Kapalnya Mati Mesin di Laut, 116 Wisman Selamat
Musibah menimpa kapal wisata ‘Fast Boat Ganggari 189’, yang mengangkut 116 wisatawan manca negara (wisman), di perairan Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Minggu (23/7) sore.
AMLAPURA, NusaBali
Mesin kapal mendadak mati di tengah laut dalam jarak 1 mil dari tepi pantai, hingga seluruh penumpang panik. Beruntung, Fast Boat Ganggari 189 ini terdampar tanpa kerusakan di Pantai Pasir Putih, Desa Bugbug, dalam kondisi seluruh penumpang selamat.
Musibah ngadatnya mesin Fast Boat Ganggari 189 di tengah laut ini terjadi Minggu sore sekitar pukul 17.30 Wita. Fast Boat Ganggari 189 yang ngadat mesin ini berwarna oranye dengan panjang 25 meter, lebar 5 meter, berkapasitas 170 penumpang, berkekuatan 86 gross tonnage, menggunakan 8 mesin dengan total kekuatan 300 PK.
Fast Boat Ganggari 189 yang dinakhodai I Made Sulastra (warga Banjar Melanting, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem) ini berhasil mendarat (terdampar) ke tepi pantai dengan bantuan angin, Minggu petang sekitar pukul 18.20 Wita. Begitu tiba di pantai dalam kondisi selamat, seluruh 116 penumpang wisaman yang didominasi bule ini langsung keluar dari kapalnya. Mereka sempat bersorakria dan foto-foto, sebagai pertanda syukur bisa selamat dari maut.
Informasi yang dihimpun NusaBali, Fast Boat Ganggari 189 berpenumpang 116 wisman ini awalnya berlayar dari Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Minggu sore pukul 15.30 Wita. Dalam pelayaran di sepanjang Selat Lombok, cuaca cukup bersahabat, dengan kecepatan angin ara 15 knot, tinggi gelombang 0,25-1,5 meter.
Namun, begitu setiba di dekat Gili Kambing yang masuk perairan Objek Wisata Candidasa, tiba-tiba mesin kapal ngadat. Padahal, Fast Boat Ganggari 189 rakitan tahun 2016 ini baru dioperasikan sejak Juni 2017.
Nakhoda kapal, I Made Sulastra, selanjutnya memberitahukan kepada 10 anak buah kapal (ABK) dan 116 wisman agar mereka tidak panik. Nakhoda Made Sulastra pun berupaya mencapai daratan terdekat. Karena hembusan angin dari arah selatan cukup besar, Fast Boat Ganggari 189 akhirnya terdorong ke utara dan kemudian berbelok ke arah barat menuju Pantai Pasir Putih, Desa Bugbug.
Setelah Fast Boat Ganggari 189 tiba di Pantai Pasir Putih, seluruh penumpang diturunkan secara darurat. Sebab, Fast Boat Ganggari 189 mendarat tanpa diperkuat tali jangkar, sehingga jika digoyang ombak, kapal sangat mudah bergoyang.
Meski bersyukur selamat dari maut, namun setelah turun di Pantai Pasir Putih, 116 wisman kebingungan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Sebab, situasi mulai gelap. Delapan (8) wisman asal Brasil yang ikut naik kapal naas ini mengaku bingung, apalagi baru pertama kali berjunjung ke Bali.
Menurut salah seorang wisman dari Brasil, Rodrigo, dia dan kawan-kawannya sudah beberapa hari liburan di Bali. Merela sempat berwisata ke Gili Trawangan, selanjutnya balik akan melakukan perjalanan ke Objek Wisata Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis. "Kami sekarang mau balik ke penginapan di kawasan Kuta (Kecamatan Kuta, Badung)," ujar Rodrigo.
Paparan berbeda diutarakan seorang wisman dari Prancis, Ellen. Setelah perjalanan balik dari Gili Trawangan ditingkahi musibah, Ellen semalam mengaku akan meneruskan perjalanan ke Sanur, Denpasar Selatan. Sedangkan seorang wisman dari Chili, Compalo, mengaku akan meneruskan perjalanan menuju penginapannya di kawasan wisata Ubud, Gianyar.
Para wisman berjumlah 116 orang yang sempat panik di tengah lait ini harus menunggu sekitar 1 jam, setelah datang angkutan dari Fast Boat Ganggari 189 menjemput mereka di Pantai Pasir Putih, Desa Bugbug, untuk dibawa ke penginapan masing-masing. Hanya saja, mereka harus berjalan kaki sejuah 1 kilometer dalam waktu 1 jam dari Pantai Pasir Putih menuju lokasi parkir mobil jemputan.
Sementara itu, Nakhoda Made Sulatra mengaku tidak pegang data para wisman berjumlah 166 orang yang menumpang kapalnya. Menurut Made Sulatra, data penumpang ada di Operator Fast Boat Ganggari 189 di kawasan Desa Padangbai, Kecamatan Manggis.
Petugas jaga Basarnas Pos SAR Karangasem, I Wayan Merta, juga mengaku tidak mengetahui data riil asal 116 wisman penumpang Fast Boat Ganggari 189 tersebut. "Di TKP sini tidak ada yang tahu data asal wisatawan. Terpenting semua wisatawan asing selamat dan telah diantar ke penginapannya masing-masing," jelas Wayan Merta.
Saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, tadi malam, Kasat Pol Air Polres Ka-rangasem, AKP I Made Wartama, mengaku tidak dapat laporan terkait musibah yang dialami Fast Boat Ganggari 189. "Kami justru belum dapat laporan," jelas AKP Wartama. *k16
Musibah ngadatnya mesin Fast Boat Ganggari 189 di tengah laut ini terjadi Minggu sore sekitar pukul 17.30 Wita. Fast Boat Ganggari 189 yang ngadat mesin ini berwarna oranye dengan panjang 25 meter, lebar 5 meter, berkapasitas 170 penumpang, berkekuatan 86 gross tonnage, menggunakan 8 mesin dengan total kekuatan 300 PK.
Fast Boat Ganggari 189 yang dinakhodai I Made Sulastra (warga Banjar Melanting, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem) ini berhasil mendarat (terdampar) ke tepi pantai dengan bantuan angin, Minggu petang sekitar pukul 18.20 Wita. Begitu tiba di pantai dalam kondisi selamat, seluruh 116 penumpang wisaman yang didominasi bule ini langsung keluar dari kapalnya. Mereka sempat bersorakria dan foto-foto, sebagai pertanda syukur bisa selamat dari maut.
Informasi yang dihimpun NusaBali, Fast Boat Ganggari 189 berpenumpang 116 wisman ini awalnya berlayar dari Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Minggu sore pukul 15.30 Wita. Dalam pelayaran di sepanjang Selat Lombok, cuaca cukup bersahabat, dengan kecepatan angin ara 15 knot, tinggi gelombang 0,25-1,5 meter.
Namun, begitu setiba di dekat Gili Kambing yang masuk perairan Objek Wisata Candidasa, tiba-tiba mesin kapal ngadat. Padahal, Fast Boat Ganggari 189 rakitan tahun 2016 ini baru dioperasikan sejak Juni 2017.
Nakhoda kapal, I Made Sulastra, selanjutnya memberitahukan kepada 10 anak buah kapal (ABK) dan 116 wisman agar mereka tidak panik. Nakhoda Made Sulastra pun berupaya mencapai daratan terdekat. Karena hembusan angin dari arah selatan cukup besar, Fast Boat Ganggari 189 akhirnya terdorong ke utara dan kemudian berbelok ke arah barat menuju Pantai Pasir Putih, Desa Bugbug.
Setelah Fast Boat Ganggari 189 tiba di Pantai Pasir Putih, seluruh penumpang diturunkan secara darurat. Sebab, Fast Boat Ganggari 189 mendarat tanpa diperkuat tali jangkar, sehingga jika digoyang ombak, kapal sangat mudah bergoyang.
Meski bersyukur selamat dari maut, namun setelah turun di Pantai Pasir Putih, 116 wisman kebingungan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Sebab, situasi mulai gelap. Delapan (8) wisman asal Brasil yang ikut naik kapal naas ini mengaku bingung, apalagi baru pertama kali berjunjung ke Bali.
Menurut salah seorang wisman dari Brasil, Rodrigo, dia dan kawan-kawannya sudah beberapa hari liburan di Bali. Merela sempat berwisata ke Gili Trawangan, selanjutnya balik akan melakukan perjalanan ke Objek Wisata Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis. "Kami sekarang mau balik ke penginapan di kawasan Kuta (Kecamatan Kuta, Badung)," ujar Rodrigo.
Paparan berbeda diutarakan seorang wisman dari Prancis, Ellen. Setelah perjalanan balik dari Gili Trawangan ditingkahi musibah, Ellen semalam mengaku akan meneruskan perjalanan ke Sanur, Denpasar Selatan. Sedangkan seorang wisman dari Chili, Compalo, mengaku akan meneruskan perjalanan menuju penginapannya di kawasan wisata Ubud, Gianyar.
Para wisman berjumlah 116 orang yang sempat panik di tengah lait ini harus menunggu sekitar 1 jam, setelah datang angkutan dari Fast Boat Ganggari 189 menjemput mereka di Pantai Pasir Putih, Desa Bugbug, untuk dibawa ke penginapan masing-masing. Hanya saja, mereka harus berjalan kaki sejuah 1 kilometer dalam waktu 1 jam dari Pantai Pasir Putih menuju lokasi parkir mobil jemputan.
Sementara itu, Nakhoda Made Sulatra mengaku tidak pegang data para wisman berjumlah 166 orang yang menumpang kapalnya. Menurut Made Sulatra, data penumpang ada di Operator Fast Boat Ganggari 189 di kawasan Desa Padangbai, Kecamatan Manggis.
Petugas jaga Basarnas Pos SAR Karangasem, I Wayan Merta, juga mengaku tidak mengetahui data riil asal 116 wisman penumpang Fast Boat Ganggari 189 tersebut. "Di TKP sini tidak ada yang tahu data asal wisatawan. Terpenting semua wisatawan asing selamat dan telah diantar ke penginapannya masing-masing," jelas Wayan Merta.
Saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, tadi malam, Kasat Pol Air Polres Ka-rangasem, AKP I Made Wartama, mengaku tidak dapat laporan terkait musibah yang dialami Fast Boat Ganggari 189. "Kami justru belum dapat laporan," jelas AKP Wartama. *k16
Komentar