
DENPASAR, NusaBali
Alumni PDI Perjuangan 1998 se-Bali galang dukungan agar pasangan Wayan Koster alias KBS (Koster Bali Satu)-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace direkomendasi DPP PDIP sebagai Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur (Cawagub) ke Pilgub Bali 2018. Dukungan alumni PDIP 1998 untuk Paket KBS-Ace ini dideklarasikan dalam pertemuan di Denpasar, Minggu (23/7).
Alumni PDIP 1998 merupakan tokoh-tokoh pejuang partai peralihan dari PDI ke PDIP periode 1997-1998, di mana saat itu adalah masa-masa perjuangan melawan kekuasaan rezim Orde Baru (Orba). Mereka rata-rata adalah mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 1999-2004 dan 2004-2009, yang kini masih berada di kandang Banteng.
Panggalangan dukungan alumni PDIP 1998 untuk KBS-Ace ini dikomandani I Made Arimbawa dan I Ketut Sarka. Made Arimbawa merupakan politisi senior asal Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Tabanan yang mantan Ketua DPRD Tabanan 1999-2004 dan Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali 2004-2009. Sedangkan Ketut Sarka adalah politisi senior asal Desa Jadi, Kecamatan Kediri, Tabanan yang mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 2004-2009.
Eksponen PDIP 1998 yang juga hadir kemarin dalam deklarasi dukungan Paket KBS-Ace kemarin, antara lain, I Nengah Usdek Maharipa (politisi asal Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Badung yang mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali 1999-2004 dan Ketua Komisi II DPRD Bali 2004-2009), I Gusti Ngurah Suryadana (politisi PDIP asal Desa dauhwaru, Kecamatan Jembrana), I Made Berata Wiryadana (politisi asal Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 2004-2009). Sedangkan manntan Bendahara DPC PDIP Denpasar, I Made Weda, hadir selaku tuan rumah.
Made Arimbawa menyebutkan, alumni PDIP 1998 yang cetuskan dukungan untuk Paket KBS-Ace, Minggu kemarin, memang bukan lagi anggota legislatif yang meng-galang kekuatan politik. "Namun, kami para panglingsir partai yang masih komunikasi secara baik dengan masyarakat. Kami vote getter alumni 1998 yang siap mendukung dan memenangkan Paket KBS-Ace di Pilgub Bali 2018. Kami berharap DPP PDIP bisa merekomendasikan paket ini sebagai pasangan calon," ujar Arimbawa.
Menurut Arimbawa, dari komunikasi dengan sesama alumni PDIP 1998, mereka sepakat sosok Wayan Koster adalah pilihan untuk memimpin Bali ke depan. "Teman-teman yang kami ajak komunikasi, kita simak dan kami perhatikan, kami rasa tidak lain dan tidak bukan, sosok Pak Koster paling tepat,” tandas Arimbawa.
“Pak Koster punya pengalaman politik mumpuni dan dia adalah Ketua DPD PDIP Bali. Beliau layak karena berpengalaman dan ‘patut’ karena dia mampu serta menjadi ketua partai di Bali," lanjut mantan caleg peraih suara terbanyak se-Bali untuk kursi DPRD Bali dalam Pileg 2004 ini.
Dari sisi proses politik di internal partai sebagai kandidat calon, kata Arimbawa, KBS juga berproses dari bawah dengan dukungan bulat 9 DPC PDIP Kabupaten/Kota se-Bali. "Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, Pak Koster sangat layak. Kami akan bawa dukungan alumni PDIP 1998 ini kepada DPD PDIP Bali, Agustus 2017 depan. Mudah-mudahan, aspirasi kami bisa diterima. Kami harapkan DPP PDIP menjadikan aspirasi ini untuk menerbitkan rekomendasi buat KBS-Ace,” tegas Arimbawa.
Eksponen PDIP 1998 lainnya, Nengah Usdek Maharipa, menyatakan Wayan Koster sebagai orang akademis yang duduk sebagai anggota Komisi X DPR RI yang mem-bidangi masalah budaya dan pendidikan. KBS juga sangat berpengalaman sebagai anggota Badan Anģgaran (Banggar) DPR.
"Bali jualan pariwisata seni dan budaya. Wayan Koster kuat juga di birokrasi dan akademik. Maka, tandemnya makin tepat adalah Cok Ace, kerana Cok Ace amat berpe-ngalaman di pariwisata," tegas Usdek Maharipa.
Sementara, Ketut Sarka secara tegas mengatakan penggalangan dukungan buat Wayan Koster adalah dilandasi semangat idealisme, semangat sutindih dengan partai. "Bukan bargaining atau kepentingan pragmatisme, ini adalah ketulusan kami sebagai alumni PDIP 1998," tegas Ketut Sarka.
