Pembersihan Rumpon Tuntas Nelayan Tunggu Biaya Ganti Rumpon
SINGARAJA, NusaBali - Proses pembersihan rumpon nelayan terkait survei seismik potensi migas di laut Buleleng tuntas dilakukan.
Sebanyak 285 unit rumpon nelayan yang ada di zona survei diangkat ke darat. Ratusan rumpon tersebut kini sedang diverifikasi di Pelabuhan Celukan Bawang, untuk penentuan biaya pengganti rumpon.
Senior Public Relation PT Technical Geophysical Services (TGS) Indonesia Sholahudin Achmad dihubungi Senin (29/1) kemarin menjelaskan, pembersihan rumpon sudah tuntas seratus persen. Seluruh rumpon yang ada di zona survei ditarik dan dinaikkan ke darat menggunakan kapal Tugboat.
“Pembersihan rumpon yang di awal estimasi dua minggu ternyata baru selesai satu bulan. Saat ini sedang tahap verifikasi rumpon untuk menentukan nilai biaya penggantinya. Nilainya nanti bervariasi, tergantung jumlah bahan dan ukuran rumpon yang sudah disepakati saat sosialisasi di awal,” kata Sholahudin.
Dalam penentuan biaya pengganti rumpon, PT TGS bersama nelayan sudah menyepakati sistem penghitungan berdasarkan banyak bahan yang digunakan, biaya pembuatan, BBM hingga biaya banten. Selain itu nelayan juga akan mendapatkan nilai manfaat per rumpon, yang diberikan sebagai pengganti penghasilan saat tidak melaut sebesar Rp 1 juta. Seluruh biaya pengganti rumpon dan pengganti penghasilan akan dicairkan saat proses survei sudah selesai dilakukan.
Sementara itu proses survei seismik potensi migas juga sudah berjalan sejak Sabtu (13/1) lalu, menggunakan kapal survei khusus yang didatangkan dari China. Menurut Sholahudin, proses survei saat ini baru berjalan 30 persen dengan jarak 12 mil laut dari garis pantai dan kedalaman 600-1.000 meter.
“Estimasi survey 45 hari baru bisa tuntas. Hasil survei belum bisa ditarik kesimpulan karena belum selesai. Semoga saja berhasil ditemukan potensi migas di Buleleng,” terang Sholahudin.7 k23
Senior Public Relation PT Technical Geophysical Services (TGS) Indonesia Sholahudin Achmad dihubungi Senin (29/1) kemarin menjelaskan, pembersihan rumpon sudah tuntas seratus persen. Seluruh rumpon yang ada di zona survei ditarik dan dinaikkan ke darat menggunakan kapal Tugboat.
“Pembersihan rumpon yang di awal estimasi dua minggu ternyata baru selesai satu bulan. Saat ini sedang tahap verifikasi rumpon untuk menentukan nilai biaya penggantinya. Nilainya nanti bervariasi, tergantung jumlah bahan dan ukuran rumpon yang sudah disepakati saat sosialisasi di awal,” kata Sholahudin.
Dalam penentuan biaya pengganti rumpon, PT TGS bersama nelayan sudah menyepakati sistem penghitungan berdasarkan banyak bahan yang digunakan, biaya pembuatan, BBM hingga biaya banten. Selain itu nelayan juga akan mendapatkan nilai manfaat per rumpon, yang diberikan sebagai pengganti penghasilan saat tidak melaut sebesar Rp 1 juta. Seluruh biaya pengganti rumpon dan pengganti penghasilan akan dicairkan saat proses survei sudah selesai dilakukan.
Sementara itu proses survei seismik potensi migas juga sudah berjalan sejak Sabtu (13/1) lalu, menggunakan kapal survei khusus yang didatangkan dari China. Menurut Sholahudin, proses survei saat ini baru berjalan 30 persen dengan jarak 12 mil laut dari garis pantai dan kedalaman 600-1.000 meter.
“Estimasi survey 45 hari baru bisa tuntas. Hasil survei belum bisa ditarik kesimpulan karena belum selesai. Semoga saja berhasil ditemukan potensi migas di Buleleng,” terang Sholahudin.7 k23
Komentar