Gotong Royong Membangun Ogoh-Ogoh di Tanjung Bungkak Kelod
DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-ogoh merupakan salah satu tradisi umat Hindu di Bali yang selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Ogoh-ogoh biasanya diarak pada malam pangerupukan, sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
Di Banjar Tanjung Bungkak Kelod, Desa Tanjung Bungkak, Denpasar Timur, ogoh-ogoh kali ini dibuat secara gotong royong oleh para anggota ST Satya Dharma Laksana. Tidak ada undagi ogoh-ogoh di banjar tersebut, sehingga semua anggota sekaa truna turut serta dalam proses pembuatan ogoh-ogoh.
Aldi Saputra, salah satu anggota ST Satya Dharma Laksana, mengatakan bahwa ogoh-ogoh yang dibuat tahun ini menonjolkan satu tokoh karakter, yakni tokoh wanita. Ogoh-ogoh tersebut dibuat dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, seperti guungan siap, bambu, dan rotan.
"Untuk anggaran kami menyesuaikan dan mencoba meminimalisir biaya," ujar Aldi.
Menurut Aldi, penggunaan bahan ramah lingkungan dalam pembuatan ogoh-ogoh memiliki dampak positif dan negatif.
"Dampak positifnya adalah terciptanya gotong royong dan kebersamaan, menjaga kesehatan, menjaga lingkungan dari pencemaran, dan mensupport UMKM lokalan," jelasnya.
Sementara itu, dampak negatifnya adalah kalah di bahan-bahan jadinya, karena harus bergegas mencari bahan seperti kertas koran yang saat ini sudah mulai langka. Selain itu, ogoh-ogoh yang dibuat dengan bahan ramah lingkungan bersifat sekali pakai, berbeda dengan gabus/styrofoam yang dapat didaur ulang dan diolah kembali.
Meskipun demikian, Aldi dan para anggota ST Satya Dharma Laksana tetap bangga dengan hasil karya mereka. Mereka berharap ogoh-ogoh tersebut dapat memeriahkan malam pangerupukan dan memberikan kesan tersendiri bagi masyarakat. *m03
Komentar