Wayan Koster yang didukung eksponen 1998 sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018 adalah kader militan asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang kini menjabat Ketua DPD PDIP Bali dan sekaligus anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019). Politisi berjuluk KBS ini didaftarkan sebagai Cagub Bali dengan dukungan bulat dari 9 DPC PDIP Kabupaten/Kota se-Bali.
Sedangkan Cok Ace yang didukung menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali ke Pilgub 2018 merupakan kandidat non kader asal Puri Agung Ubud, Gianyar yang mantan Bupati Gianyar 2008-2013. Cok Ace telah didaftarkan DPC PDIP Gianyar, DPC PDIP Karangasem, DPC PDIP Klungkung, DPC PDIP Bangli, DPC PDIP Buleleng, dan DPC PDIP PDIP Jembrana.
Dalam penjaringan bakal calon di internal PDIP, ada tiga kandidat yang mendaftar posisi Cagub Bali dan 3 kandidat untuk posisi Cawagub Bali. Selain KBS, dua kandidat Cagub Bali yang mendaftar adalah Ni Putu Eka Wiryastuti (kader PDIP), dan IB Rai Dharmawijaya Mantra (non kader).
Putu Eka Wiryastuti merupakan Srikandi PDIP asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang kini menjabat Bupati Tabanan dan sekaligsu Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Bali. Eka Wiryastuti didaftarkan DPC PDIP Tabanan sebagai Cagub Bali dengan dasar aspirasi PAC PDIP se-Tabanan. Sebaliknya, Rai Mantra adalah kandidat non kader asal Sumerta Kelod, Denpasar Timur yang kini menjabat Walikota Denpasar. Rai Mantra didaftarkan DPC PDIP Denpasar dengan dasar pengajuan diri dengan proses pendaftaran di DPC PDIP Denpasar.
Untuk posisi Cawagub Bali, dua kandidat lainnya di sampung Cok Ace yang mendaftar di PDIP asalah Putu Agus Suradnyana (kader PDIP), dan I Gusti Agung Rai Wirajaya (kader PDIP). Agus Suradnyana adalah kader partai asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini Ketua DPC PDIP Buleleng dan menjabat sebagai Bupati Buleleng. Agus Suradnyana didaftarkan sebagai Cawagub Bali oleh DPC PDIP Buleleng, atas dasar rapat DPC PDIP Buleleng. Sebaliknya, Rai Wirajaya adalah pader partai asal Desa Peguyangan, Denpasar Utara yang kini anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali. Rai Wirajaya didaftarkan oleh DPC PDIP Denpasar. *nat
DENPASAR, NusaBali
Alumni PDI Perjuangan 1998 se-Bali galang dukungan agar pasangan Wayan Koster alias KBS (Koster Bali Satu)-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace direkomendasi DPP PDIP sebagai Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur (Cawagub) ke Pilgub Bali 2018. Dukungan alumni PDIP 1998 untuk Paket KBS-Ace ini dideklarasikan dalam pertemuan di Denpasar, Minggu (23/7).
Alumni PDIP 1998 merupakan tokoh-tokoh pejuang partai peralihan dari PDI ke PDIP periode 1997-1998, di mana saat itu adalah masa-masa perjuangan melawan kekuasaan rezim Orde Baru (Orba). Mereka rata-rata adalah mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 1999-2004 dan 2004-2009, yang kini masih berada di kandang Banteng.
Panggalangan dukungan alumni PDIP 1998 untuk KBS-Ace ini dikomandani I Made Arimbawa dan I Ketut Sarka. Made Arimbawa merupakan politisi senior asal Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Tabanan yang mantan Ketua DPRD Tabanan 1999-2004 dan Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali 2004-2009. Sedangkan Ketut Sarka adalah politisi senior asal Desa Jadi, Kecamatan Kediri, Tabanan yang mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 2004-2009.
Eksponen PDIP 1998 yang juga hadir kemarin dalam deklarasi dukungan Paket KBS-Ace kemarin, antara lain, I Nengah Usdek Maharipa (politisi asal Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Badung yang mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali 1999-2004 dan Ketua Komisi II DPRD Bali 2004-2009), I Gusti Ngurah Suryadana (politisi PDIP asal Desa dauhwaru, Kecamatan Jembrana), I Made Berata Wiryadana (politisi asal Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 2004-2009). Sedangkan manntan Bendahara DPC PDIP Denpasar, I Made Weda, hadir selaku tuan rumah.
Made Arimbawa menyebutkan, alumni PDIP 1998 yang cetuskan dukungan untuk Paket KBS-Ace, Minggu kemarin, memang bukan lagi anggota legislatif yang meng-galang kekuatan politik. "Namun, kami para panglingsir partai yang masih komunikasi secara baik dengan masyarakat. Kami vote getter alumni 1998 yang siap mendukung dan memenangkan Paket KBS-Ace di Pilgub Bali 2018. Kami berharap DPP PDIP bisa merekomendasikan paket ini sebagai pasangan calon," ujar Arimbawa.
Menurut Arimbawa, dari komunikasi dengan sesama alumni PDIP 1998, mereka sepakat sosok Wayan Koster adalah pilihan untuk memimpin Bali ke depan. "Teman-teman yang kami ajak komunikasi, kita simak dan kami perhatikan, kami rasa tidak lain dan tidak bukan, sosok Pak Koster paling tepat,” tandas Arimbawa.
“Pak Koster punya pengalaman politik mumpuni dan dia adalah Ketua DPD PDIP Bali. Beliau layak karena berpengalaman dan ‘patut’ karena dia mampu serta menjadi ketua partai di Bali," lanjut mantan caleg peraih suara terbanyak se-Bali untuk kursi DPRD Bali dalam Pileg 2004 ini.
Dari sisi proses politik di internal partai sebagai kandidat calon, kata Arimbawa, KBS juga berproses dari bawah dengan dukungan bulat 9 DPC PDIP Kabupaten/Kota se-Bali. "Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, Pak Koster sangat layak. Kami akan bawa dukungan alumni PDIP 1998 ini kepada DPD PDIP Bali, Agustus 2017 depan. Mudah-mudahan, aspirasi kami bisa diterima. Kami harapkan DPP PDIP menjadikan aspirasi ini untuk menerbitkan rekomendasi buat KBS-Ace,” tegas Arimbawa.
Eksponen PDIP 1998 lainnya, Nengah Usdek Maharipa, menyatakan Wayan Koster sebagai orang akademis yang duduk sebagai anggota Komisi X DPR RI yang mem-bidangi masalah budaya dan pendidikan. KBS juga sangat berpengalaman sebagai anggota Badan Anģgaran (Banggar) DPR.
"Bali jualan pariwisata seni dan budaya. Wayan Koster kuat juga di birokrasi dan akademik. Maka, tandemnya makin tepat adalah Cok Ace, kerana Cok Ace amat berpe-ngalaman di pariwisata," tegas Usdek Maharipa.
Sementara, Ketut Sarka secara tegas mengatakan penggalangan dukungan buat Wayan Koster adalah dilandasi semangat idealisme, semangat sutindih dengan partai. "Bukan bargaining atau kepentingan pragmatisme, ini adalah ketulusan kami sebagai alumni PDIP 1998," tegas Ketut Sarka.
Wayan Koster yang didukung eksponen 1998 sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018 adalah kader militan asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang kini menjabat Ketua DPD PDIP Bali dan sekaligus anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019). Politisi berjuluk KBS ini didaftarkan sebagai Cagub Bali dengan dukungan bulat dari 9 DPC PDIP Kabupaten/Kota se-Bali.
Sedangkan Cok Ace yang didukung menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali ke Pilgub 2018 merupakan kandidat non kader asal Puri Agung Ubud, Gianyar yang mantan Bupati Gianyar 2008-2013. Cok Ace telah didaftarkan DPC PDIP Gianyar, DPC PDIP Karangasem, DPC PDIP Klungkung, DPC PDIP Bangli, DPC PDIP Buleleng, dan DPC PDIP PDIP Jembrana.
Dalam penjaringan bakal calon di internal PDIP, ada tiga kandidat yang mendaftar posisi Cagub Bali dan 3 kandidat untuk posisi Cawagub Bali. Selain KBS, dua kandidat Cagub Bali yang mendaftar adalah Ni Putu Eka Wiryastuti (kader PDIP), dan IB Rai Dharmawijaya Mantra (non kader).
Putu Eka Wiryastuti merupakan Srikandi PDIP asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang kini menjabat Bupati Tabanan dan sekaligsu Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Bali. Eka Wiryastuti didaftarkan DPC PDIP Tabanan sebagai Cagub Bali dengan dasar aspirasi PAC PDIP se-Tabanan. Sebaliknya, Rai Mantra adalah kandidat non kader asal Sumerta Kelod, Denpasar Timur yang kini menjabat Walikota Denpasar. Rai Mantra didaftarkan DPC PDIP Denpasar dengan dasar pengajuan diri dengan proses pendaftaran di DPC PDIP Denpasar.
Untuk posisi Cawagub Bali, dua kandidat lainnya di sampung Cok Ace yang mendaftar di PDIP asalah Putu Agus Suradnyana (kader PDIP), dan I Gusti Agung Rai Wirajaya (kader PDIP). Agus Suradnyana adalah kader partai asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini Ketua DPC PDIP Buleleng dan menjabat sebagai Bupati Buleleng. Agus Suradnyana didaftarkan sebagai Cawagub Bali oleh DPC PDIP Buleleng, atas dasar rapat DPC PDIP Buleleng. Sebaliknya, Rai Wirajaya adalah pader partai asal Desa Peguyangan, Denpasar Utara yang kini anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali. Rai Wirajaya didaftarkan oleh DPC PDIP Denpasar. *nat
Komentar